Mohon tunggu...
D. Rifanto
D. Rifanto Mohon Tunggu... Konsultan - Membaca, menulis dan menggerakkan.

Tinggal di Sorong, Papua Barat. Mempunyai ketertarikan yang besar pada isu literasi dan sastra anak, anak muda serta pendidikan masyarakat. Dapat dihubungi melalui dayurifanto@gmail.com | IG @dayrifanto

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Johan Gandegoay : Pembuktian "Ghoky-Aku Papua"

10 Desember 2021   07:47 Diperbarui: 7 Januari 2022   21:26 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sa suka menulis semenjak SMA, kebetulan waktu itu saya ambil jurusan A4 Bahasa di SMA 415 Manokwari. Kalau ada yang berkesan biasanya sa tulis dalam puisi, juga cerita -- cerita pengalaman sa tuangkan dalam buku diari.

Tapi rasanya juga saya tidak begitu konsisten menulis, mungkin karena banyak kesibukan yang lain.

Apakah ada tokoh penulis yang menginspirasi Pak Johan menulis buku ?

Andrea Hirata dan Paulo Coelho saya suka. Untuk Andrea Hirata hampir semua bukunya sudah saya baca, kalau Paulo Coelho baru 2-3 buku, tetapi benar -- benar berkesan.

Ada juga novel berkonteks Papua yang saya sukai semisal Tanah Tabu karya Anindita S Thayf dan Lengking Burung Kasuari karya Nunuk Y Kusmiana, sedangkan penulis fiksi Papua yang saya sukai adalah Aprilia Wayar penulis Novel Mawar Hitam Tanpa Akar dan Dua Perempuan.

Andrea Hirata menulis berdasar kisah pribadi, apakah Novel Ghoky ini juga berdasar cerita pribadi?

Mengisahkan perjalanan seorang anak dari di tepi Teluk Doreri, bernama Ghoky. Ia melalui masa kecil yang amat sukar tetapi juga ada sisi yang menyenangkan. Selayaknya anak-anak, ia tumbuh dengan aktivitas bermain dan kenakalan-kenakalan khas yang membangkitkan perasaan lucu sekaligus menggelikan.

Namun, sedihnya setiap kali kenakalan itu ketahuan oleh orangtuanya terutama sang Ayah, Ghoky akan menerima hukuman yang berat, karena Ayahnya tidak segan memberikan hukuman fisik.

Pengalaman melalui hukuman atau kekerasan fisik dan verbal seperti pukulan, tendangan, dan kata-kata menyakitkan yang menghujaninya itu membuat Ghoky sakit hati dan sempat menyimpan dendam pada Ayahnya.

Ia kerap berpikir jangan-jangan ia bukan anak kandung orangtuanya, sehingga Ayahnya tega melakukan semua kekerasan itu padanya. Ayahnya selalu menghukum Ghoky dan dua saudaranya meskipun hanya salah satu dari mereka yang berbuat salah.

Selepas SMA, Ghoky memberanikan diri merantau ke Jakarta bersama temannya, Topilus. Perantauan itu dilepas dengan tangis dan rasa sesal Ayahnya yang merasa Ghoky memutuskan pergi karena sakit hati. Kenyataannya, Ghoky berangkat merantau karena ia ingin membuktikan pada keluarga, terutama Ayahnya, bahwa ia bisa mencapai sesuatu dalam hidup, tidak seperti yang kerap dikatakan Ayahnya waktu ia masih kecil dulu.

Wah sepertinya menarik sekali, apa tanggapan para pembaca yang sudah membaca bukunya ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun