"Jadi, kita harus percaya bahwa setiap kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan semangat baru untuk menggapai tujuan kita, asalkan kita terus berjuang"
Gres Titiahy mulai suka membaca ketika duduk di bangku SMA. Anak muda yang biasa dipanggil Gege ini, dikenalkan pada genre novel oleh sahabat satu kelas bernama Ayu Veronika Worait, yang sangat suka membaca novel.Â
Saat itu, Ayu membaca novel yang berkisah kehidupan anak remaja seumuran mereka. "Saat melihat dia membaca novel, sejujurnya saya berpikir bahwa itu membosankan karena terdiri dari ratusan halaman. Namun, karena penasaran dengan alur cerita dari novel tersebut." Jelas Gege. Â Dirinya pun mulai membaca sebuah novel berjudul "Dear Nathan."
Ada perasaan "wow" begitu membaca buku tersebut, yang langsung mengingatkan saya pada sebuah ungkapan begitu terkenal dari seorang Archimedes "eureka," ketika ia dipusingkan pertanyaan Raja Hierro II yang mencurigai pembuat mahkotanya menipunya.Â
Sebuah jawaban yang akhirnya ditemukan saat Archimedes melalui prosesi berendam di bak mandi. "Aku menemukannya" begitu teriak Archimedes.
Dalam kasus Gege, Â saya membayangkan rasa "wow" itu menjadi "aku menemukan keseruan membaca!" begitu, kalau ia mau teriak. Tapi sepertinya keseruan itu bermain di kepalanya, melalui pikirannya. Begitu tersihir novel, ia habiskan dua hari melahap habis buku setebal empat ratusan halaman itu.
Untung saja, ada kawan yang membantunya jatuh cinta pada membaca. Sebab ketika mengenang masa kecil dulu "sedangkan dulu waktu kecil, sejujurnya saya tidak memiliki buku yang menarik untuk dibaca.Â
Orang tua juga tidak memperkenalkan buku-buku anak. Oleh sebab itu saya kurang suka membaca. Membaca hanya ketika hari ujian tiba." Sehingga kalau ujian selesai, dia tidak akan membaca lagi.
Kita bisa bilang bahwa membaca buat Gege dahulu hanya untuk mencari nilai ujian yang baik, bukan karena membaca itu bisa jadi dasar penting bagi kehidupan nantinya sekaligus sebuah kegiatan menyenangkan. Tetapi itu dulu, lain sekarang. Bersyukur, ada jalan membuatnya suka membaca.
Beberapa waktu lalu ia senang membaca "The Land of Stories : Worlds Collide" yang ditulis Chris Collfer. Dia menyukainya karena melalui novel ini, ia merasa belajar tentang "Happily Ever After."
Menurutnya hal itu berarti memiliki keluarga yang selalu memberikan dukungan dalam segala hal.
Dalam novel tersebut, ada tokoh Alex dan Conner yang sangat bersyukur memiliki sahabat-sahabat yang sudah seperti keluarganya sendiri dari dunia dongeng, seperti Jack dan kawan-kawan yang selalu mendukungnya di saat sulit.
Selain itu ia juga belajar dari perjuangan Conner menyelamatkan Alex. Dia adalah sosok yang pantang menyerah karena dia tahu jika menyerah, maka nyawa Alex bisa terancam.
Jadi, kita juga harus terus berjuang dalam hidup dan jangan pernah putus asa. Ada sebuah idiom Bahasa Inggris "Blessing in disguise"yang berarti ada sebuah berkat yang terselubung saat kita mengalami sesuatu yang kurang menyenangkan.
Itu sebabnya, masih menurut Gege, kita harus percaya bahwa setiap kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan semangat baru untuk menggapai tujuan kita, asalkan kita terus berjuang.
Gege percaya membaca bisa mengubah kehidupan seseorang. "Ketika membaca, cakrawala kita akan terbuka. Banyak hal yang akan kita ketahui. Kita yang dulunya malas belajar, malas sekolah bisa berubah ketika membaca perjuangan hidup seseorang dalam meraih impiannya."
Ini seperti pengalaman yang ia alami. Ia bisa berkelana menjelajahi imajinasi pemikirannya melalui buku, juga sampai memimpikannya.
Dan nantinya berjuang mewujudkan impian tersebut. Dirinya merasa seperti itu. Menyenangkan sekali ya?
**
Tentang Gresela Titiahy.
Mahasiswa jurusan Bahasa Inggris di salah satu perguruan tinggi swasta di Sorong. Bergiat sebagai relawan di ruang baca @PinjamPustaka -- Sorong. (Dayu Rifanto)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H