Mohon tunggu...
Adi Gunawan
Adi Gunawan Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Seorang jurnalis, penulis dan blogger. Aktif dalam kegiatan di alam bebas, outbound dan travel agent.

Selanjutnya

Tutup

New World

Ancaman Besar Teknologi AI di Masa Politik

22 Februari 2023   18:19 Diperbarui: 22 Februari 2023   18:44 1207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi robot AI memilih kotak suara. Sumber gambar: goodworklabs.

Teknologi kecerdasan buatan atau yang biasa disebut Artificial Intelligence (AI) dinilai memiliki ancaman yang cukup besar. Salah satu ancaman teknologi AI adalah berupa privasi dan keamanan data.

Pasalnya, dengan kemampuan AI yang diprogram untuk memproses data yang sangat besar dan kompleks sangat mungkin digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data pribadi masyarakat luas.

Kendati demikian, kekhawatiran terbesar kini menjadi tantangan yang serius. Dimana data tersebut akan beresiko jatuh ke tangan yang tidak tepat, atau dapat dikatakan menjadi ancaman jika digunakan untuk hal yang jahat.

Hadirnya AI memang beresiko adanya pihak yang melakukan pemantauan dan penyalahgunaan data, dan bahkan berpotensi dapat mengancam keamanan nasional.

Bertemali dengan itu teknologi AI dapat memengaruhi kebijakan sosial dan politik melalui pengambilan keputusan otomatis. Dalam hal ini, adanya peluang masuk ke dalam hiruk piruk Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.

Dalam praktiknya kecerdasan buatan seperti AI ini dapat digunakan untuk memilih calon politik, mengatur lalu lintas informasi dan opini, atau bahkan memantau aktivitas seseorang.

Tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi kecerdasan buatan memang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan politik, termasuk dalam pemilihan umum.

Bahkan, banyak praktik kampanye politik mulai menggunakannya untuk meningkatkan efektivitas. Cantoh paling umum penggunaan data analasis memprediksi perilaku pemilih dan untuk mempengaruhi opini publik.

Pemilu 2024 nampaknya akan lebih mengerikan jika semua hal demikian dapat dilakukan hanya dengan sekejap mata.

Pasalnya untuk dapat mengumpulkan informasi dari platform media sosial maupun situs web atau mengidentifikasi isu politik penting bagi pemilih sangatlah mudah dilakukan. Belum lagi untuk mengatur arus sentimen publik atau sekedar merancang pesan kampanye.

Tidak sampai di sana, teknologi AI juga sangat mampu untuk digunakan mengirimkan pesan kampanye ke calon pemilih secara personal dan terarah. Cepat dan berantai!

Sebenarnya sudah ada beberapa kasus mengenai pemanfaatan teknologi AI dalam menghadapi Pemilu. Seperti salah satu contohnya yang dilakukan Cambridge Analytica, sebuah perusahaan yang bekerja pada kampanye Presiden AS Donald Trump pada 2016 dan kampanye untuk keluar dari Uni Eropa pada referendum Brexit.

Praktiknya, Cambridge Analytica membeli sejumlah besar data pribadi dari situs data kemudian dilakukan sinkronisasi untuk menemukan basis data pemilih.

Tendangan mautnya, Cambridge Analytica kemudian menggunakan teknologi AI untuk menganalisis data tersebut dan menghasilkan pesan kampanye yang ditargetkan secara spesifik ke pengguna Facebook dan Twitter. Boom!

Meski Facebook dan Twitter memiliki kebijakan melarang periklanan dalam konteks politik di lingkup situs mereka, namun nyatanya praktik seperti ini masih sulit untuk dibendung.

Dalam hal ini Teknologi AI memang dapat digunakan untuk membuat konten palsu dan penyebaran desinformasi melalui media sosial. Hal ini tentu akan memberikan pengaruh besar dalam pemilihan.

Bahkan, di sejumlah negara teknologi AI digunakan untuk memantau aktivitas online pengguna dan membatasi kebebasan berekspresi.

Sejauh ini kegaduhan di sosial media beberapa waktu ke belakang memang hanya menciptakan dua istilah saja "Cebong" dan "Kampret".

Namun bagaimana jadinya jika kegaduhan yang belum terselesaikan hingga sekarang ini diterjang dengan kehebatan dari teknologi AI? Itu menjadi tantangan kita di masa Pemilu 2024 mendatang.*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun