"Mencari sebuah kenyamanan yang sesungguhnya itu sangat sulit. Tapi tidak dengan diriku, bahkan aku kehilangan kenyamanan tersebut tanpa disangka-sangka"
Di sebuah kota besar yang menjadi ibukota Negara ini, aku hidup dan berkembang menjadi manusia yang seutuhnya. Kehidupan yang sangat keras dan butuh perjuangan diajarkan di kota ini. Sampai saat dimana aku menemukan seseorang yang sangat tepat untuk menjadi pendampingku.
Mei, 2011
Disalah satu sebuah mall kotaku dengan penuh keramaiannya.
"Day, kenalin nih teman aku Riski namanya." Ujar Shinta (Teman baikku).
"Hai Riski." Sapaku dengan sangat malu.
"Hai juga Dayu." Sapaan balik dari Riski.
Saat perkenalan itu aku semakin dekat dengan Riski dari mulai chatting, videocall, dan sampai main bersama. Perkenalan singkat melalui perantara temanku ini, mungkin sudah biasa di terapkan oleh kabanyakan orang.
Tepat pada tanggal 3 Juli 2011 aku dan Riski memutuskan untuk memiliki sebuah hubungan yang ternama yaitu "Pacaran". Hanya dengan 2 bulan lamanya aku berkenalan, dekat dan memutuskan untuk lebih mengenalnya melalui status hubungan ini.
November, 2011
Canda tawanya selalu membuat diri ini lupa akan sesuatu yang aku rasakan begitu pedih selama ini.
"Kamu harus kuat, kamu pasti bisa"
"Ada aku disini, kamu tidak perlu khawatir"
"Aku akan selalu bersamamu kapanpun, dimanapun kau butuh aku"
Ocehannya yang selalu membuat ku ingat pada tuhan. Meminta pertolongan untuk apa yang aku rasakan.
"Dayu, jangan lupa shalat"
Tidak hanya sekedar ocehan yang dilanturkan, namun perlakuannya yang mengajarkan ku untuk menuruti nasehatnya.
Disaat kita bermain, dia menjagaku dengan penuh kasih sayang. Â Tanpa pernah menyakiti hati bahkan fisik ini. Bagaimana tidak nyaman? Perlakuannya selalu membuatku luluh. Riski tidak merokok, jarang bermain, bisa di katakan anak rumahan tetapi tetap saja dia punya banyak teman dan bermain dengan temannya.
Januari, 2012
Akhir-akhir ini perjalanan kita semakin sulit untuk dihadapi. Dengan penyakit yang aku alami sudah lama membuat diri ini sangat terpukul dengan ketulusan Riski.
"ah, tubuh ini terasa lemas sekali, sudah tidak kuat rasanya" bergumam di dalam hati dengan badan yang sudah tidak berdaya.
Tiba-tiba Riski datang kerumahku.
"ngapain kamu tiba-tiba kesini?" sapaku dengan aneh
"tidak boleh? Hanya ingin melihat kalau kau hari ini baik-baik saja." Balasan Riski
"aku baik-baik saja"
Pada saat itupun tiba-tiba aku menyisirkan rambutku sendiri yang sudah sangat tidak terawat. Dari kejauhan, Riski menghampiriku dan berkata,
"katanya kau baik-baik saja? Bagaimana mungkin kau baik-baik saja kalau rambut kau saja rontok seperti ini?" dengan nada penuh perhatian dan sedih.
Akupun tidak menyadari bahwa rambutku semakin tipis.
Hari semakin berlalu tipesku semakin akut sampai saja rambutku ingin botak. Rasanya tubuh ini benar-benar sudah tidak memiliki semangat. Perhatian Riski yang membuatku semakin lama bersemangat bahwa aku akan sembuh. Sentuhan tangannya untuk merawatku terus terjalin tanpa pernah luput. Usaha mencarikan obat untukku semakin membuatku percaya bahwa malaikat tak bersayap untukku ada nyata.
Pikirku adalah dia akan meninggalkanku disaat aku sedang sakit parah sampai benar-benar tak berdaya. Tapi yang dia lakukan selalu ada untukku.
Sampai saat dimana aku sudah merasakan badan enak. Akhirnya, aku memutuskan untuk pergi dengannya sekalian mencari hiburan di luar.
Belum saja sampai pada tempat tujuan, baru saja jalan, menghirup polusi, tiba-tiba
"ahhhh...." Suaraku dengan penuh kesakitan dan memegang dada ini terasa terikat.
Ternyata asmaku kambuh.
"kamu kenapa day ?" Tanya Riski dengan penuh kepanikan.
"ahhh...." Untuk kedua kalinya semakin sakit dada ini.
Dan akhirnya akupun pingsan di sela kita jalan. Dengan sigap Riski membawaku ke puskesmas terdekat. Sangat terharu diri ini, selalu merepotkan orang yang selalu ada buat aku. Sampai pada saat aku tak tahu harus berbuat apa untuk membalasnya.
Mendengar asmaku kambuh dan semakin parah menurut dokter, akhirnya aku bisa dibawa pulang. Tergeletak sudah tubuh ini merasa tak berdaya.
"kamu harus kuat, aku akan selalu ada untukmu, tanpa meninggalkanmu tenang" ujar Riski.
Mendengar kalimat tersebut mataku mulai berlinang tanpa berhenti airpun keluar dari mata ini untuk membuktikan bahwa aku sudah tidak bisa apa-apa selain aku berdoa dan bersyukur kenal dengan Riski.
