Mohon tunggu...
Dimas Bagas Arifianto
Dimas Bagas Arifianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Jakarta

Mahasiswa Sistem Informasi UIN SH Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peluang Emas Mahasiswa Berprestasi dalam Teknologi Digital

1 November 2024   00:07 Diperbarui: 1 November 2024   00:09 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sejak saat kita usia dini, yang selalu diajarkan pertama kali adalah tentang bagaimana caranya membaca, menulis, dan menghitung. Pengenalan literasi digital di usia tersebut merupakan pondasi untuk membangun keterampilan kognitif dan sosial di masa depan. Pendidikan literasi di jenjang-jenjang awal pendidikan memang sangat penting sebab tidak hanya bisa memahami simbol dan huruf, tetapi juga dapat menumbuhkan minat dan kecintaan terhadap buku dan membaca.

Lalu beranjak mulai masuk ke masa Sekolah Menengah Akhir (SMA), dimana masa ini memang sangat krusial untuk seorang pelajar, sebab dimasa ini mereka bersiap masuk dari pendidikan formal menuju dunia kerja atau perguruan tinggi. Kemampuan literasi yang baik di masa SMA berperan sentral dalam proses belajar, kemampuan dalam memahami teks ilmiah, serta sumber informasi yang memungkinkan untuk di menganalisis, memproses informasi secara kritis. Kemampuan itulah yang harus dibiasakan sejak usia dini hingga masuk SMA, bahkan kuliah karena di masa itu lebih kompleks karena semua hal serba mandiri.

Sebelum lanjut lebih jauh, apa sih itu literasi? dan apa itu literasi digital?. Literasi adalah kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, memahami, menginterpretasikan, dan menggunakan informasi dengan baik. Yang membedakan dengan literasi digital adalah kemampuan dalam menggunakan media digital, alat komunikasi, dan jaringan internet dalam mengolah informasi.

Di era globalisasi saat ini, literasi digital menjadi salah satu prioritas utama bagi setiap mahasiswa di dunia perkuliahan. Semua sistem pembelajaran di perguruan tinggi negeri (PTN) atau Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) menggunakan media digital, seperti dalam pembelajaran kelas ada pemberian materi melalui e-book, powerpoint, zoom class, dan seminar. Lalu dalam pemberian tugas seperti jurnal, tugas makalah, essai, bahkan hingga skripsi semua memakai media digital dalam mendukung kegiatan perkuliahan.

Namun, masih banyak perguruan tinggi baik PTN atau PTKIN yang terdapat berbagai problematika yang muncul seperti, kesenjangan akses terhadap teknologi. Meskipun teknologi di zaman sekarang sudah sangat pesat dan mudah di akses, tidak semua mahasiswa memiliki akses yang setara dalam mengakses informasi digital, baik dari kemampuan perangkat digital atau cakupan internet yang stabil di daerah tersebut. Mahasiswa dari 1latar belakang ekonomi yang kurang mampu atau letak perguruan tinggi tersebut yang masih belum terjamak oleh internet yang digunakan untuk mengakses pembelajaran digital yang diperlukan. Hal tersebut dapat menimbulkan kecemburuan dalam kualitas pembelajaran.

Problematika selanjutnya adalah, dampak negatif kecanduan teknologi. Kemudahan kita sebagai mahasiswa dalam mencari informasi sebagai referensi tugas kuliah memang dampak yang positif, tetapi seringkali mahasiswa teralihkan ke hal tidak bermanfaat, terutama sosial media.

Jika kita menggunakan nya secara positif, sosial media dapat berfungsi untuk mencari informasi, mencari lowongan kerja, magang, volunteer yang dapat meningkat soft skill mahasiswa, tetapi jika menggunakan kearah negatif,  alih-alih menggunakan untuk hal-hal yang produktif, mahasiswa justru terjebak dalam penggunaan yang berlebihan dan tidak terkontrol. Ini mengakibatkan penurunan konsentrasi, produktivitas, meningkatkan kemalasan, serta rentan akan gangguan kesehatan seperti kecemasan berlebih atau stress.

Secara keseluruhan, problematika literasi digital di perguruan tinggi merupakan masalah yang serius dan butuh perhatian serius dari berbagai pihak, baik pihak universitas, pemerintah, tenaga pengajar maupun mahasiswa itu sendiri. Upaya yang dapat dilakukan adalah bisa dengan cara penyediaan akses teknologi yang merata, pihak kampus dan pemerintah harus bisa bekerja sama dengan pembangunan infrastruktur telekomunikasi di daerah terpencil. Contoh nya adalah Program Bakti  yang diselenggarakan oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) melalui Badan Aksebilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI). Program ini berfokus pada daerah terpencil dan tertinggal berguna untuk menjembatani kesenjangan digital agar masyarakat dan mahasiswa di daerah tersebut mendapatkan layanan internet guna pembelajaran di perkuliahan.

Upaya selanjutnya yang bisa dilakukan adalah pemberian bantuan atau beasiswa kepada mahasiswa yang memiliki latar belakang ekonomi kurang mampu. Pemberian beasiswa merupakan langkah ideal untuk menjembatani kesenjangan ekonomi bagi semua kalangan. Beasiswa tidak hanya meringankan beban finansial mahasiswa, tetapi juga membuat mahasiswa memiliki semangat untuk berkontribusi mencetak prestasi-prestasi baik nasional maupun internasional. Program beasiswa yang diselenggarakan oleh pemerintah ada Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K), beasiswa LPDP, serta masih ada banyak lagi dari pihak kampus, perusahaan, yayasan.

Literasi digital penting dibangun sejak dini dan menjadi kunci keberhasilan di perguruan tinggi. Namun, tantangan seperti kesenjangan akses teknologi dan kecanduan media sosial masih menjadi hambatan bagi mahasiswa. Solusi untuk mengatasi ini meliputi penyediaan infrastruktur teknologi yang merata, seperti program BAKTI Kominfo, dan pemberian beasiswa untuk mahasiswa kurang mampu, seperti KIP-Kuliah. Kolaborasi antara pemerintah, universitas, dan pihak terkait sangat diperlukan untuk menciptakan akses pendidikan yang inklusif dan mendukung perkembangan mahasiswa di era digital.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun