Saya tentu memilih menerjemahkan text to video, untuk meminta Pictory membuatkan sebuah video mengenai narasi yang dihasilkan oleh ChatGPT tadi. Laman ini akan meminta bagaimana kita menginginkan resolusi video seperti potrait atau landscape. Jika video ingin diunggah di sosial media seperti TikTok atau Instastory bisa menggunakan potrait, jika ke Youtube bisa menggunakan format landscape.
Setelahnya kita akan diminta menentukan beberapa templet yang bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan, saya memilih templet untuk video persentasi perusahaan.
Seketika ilustrasi dari setiap penggalan script yang kita bagikan kepada Pictory sudah disulap berupa video. Saya tidak memasukkan, menyunting atau merubah sedikitpun dan langsung memprosesnya. Hasilnya, kemudian saya unggah dalam Kanal Youtube yang bisa disaksikan dalam video di bawah ini.
Secara keseluruhan, hasil video yang dibuat memanfaatkan Artificial Intelligence (AI) tergolong cukup profesional. Namun begitu, lantaran dibuat dengan templet, maka memungkinkan video akan menyerupai hasil permintaan dari pengguna lain. Sampai sini apakah layak teknologi tersebut mengancam profesi editor video?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI