Mohon tunggu...
D. Rifanto
D. Rifanto Mohon Tunggu... Konsultan - Membaca, menulis dan menggerakkan.

Tinggal di Sorong, Papua Barat. Mempunyai ketertarikan yang besar pada isu literasi dan sastra anak, anak muda serta pendidikan masyarakat. Dapat dihubungi melalui dayurifanto@gmail.com | IG @dayrifanto

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kabar Menggembirakan

7 Januari 2025   15:37 Diperbarui: 7 Januari 2025   15:37 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesan-pesan mengalir dengan cepat, kami berdikusi melalui WA dan saya bertanya kembali, bagaimana orang tua dan masyarakat di kampung mendengar berita ini. Ia pun menjawab dengan ketikan yang membuat saya begitu terharu.

Iya bang, saya orang pertama dari kampung yg lanjut studi di luar negeri . Ortu sangat bangga, teman banyak yg belum tau sebab saya baru kasih info ke ortu dan orang terdekat...

Ketika membaca pesan ini, saya jadi teringat pengalaman ketika akhir Desember 2024 kembali ke Nabire, mengajak istri dan anak melihat rumah tempat saya dibesarkan. Saya jarang pulang kampung, menyebut Nabire tempat saya dilahirkan dan dibesarkan. Mungkin karena kedua orang tua saya sudah tiada, sehingga membuat saya enggan balik. Kepulangan kemarin adalah kepulangan setelah 20 tahun merantau.

Dahulu, ada kios kecil di samping rumah. Di sana tempat ibu saya menjual dagangannya untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga, mengingat bapak bekerja sebagai seorang guru sebelum pindah ke dinas, dengan anak delapan.

Saya biasanya diminta ikut membantu membungkus gula, atau kue-kue yang ibu buat. Bungkusan itu menggunakan plastik dan api lilin yang menjadi perekatnya. Kios kecil yang dirawat penuh cinta oleh ibu, dan didukung oleh kesabaran bapak yang tak berujung. Dengan papan-papan kayunya yang tiap hari mesti saya buka di pagi hari, dan tutup di malam hari mengingatkan saya pada pengalaman membaca pesan Abi.

Rasa bangga dari orang tua, dan teman-teman yang ia rasakan, juga saya rasakan pada rasa bangga keluarga pada saya. Kebanggaan yang membuat keponakan, saudara jauh, atau teman-teman ingin mengetahui misalnya cara saya sampai bisa lanjut S3. Dari pengalaman yang saya bagikan, sa menangkap bahwa ada semacam kepercayaan yang muncul dan menguat bahwa ada saja jalan, walau tak mudah untuk dilalui. Ada saja peluang, meski kecil dan perlu diperjuangkan.

Terima kasih Abi, sa ikut mendoakan agar lancar kuliah. Belajar keras bahagiakan keluarga, juga masyarakat di kampung Abi. Ikut bangga. Sio.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun