Hallo, Assalamualaikum teman teman, perkenalkan nama saya Danu Cahya Prastiyo. Saya adalah salah satu mahasiswa penerima Beasiswa 50 % dari STP Trisakti. Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan sedikit pendapat saya tentang pelaksanaan Study From Home/SFO yang dilakukan oleh suatu institusi Pendidikan atas kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah. Dalam tulisan ini, saya hanya akan membahas mengenai hasil pelaksanaan Study From Home/ SFO untuk anak SD kelas 1-3 selama 11 bulan terakhir.
Sejak Kemdikbud menerbitkan surat edaran tentang Study From Home /SFO bulan Maret tahun 2020 lalu, sudah hampir 1 tahun penuh anak anak peserta didik sekolah melakukan kegiatan Study From Home guna menghindari Covid 19. Dengan kebijakan Study From Home /SFO ini, selurun elmen ekosistem pendidikan harus beradaptasi dengan metode pembelajaran jarak jauh yang sebelumnya"Jarang " diterapkan. Lantas, apakah kebijakan Study From Home/ SFO ini sangat efektif atau justru malah menurunkan semangat belajar anak anak peserta didik Sekolah Dasar ? Mari sama sama kita simak.
1. Anak Kurang Memahami Materi Yang Diberikan
Ketika proses belajar mengajar yang biasanya dilakukan di ruang kelas sekolah, kini harus menjalankan "Normal Baru ". Dimana, proses belajar mengajar dilakukan dengan metode Study From Home /SFO, yang pada umumnya menggunakan media elektronik dan internet sebagai platform untuk melakukan kegiatan belajar mengajar ini. Â Pada kegiatan ini tentu sangatlah wajar sekali jika anak anak peserta didik belum bisa memahami materi yang disampaikan oleh gurunya. Mengingat, mereka biasanya berinteraksi langsung dengan guru mereka tanpa dibatasi oleh jarak dalam kegiatan proses belajar mengajar.Â
Lalu, bagaimana cara yang dapat dilakukan agar anak dapat memahami materi yang diberikan oleh gururnya ?
Nah, hal yang bisa teman teman lakukan agar anak atau adik kita memahami materi yang diberikan  oleh guru mereka adalah dengan cara memberikan suatu reward atau hadiah kecil jika anak atau adik kita menyelesaikan pembelajaran tatap muka melalui internet.
Seperti contoh yang dilakukan oleh Ibu saya ketika adik saya menyelesaikan pembelajaran online nya melalui Zoom Meeting, ibu saya selalu memberikan hadiah kecil seperti Roti Pizza kecil untuk sarapan atau 1 bungkus kecil makanan sereal. Dan  yang dilakukan ibu saya adalah sangat efektif dimana ketika sebelum pembelajaran dimulai ibu saya selalu bertanya ke adik saya seperti, Â
"Kalau selesai sekolah mau beli apa?" dan semisal adik saya menjawab  "Mau susu kacang "Â
nah setelah selesai pembelajaran online ibu saya memberikan susu kacang tersebut kepada adik saya. Hal yang sama bisa teman teman terapkan jika anak atau adik teman teman memiliki masalah seperti tidak mau mengikuti tatap muka online, yang akan berdampak pada peserta didik kurang memahami materi yang diberikan.
2. Peranan Penting Orang Tua
Dalam hal ini maksud dari peranan penting orang tua adalah , Orang tua sangat perlu untuk mengikuti  pembelajaran anak yang dilakukan secara online,  mempelajari materi yang disampaikan oleh guru dan mengajarkan kembali materi kepada peserta didik , agar anak atau adik kita yang duduk di bangku sekolah dasar dapat memahami dan mendalami materi yang diberikan oleh guru mereka.Â
Kesimpulannya :
Menurut saya, dalam kegiatan Sekolah Dari Rumah yang telah berlangsung selama 11 bulan ini belum sesuai yang diharapkan. Memang, banyak sekali kekurangan  dalam kegiatan Study From Home /SFO ini , karena kita jarang sekali melakukan kegiatan ini sebelumnya. Dua poin diatas sangat menggambarkan betapa belum efektifnya pembelajaran online yang dilakukan dari rumah. Akan tetapi,  melihat keadaan pandemi yang semakin memburuk dimana kasus positif Covid dan korban meninggal terus berjatuhan. Kegiatan Study From Home/SFO ini sangat membantu sekali agar anak anak peserta didik bisa terus belajar, walaupun berbeda dikeadaan sebelumnya (Old Normal ). Saya sangat berharap agar sekolah dan pemerintahh dapat memberikan yang terbaik dari pelaksanaan kegiatan Study From Home ini.
Mungkin cukup sekian pemaparan pendapat saya, tentang hasil Study From Home /SFO yang sudah berjalan dalam 1 tahun kebelakang ini. Ini adalah pendapat saya, yang bisa jadi sepenuhnya salah dan bisa jadi "Ada" benarnya. Teman teman semua bisa setuju dengan apa yang saya tulis, dan boleh saja tidak setuju dengan apa yang telah saya sampaikan, karena sekali lagi saya hanya menulis Pendapat Saya.
Sebagai informasi terakhir kepada teman teman, saya membuat tulisan ini sebagai bentuk tanggung jawab saya sebagai penerima beasiswa 50 % dari STP Trisakti. Saya kira cukup itu saja, Terima Kasih banyak saya ucapkan kepada teman teman semua yang telah membaca tulisan saya. Kurang lebihnya mohon maaf.Â
Wassalamualaikum, wr. wb.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H