Mohon tunggu...
Dayu Diah Naraswari
Dayu Diah Naraswari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Student at SMP N 1Susut

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rintihan Kunang-kunang Stasiun Senja

17 Februari 2013   07:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:11 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mentari merangkak pelan diujung langit

Perlahan mulai redup

Meninggalkanku ditelan gelap stasiun

Sejujurnya aku mulai muak dengan senja kota ini

Aku mulai muak dengan hiruk asap rokok

Yang setia hilir mudik di rongga hidungku

Akupun mulai muak dengan pekat secangkir kopi

Yang biasa kulihat digenggam tubuh berbalut jas tua hitam..

Pikirku melayang bersama dengan sepasang burung yang terbang membelah lembayung

Kuingat bagaimana aku bisa ada di kota ini

Kota kecil, dengan seongok cerita kelam

Cerita kelam tentang “aku”

Senja kian berhembus..

Menggugurkan daun-daun mentari

Menyemai benih-benih gelap

Yang siap bertumbuh menjadi malam

Kubenahi topi rajut tuaku..

Kurasa ini saatnya aku beranjak dari stasiun

Menuju garis keras jalanan kota

Demi sesuap nasi, kuserahkan seluruh tubuhku

Harga diri dan perasaanku

Karena aku adalah “kunang-kunang”

Penghias malam..

Dan lara pagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun