Tantangan Masa Depan : Studi Antropologi dalam Ilmu Forensik
Dewasa ini, dengan banyaknya beragam kasus kejahatan dan beberapa kecelakan masal yang terjadi menuntut Indonesia memiliki ahli antropologi forensik. Sebagai bidang yang spesial dan unik, tidak banyak orang yang ingin mengandrungi keilmuan ini. Dari sekian banyak, pionir antropologi forensik adalah Toetik Koesbardiati (dosen pengajar FISIP Universitas Airlangga) dan Rusyad A.Suriyanto (dosen pengajar Universitas Gajah Mada) yang kerap kali menangani banyak kasus-kasus yang  telah terjadi.
Berkaitan dengan melahirkan banyak ahli dalam bidang ini perlu dikembalikan konteksnya ke dalam pendidikan tinggi Indonesia. Sampai saat ini baru Sekolah Pascasarjana Airlangga yang memiliki program studi Magister Ilmu Forensik (Non-Kedokteran) dimana didalamnya diajarkan pengembangan matakuliah antropologi berupa antropologi forensik. Itupun hanya dituangkan dalam 2 sks perkuliahan dalam satu semester.
Sebuah masa studi yang sangat pendek untuk mencetak ahli antropologi forensik. Ke depannya, diharapkan banyak universitas yang menunjukkan perhatiannya kepada dunia forensik, khususnya pengembangan antropologi forensik sebagai suatu progam studi yang spesifik dan berdiri sendiri. Mengingat masih banyak sekali masalah kejahatan yang telah terjadi dan akan terjadi dikemudian hari  yang membutuhkan bantuan antropolog forensik untuk mengungkapkan kejahatan.Â
*Dicky C.Wibowo
Mahasiswa Program Magister Ilmu Forensik
Universitas AirlanggaÂ