Tanggal 22 Desember 1928 di Jogjakarta tepatnya di ndalem Jayadipuran, dibuka Kongres Perempuan Indonesia. Kongres ini dihadiri oleh puluhan organisasi perempuan dari 12 kota. Kongres ini dirancang untuk meningkatkan hak-hak perempuan di bidang pendidikan. Tujuan mulia ini telah dirintis oleh Ibu Kartini. Saat ini, sudah banyak perempuan yg mengenyam pendidikan, bahkan pendidikan tinggi. Dan di tanggal ini, oleh bung Karno diabdikan menjadi "Hari Ibu" di tahun 1959.
Makna hari ibu pun saat ini mulai bergeser. Dari peringatan terhadap semangat perempuan Indonesia  untuk berbangsa dan bernegara melalui perjuangan awalnya hak pendidikan. Saat ini, peringatan Hari Ibu lebih diperingati oleh banyak orang, yg sekarang diekspresikan melalui medsos, ungkapan cinta kepada ibu. Saling memberikan kado kepada ibu. Bahkan sebelum pandemi, ada berbagai lomba yg diikuti para ibu. Juga ada lomba, bagaimana bapak bisa menyajikan masakan yg sekezat makanan ibu.
Apa pun itu, ungkapan cinta merupakan kata yg dalam terhadap peran ibu dalam tumbuh kembangnya kita semua. Pendidikan awal ditanamkan melalu pola asah, asih dan asuh ibu kita semua. Dengan kudangan ibu kita, kita menjadi tenang dan nyaman. Dengan asuhan ibu, kita menjadi pribadi yang kuat dan tangguh. Kita menjadi orang yang dapat mengabdikan diri pada masyarakat dan juga bangsa ini. Jadi apa yg dikongreskan 92 tahun yang lalu, tetap tercapai tujuannya melalui kasih sayang ibu.
Kasih ibu sepanjang masa.Â
Selamat Hari Ibu.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H