Mohon tunggu...
D. Rifanto
D. Rifanto Mohon Tunggu... Konsultan - Membaca, menulis dan menggerakkan.

Tinggal di Sorong, Papua Barat. Mempunyai ketertarikan yang besar pada isu literasi dan sastra anak, anak muda serta pendidikan masyarakat. Dapat dihubungi melalui dayurifanto@gmail.com | IG @dayrifanto

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berdaya melalui Membaca

18 Juli 2024   14:37 Diperbarui: 18 Juli 2024   14:42 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Lemari dengan buku-buku di sebuah sekolah di Manokwari Selatan (sumber: pribadi)

Tabel 1. Perbandingan duta baca di beberapa negara (sumber: pribadi) 
Tabel 1. Perbandingan duta baca di beberapa negara (sumber: pribadi) 

Selain itu, dari perbandingan ini kita dapat mengetahui bahwa durasi jabatan duta baca adalah dua tahun. Secara umum ada inklusivitas etnisitas dalam pemilihannya. Dalam hal kesetaraan gender, terdapat keseimbangan antara lelaki dan perempuan dalam peran sebagai duta baca. Contoh menarik dari Amerika menunjukkan bahwa pengangkatan duta baca dilakukan bergantian setiap dua tahun secara konsisten antara lelaki dan perempuan. Di sisi lain mengambil contoh Selandia Baru, menariknya Duta Baca Selandia Baru memiliki website dan media sosialnya sendiri, hal ini membuat kelanjutan dari program-program duta baca sebelumnya mampu kita lacak jejaknya melalui website Duta Baca Selandia Baru tersebut.

Dengan demikian, belajar dari perbandingan singkat ini dapat kita ketahui bahwasanya pentingnya inisiatif duta baca tidak hanya terbatas pada negara-negara seperti Inggris, Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru, tetapi juga sangat relevan bagi Indonesia. Program Duta Baca Indonesia yang telah berjalan sejak tahun 2006 dengan tokoh-tokoh terkemuka seperti Tantowi Yahya, Andy F. Noya, Najwa Shihab, dan Gol A Gong, menunjukkan komitmen kuat kita sebagai bangsa untuk meningkatkan literasi di masyarakat atau biasa kita kenal juga dengan istillah membumikan literasi.

Para duta baca ini berperan sebagai jembatan antara pemerintah dan masyarakat, mempromosikan budaya membaca melalui berbagai kegiatan kreatif dan inspiratif. Keberhasilan duta baca di Indonesia dapat lebih diperkuat dengan belajar dari praktik terbaik negara lain. Misalnya, seperti di Selandia Baru dengan Te Awhi Rito yang memiliki platform digital untuk melacak jejak dan dampak program-program mereka. Sebagai sebuah ide, saya membayangkan Duta Baca Indonesia nantinya memiliki website dan media sosialnya sendiri, guna mendokumentasikan dan mempromosikan kegiatan duta baca secara luas. Hal ini tidak hanya membantu dalam transparansi dan akuntabilitas, tetapi juga memperkuat jangkauan program literasi ke seluruh penjuru negeri.

Tidak lupa, dengan memperhatikan inklusivitas dan kesetaraan gender dalam pemilihan duta baca, semoga nantinya dengan begitu ada perasaan terwakili dan terinspirasi oleh tokoh-tokoh yang diangkat. Besar harapan melalui kolaborasi dan komitmen bersama antara pemerintah, komunitas, dan lembaga pendidikan, program Duta Baca Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan dampak positif yang signifikan dalam meningkatkan literasi dan menciptakan generasi muda yang gemar membaca. Sehingga ingatan pada kunjungan ke sekolah tak lagi menghantui, sebab di masa depan anak anak semakin mudah mengakses bacaan dan gemar membaca hadir sebagai sebuah kenyataan di berbagai pojok daerah.

Sebagai penutup, sebuah puisi Gol A Gong kami gubah sebagai ucapan terima kasih mengapresiasi peran Gol A Gong pada peningkatan minat membaca di Indonesia, sekaligus mengingatkan kita semua agar berkenan mendukung kinerja Duta Baca Indonesia selanjutnya. Dengan doa dan upaya agar Indonesia berdaya melalui membaca!

Gambar 4. Gubahan puisi Gol A Gong (sumber: pribadi)
Gambar 4. Gubahan puisi Gol A Gong (sumber: pribadi)

**

D. Rifanto

Lahir dan dibesarkan di Nabire. Sekarang ini sedang melanjutkan pendidikannya pada jurusan Pendidikan Masyarakat, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Ia memiliki ketertarikan besar pada isu literasi & sastra anak, pemuda dan pendidikan masyarakat. IG @dayrifanto

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun