Pengalaman membaca yang berkesan pertama kali adalah ketika saya membaca untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan. Buku yang saya lupakan judulnya tetapi begitu terkesan akan isinya adalah sebuah buku yang dipinjami oleh mama dari perpustakaan kantornya (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nabire).Â
Kebetulan mama bekerja dibagian perpustakaan, jadi setiap hari selalu membawa pulang 3 atau 4 buku untuk kami baca dirumah.Â
Buku itu berisi tentang kesehatan reproduksi, bagaimana perempuan mengalami menstruasi. Saya masih kelas 4 SD saat itu, saya ingat betul karena itu saat mama mulai mempersiapkan saya memasuki masa remaja dengan menyediakan berbagai buku bacaan tentang pubertas perempuan termasuk menstruasi.Â
Jadi di saat teman remaja lainnya bergosip sembunyi-sembunyi soal menstruasi, sebaliknya saya sudah mengerti terlebih dahulu dan paham saat seorang guru mendiskusikannya dengan kami (murid perempuan) di kelas 5 suatu hari setelah semua murid laki-laki dipulangkan terlebih dahulu.Â
Dengan pengetahuan yang lebih dulu, dan ajaran dari guru membuat saat mengalami periode itu, saya tidak panik tetapi santai dan tenang menikmatinya serta menjalaninya.
Beranjak remaja, jenis buku yang saya sukai adalah cerita serial seperti Kho Ping Hoo. Rasanya ceritanya selalu bikin penasaran membuat ketagihan untuk terus membaca.Â
Selain itu novel -- novel karya Sydney Sheldon. Waktu kuliah dulu saya sering pinjam dari taman bacaan kecil kemudian digilir membacanya dengan teman -- teman satu asrama baru kemudian dikembalikan.Â
Chiken Soup for The Soul (isinya berisi pengalaman yang menginspirasi orang untuk hidup lebih baik) adalah salah satu bacaan favorit walaupun sekarang sudah jarang saya baca.
Selepas SMA, saya mengambil kuliah di jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Cenderawasih, Manokwari yang sekarang menjadi UNIPA. Penelitian S1 saya adalah tentang Pilihan Kontrasepsi Perempuan di Samabusa Nabire tahun 2000.Â
Ada temuan menarik dalam penelitian saat itu, yaitu sebagian besar perempuan tidak menggunakan hak-hak mereka sebagai konsumen kontrasepsi secara baik bahkan ketika mereka mengalami efek samping, mereka tidak bisa mengadu ke penyedia layanan.Â
Hal ini disebabkan karena provider atau penyedia layanan kontrasepsi itu tidak memberikan informasi mengenai hak-hak atas keyamanan dan keselamatan konsumen.Â