Kebenaran adalah hal klise, yang tidak berbunyi dan bergema, pada saat kita tahu sekalipun.
Mengetahui, mengerti dan merasakan sendiri adalah hal yang berbeda.Â
Dan kesadaran itu menampar saat harus merasakan sendiri.
Kebenaran itu terdiri dari hal - hal klise, tapi menjadi berbunyi dan bergema, setelah kita merasakannya.
Dan kembali lagi kesadaran menikam ulu hati, merobek jantung, mengoyak dirimu.
Sebentar - sebentar, sebentar senang, sebentar sedih, sebentar gembira, sebentar menangis.
Hidup yang sebentar - sebentar.
Sebentar senang, bersyukur bahwa setelah itu bisa saja kita menangis, dan banyak yang belum senang seperti kita.Â
Bersyukur, biar tidak pongah.
Sebentar sedih, bersyukur bahwa setelah itu kita bisa saja tertawa, dan banyak yang lebih sedih dibanding kita.
Bersyukur, biar tidak koyak.
Sebentar ? Entah sebentar apa yang akan kita rasakan setiap hari.
Bersyukurlah, berdoalah agar kesadaran sejati selalu menemani, dan tidak pergi, supaya sadar, bahwa semuanya sebentar.
Pada satu titik
Sebentar kembali menemani
Kau bawakan aku kesadaran apa kali ini ?
Dayu Rifanto- Bogor, Oktober 2009
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H