Spanduk tergantung tanpa ada tanda-tanda usaha untuk dibereskan, stiker-stiker menempel sembarangan di mana-mana. Nah di sini pun ada keheranan kuat, apakah mereka para caleg tidak pernah takut fotonya akan disantet? Karena stiker foto mereka seringkali terpampang di mana-mana beserta nama lengkap mereka ditambah titel-titel. Mungkin mereka setiap hari mengamalkan doa tertentu dan minum air kelapa ijo.
Begitulah yang dimaksud politik kotor. Semakin ironis bila sang calon membahas betapa pentingnya menjaga lingkungan hidup lalu saat berkampanye stiker-stiker fotonya, spanduk-spanduk dirinya, pamflet-pamflet programnya tertempel di mana-mana tanpa pilih kasih. Dinding tong sampah pun seringkali dipercaya untuk menjadi sarana bersandar fotonya. Sedih.
Untuk hal mendasar saja mereka seperti itu. Semoga bila saya membuat video yang mengajak para calon dewan untuk membersihkan stiker-stiker dan spanduk-spanduk mereka seusai kampanye saya tidak bernasib sama dengan KFC yang diserang warganet ketika mengkampanyekan bersihkan meja seusai makan. Akhir kata, saya janji akan memilih anggota dewan yang dalam programnya memasukkan poin: membersihkan alat-alat kampanye dari sarana umum seusai kampanye.
Din. BIA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H