Mohon tunggu...
Adi Gunawan
Adi Gunawan Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Seorang jurnalis, penulis dan blogger. Aktif dalam kegiatan di alam bebas, outbound dan travel agent.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Chat GPT Hanya Tulisan, Kenapa Harus Takut? Yang Ini Justru Lebih Ngeri

20 Februari 2023   12:20 Diperbarui: 24 Februari 2023   05:58 10595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Chat GPT. Foto: Pexels by Tara Winstead dan Logo OpenAI

Chat GPT memang belakangan menjadi sorotan lantaran dikhawatirkan mengancam banyak nasib profesi kreatif.

Seperti kita ketahui Chat GPT memang mampu menjalankan perintah sesuai dengan keinginan penggunanya. Seperti mebuat artikel, karya ilmiah hingga menjawab informasi seputar umum.

Namun bagaimanapun, Chat GPT hanyalah chatbot, yang sebenarnya praktiknya tidak lebih seperti aplikasi chatting kencan.

Dahulu, pada tahun 2002 ISMaker meluncurkan sebuah aplikasi bernama SimiSimi. Aplikasi ini merupakan aplikasi chatting yang dikendalikan oleh robot, pengguna bisa berbincang dengannya untuk mengisi waktu luang. Terutama para jomblo.

Bedanya, Chat GPT diberi kelengkapan informasi yang mampu menjawab semua pertanyaan. Meskipun, terkadang chatbot seperti ini memang mengalami error atau memberikan kesalahan dalam informasi.

Jika dibandingkan, rasa-rasanya nyaris tidak ada bedanya. Baik SimiSimi maupun Chat GPT, sama-sama hanya berfungsi sebagai ruang ngobrol bagi pengguna. Pembedanya hanyalah tingkat kecerdasan pada robot itu sendiri.

Sebenarnya, bicara mengenai Chat GPT yang merupakan pengembangan dari Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dengan model chatbot bukanlah sebuah ancaman besar.

Sebab ada beberapa model pengembangan AI yang jauh lebih mengerikan lagi, hanya saja tidak booming seperti Chat GPT ini.

Beberapa perusahaan pengembangan AI seperti OpenAI juga mengembangkan yang dapat menghasilkan gambar-gambar yang realistis dan berkualitas tinggi berdasarkan deskripsi teks yang diberikan oleh pengguna.

Sebut saja seperti Midjourney, DALL-E dan CLIP menggunakan teknologi deep learning dan algoritma generatif untuk memahami konteks deskripsi teks dan menghasilkan gambar yang sesuai dengan deskripsi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun