Bayangan saya, hari datang silih berganti dan banyak hal tak berubah bagi Alpius dan Apsalom, dua bocah Kokoda dari Nebes ini, walau buku yang mereka tulis, bekerja sama dengan Ruth sebagai ilustrator, diterbitkan oleh Bhuana Ilmu Populer (Kelompok Gramedia), pada 2019 lalu.
Alpius Tinopi (10th) menulis buku dengan judul "Nayakore tempat yang Indah" dan Apsalom Tabakore (10th) menulis "Musim Kemarau di Nayakore". Mereka berdua ingin mengenalkan kampungnya pada kita semua, melalui imajinasi dan kreativitas yang diolah dan didampingi oleh gurunya.Â
Keduanya adalah siswa kelas 4 SD Inpres 22 Nebes. Negeri Besar atau yang biasa disingkat menjadi Nebes, yang berada di distrik Kokoda, Kabupaten Sorong Selatan. Mereka sendiri tinggal di Kampung Nayakore, sebuah kampung baru hasil pemekaran di Negeri Besar.
 "Nayakore Tempat yang Indah" menceritakan Nayakore dari sisi keindahannya, atau yang lebih tepat adalah ada apa saja di Nayakore. Alpius membuka cerita dengan menghadirkan pepohonan apa saja yang ada di sana. Dari pepohonan, ia pun menceritakan rumah di sana biasanya terbuat dari gaba, atap daun sagu dan lantai batang sagu.
Juga ada sungai mengalir di tengah kampung dan biasanya anak-anak sepulang sekolah mereka mencari ikan di sungai. Dan hanya dengan memancing di ikan di jembatan dekat kampung, ia bisa mendapat 50 puluh ekor ikan. Bayangkan, 50 ekor ikan!
Distrik Kokoda berbatasan langsung dengan Teluk Bintuni dan Laut Seram. Jangan juga dibayangkan ada angkutan umum untuk sampai ke distrik ini. Dari Teminabuan, kita perlu janjian dengan masyarakat yang pergi pulang ke Nebes untuk menumpang di perahu mereka.Â
Tentu kita wajib membayar biaya yang diperlukan. Dari Teminabuan ke Nebes memerlukan waktu delapan jam perjalanan laut, dan satu jam perjalanan sungai naik longboat, jenis perahu yang biasa digunakan di sana.
Negeri Besar sendiri merupakan sebuah daerah di atas air, yang mungkin mengingatkanmu akan Agats. Rumah-rumah kayu dibangun di atas para-para kayu dengan jembatan-jembatan penghubung. Air rawa menjadi pemandangan sehari-hari.
Pada tahun 2017, Ruth F. Ginting, seorang guru muda yang berasal dari Sumatera Utara, tepatnya dari Kecamatan Galang, Deli Serdang. Melalui program seleksi Guru Garis Depan, ia terpilih menjadi guru di Sorong Selatan, di Negeri Besar.
Ruth merasa anak-anak yang merupakan siswanya ini adalah anak-anak hebat. Dari tidak bisa membaca hingga bisa dan akhirnya menulis cerita sederhana. Ia sendiri, merasa dirinya hanya sebagai fasilitator saja, yang menjadi penghubung anak-anak dengan kekuatan mereka.Â