Riski pun pulang.
3 hari kemudian Riski datang kerumah membawa sate daging biawak yang dianggap ampuh menyembuhkan penyakit asmaku. Tanpa disangka dia menceritakan bagaimana mencari daging biawak itu. Padahal, mencari daging biawak itu sangat sulit sekali. Penuh pegorbanan untuk mendapatkannya, sampai-sampai dia harus ke plosok-plosok untuk mendapatkannya.
-2014
Penyakitku pun sudah mulai meredam, asamaku sembuh karna usaha dia, serta doa-doa orang di sekitarku. Aku bisa menjalani hariku lebih dari bebas tanpa penyakit. Aku sudah mengangkat hati ini hanya untuk Riski. Tidak akan pernah aku sia-siakan orang seperti dia.
Jumat malam pukul 21.00 wib
Dengan Susana gelap dan dingin, para segerombolan anak-anak yang ingin tawuran sudah siap di depan Smk ku untuk menunggu musuhnya.
Pada saat itu pun Riski baru saja pulang main dari rumah temannya yang tak jauh dari lokasi Smk ku. Namun, dia mengenakan kaos bebas kan celana Sma. Tak disangka Riski melewati depan sekolahku dimana sedang ada beberapa anak yang sedang menunggu musuhnya.
Ketika sedang melewati depan sekolahku dengan santai nampak dari dekat segerombolan itu menyangka bahwa Riski adalah musuhnya. Lalu, Riskipun diserang dengan sangat semena-mena. Dengan tubuh kaget dan tak bisa berkutik Riski hanya bisa menerima apa yang diperlakukan oleh segerombolan itu.
Pukul 23.00
Riski dibawa ke Rumah Sakit terdekat, namun diperjalanan nyawa Riskipun tak tertolong. Medis menyatakan bahwa Riski terkena 3 tusukan celurit di badannya.
Minggu pagi aku baru saja diberi kabar oleh Shinta
"Day,maaf sebelumnya ada kabar buruk Riski meninggal hari Jumat malam."
Sangat terpukul mendengar itu, pantas saja akhir-akhir ini aku tak mendapatkan kabar darinya. Rabu kemarin terakhir kita bertemu dan melakukan komunikasi. Keluarga dari pihak Riski tak mampu menahan apa yang terjadi sehingga tidak mengabarkan kepadaku karena takut.
Riski meninggal oleh hantaman baku senjata dari anak-anak Smk ku. Pada saat aku mengetahui itu tak mampu diri ini berdiri lagi. Yang ku lakukan adalah datang kerumahnya dan bertanya pada keluarganya mengapa tak memberi tahu padaku pada saat itu juga ?
"maaf sekali Dayu, ibu tidak mau kamu terpukul atas berita ini karna tersangkanya sendiri anak-anak dari Smk kamu."
Mendengar penjelasan dari ibunya Riski, aku hanya bisa terdiam dan tidak pernah terbayangkan.
Hanya tangisan yang bisa ku lakukan, penuh air mata di pipi ini.
Pada saat itu aku membantu pihak keluarga korban untuk mengurus ke persidangan. Sampai pada saat aku tidak berpihak pada sekolahku sendiri. Dan pada saat itupun dinyatakan 4 orang di penjara dan beberapa anak yang tersangkut dikeluarkan dari Smk ku.
Selama 3 setengah tahun aku menjalani hubungan dengan Riski sampai benar-benar aku percaya banget dengan apa yang dikatakan. Tapi aku mendapatkan akhir yang sangat tragis sekali. Tanpa pernah disangka kenyamanan itu hilang tiba-tiba. Belum saja aku melihat jasad terakhirnya, aku sangat merindukannya sampai saat ini. Inginku menitipkan surat padanya.
Dengar musik (setia-cover bianca jodie)
Dear Riski
Kaulah orang yang ku kenal tanpa pernah berhenti untuk mengenalmu.
Kali ini kenapa aku merasakan kehilangan disaat aku menemukanmu untuk sempurna bersamaku.
Disaat orang-orang mencari kenyamanan yang sesungguhnya, aku sudah mendapatkan itu.
Tetapi kenapa itu seketika hilang.
Disaat aku butuh kau selalu ada untuk ku.
Tapi, kenapa disaat kau butuh aku? Aku tidak ada.
Aku yang terlalu bodoh. Selalu saja memikirkan diri sendiri.
Rasa ini akan tetap disaat kau ada maupun tiada.
Kini kenangan buku yasinmu dan beberapa bajumu yang masih ku simpan untuk mengenang terakhir kalinya kau hidup.
Aku yakin kau tetap ada disampingku seperti kalimat yang kau lanturkan untukku.
Namun, kali ini bayanganku adalah kamu yang tak nyata.
Terima kasih Riski
-ED
"jangan pernah sia-siakan orang yang selalu ada buat kalian, hargai sebelum kau benar-benar merasakan kehilangan akan kehadirannya, karna maut tidak akan ada yang tahu"-diah ayu lestari
Terima kasih sudah membaca ;;}
Share cerita bersamaku yuk ;;}
Jangan lupa follow instagram:
Dhylstr
Email : ayudiah016@gmail.com
-kisah nyata ED + 10%fiksi
Riski : Egas
Dayu : El
Shinta : Megha
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H