Mohon tunggu...
Dayu Permata
Dayu Permata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang tertarik dengan sains

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Stevia, si Manis Rendah Kalori

2 Juni 2022   22:38 Diperbarui: 2 Juni 2022   22:40 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gula adalah salah satu komoditas yang memegang peran penting di sektor perkebunan. Sebagai bahan utama pemanis sekaligus bahan pokok, jumlah permintaan gula di Indonesia sendiri terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan meningkatnya jumlah pertumbuhan penduduk, pendapatan masyarakat, dan peningkatan industri makanan dan minuman.

Gula merupakan sumber kalori keempat setelah padi-padian, pangan hewani, minyak, dan lemak. Jika mengonsumsi gula berlebihan sering kali menyebabkan masalah kesehatan, seperti gigi berlubang, tekanan darah tinggi, obesitas, dan diabetes melitus. Untuk itu diperlukan alternatif pengganti gula yang rendah kalori dengan tetap memberikan rasa manis. Pemanis pengganti gula yang beredar di pasaran umumnya berasal dari hasil sintesa kimia seperti: aspartam, sakarin, dan siklamat. Pemanis buatan ini mempunyai rasa manis kurang lebih 200-700 kali gula. Selain itu pemanis ini banyak menimbulkan masalah bagi kesehatan dan diduga dapat menimbulkan kanker, sehingga pemakaiannya dibatasi tak hanya di Indonesia, namun juga di berbagai negara.

Untuk mengatasinya, dikembangkan alternatif pengganti gula dari bahan alami. Salah satunya, yaitu gula Stevia yang diekstraksi dari tanaman Stevia rebaudiana.

Stevia merupakan tanaman semak-semak dari keluarga bunga matahari dan merupakan tanaman asli Amerika Selatan. Sebagai pemanis tanpa kalori, tanpa penambahan bahan kimia, dan tanpa menimbulkan efek samping yang serius, Stevia cepat populer di seluruh dunia. Banyak negara yang telah memanfaatkan Stevia sebagai alternatif alami pengganti gula, seperti Amerika Selatan, Jepang, Korea, dan China. Namun, penggunaannya di Indonesia hingga saat ini masih terbatas padahal Stevia memberikan banyak keuntungan bagi kesehatan yang telah dibuktikan oleh lebih dari 500 penelitian, beberapa diantaranya:

1.Aman bagi penderita diabetes dan obesitas
Daun Stevia mengandung glycoside dengan konstituen utama stevioside dan rebaudioside yang mampu memberikan rasa manis hingga tingkat kemanisan 300 kali dari sukrosa, tetapi tidak menghasilkan kalori, sehingga aman dikonsumsi penderita diabetes dan obesitas.

2. Tidak menyebabkan gigi berlubang
Zat pemanis dalam Stevia berupa stevioside dan rebaudioside tidak dapat difermentasi menjadi asam oleh bakteri di dalam mulut, sehingga tidak menyebabkan gigi berlubang.


3. Tidak menyebabkan kadar gula darah tinggi
Dari hasil penelitian, orang yang mengonsumsi gula Stevia memiliki kadar gula darah yang lebih rendah dibandingkan dengan orang yang mengonsumsi gula non Stevia.


4. Menekan tekanan darah sistolik dan diastolik
Stevioside memiliki efek antihiperglikemik dengan meningkatkan respons insulin dan menekan kadar glukagon serta anti-hipertensi yang dapat menekan tekanan darah sistolik dan diastolik.

5. Berpotensi sebagai obat anti kanker
Dari penelitian in-vitro, menghasilkan bahwa ekstrak Stevia rebaudiana berpotensi sebagai obat anti kanker.

6.Tahan suhu tinggi
Stevia tahan pada suhu tinggi hingga 200C, range pH 3-9, dan tidak menimbulkan warna gelap saat pemasakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun