Mohon tunggu...
Dinda Anisa
Dinda Anisa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Berkat Azwar Anas, Biaya Hidup Banyuwangi Paling Murah

21 Desember 2017   20:05 Diperbarui: 21 Desember 2017   20:12 1040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Baru-baru ini bupati Banyuwangi Azwar Anas mengatakan jika Banyuwangi merupakan kota dengan tingkat biaya hidup termurah di Indonesia. Pernyataan tersebut bukan bualan semata. Perkataan Azwar Anas berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh BPS (Badan Pusat statistik).

Dalam Survei Biaya Hidup (SBH) yang dilakukan oleh BPS, menetapkan Banyuwangi sebagai daerah dengan biaya hidup terendah di Indonesia. Dari survei BPS menunjukan bahwa biaya hidup di Banyuwangi sangat jauh lebih murah di bawah rata-rata biaya hidup daerah lainnya di Indonesia.

Biaya hidup untuk wilayah Banyuwangi sebesar Rp 3,03 juta perbulan. Sedangkan, rata-rata biaya hidup secara nasional di Indonesia adalah Rp 5,5 juta per bulan. angka tersebut menunjukan Banyuwangi termasuk salah satu wilayah yang masih sangat murah biaya hidupnya.

Survei SBH sendiri merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh BPS setiap lima tahun sekali. survei tersebut diukur  dengan menetapkan jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk hidup dalam satu bulan. Satuan biaya yang dipakai berdasarkan biaya hidup yang dilihat dari keluarga dengan empat anggota keluarga.

Hasil survei ini tentunya menjadi sebuah prestasi tersendiri bagi Azwar Anas. Karena berhasil membuat Biaya hidupnya murah di Banyuwangi  jika dibandingkan dengan Jakarta yang merupakan wilayah dengan biaya hidup tertinggi di Indonesia. Bila diperbandikan antar kedua daerah tersebut, SBH di Jakarta lebih dari dua kali lipat SBH di Banyuwangi. Saat ini Jakarta yang menempati posisi tertinggi SBH dengan total mencapai 7,5 juta.


Mengawasi dan Meningkatkan


Azwar Anas juga sempat mengatakan bahwa ia akan berusaha mempertahankan hal tersebut. Pengendalian harga kebutuhan pokok akan tetap  dilakukan. Pemkab Banyuwangi akan selalu melakukan kontrol terhadap pasar agar inflasi tetap dalam batas aman dan tidak merugikan masyarakat.

Menurut Azwar Anas,  percuma saja jika pendapatan masyarakat naik tetapi harga pokok tetap mahal. Artinya kesejahteraan sama saja tak dapat terwujud.  Maka dari itu Banyuwangi  berusaha untuk memastikan peningkatkan pendapatan perkapita masyarakatnya.

Peningkatan Banyuwangi pada sektor ekonomi memang begitu pesat. Azwar Anas berusaha untuk menggenjot potensi perekonomian di Banyuwangi secara maksimal melalui berbagai bidang, terutama pada sektor pariwisata.

Dapat dilihat kesuksesan Azwar Anas yang terbukti berhasil meningkatkan pendapatan per kapita Banyuwangi yang tadinya Rp. 14,7 juta pada tahun 2010, menjadi  Rp. 33,7 pada 2015 dan kemudian menembus Rp. 41 juta. Selain itu Indeks Ketimpangan atau gini ratio Banyuwangi juga turun dari 0,33 menjadi 0,29.

Hal ini dapat terjadi karena Azwar Anas mampu menyiasati turunnya indeks ketimpangan di Banyuwangi dengan menciptakan iklim ekonomi kondusif yang membuat biaya hidup  murah tetapi diikuti oleh pendapatan masyarakat juga semakin meningkat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun