Bus
-
35,50%
12,87%
Sumber: RDP komisi VII DRP RI dengan BPH Migas dan PT.Pertamina (persero),7 maret 2011, diolah
Sudah saatnya pemerintah melakukan suatu tindakan agar pemberian subsidi ini tepat sasaran. Memberikan BLSM bukan merupakan suatu solusi jangka panjang yang akan menyejahterakan Masyarakat miskin Indonesia dan menjadikan minyak sebagai kebutuhan konsumsi semata pun bukan suatu solusi melainkan harus dijadikan komoditas yang memiliki nilai tambah bagi devisa negara.
Kesimpulan
1.Indonesia bukan lagi produsen minyak dalam skala besar karena kondisinya sekarang Indonesia masih mengimpor minyak untuk mencukupi kebutuhan minyak dalam negeri.
2.Tidak semua minyak mentah ketika di suling akan menjadi Premium atau BBM, di asumsikan tidak ada penyulingan dengan effiensi 100%
3.Banyak perusahaan asing yang mengolah lapangan migas di Indonesia tapi yang memiliki minyak dan gasnya adalah tetap pemerintah Indonesia.
4.Beban untuk menanggung subsidi BBM semakin besar seiring dengan naiknya harga minyak mentah dunia tetapi subsidi yang sampai sekarang diberlakukan malah tidak tepat sasaran.
1. Minyak harus dijadikan suatu komoditas yang memiliki nilai tambah bagi devisa negara bukan hanya sebagai kebutuhan konsumsi semata.
Saran
Setelah dikaji saya setuju dengan pengurangan jumlah subsidi untuk BBM/ kebijakan penaikan BBM ini, asalkan pemerintah mau menyetujui dan membuat perjanjian tertulis mengenai beberapa hal seperti dibawah ini:
a)Jumlah subsidi yang semula dialokasikan untuk BBM harus dipergunakan untuk pembangunan infrastruktur penunjang seperti, pembangunan kilang minyak, pembangunan sarana transportasi umum yang layak,dll
b)Memberikan subsidi untuk energi alternatif seperti panas bumi, BBN, Mikro Hidro agar peranan energi alternatif di indonesia lebih berkembang kedepannya tanpa harus mengandalkan energi fosil untuk kelangsungan energi di Indonesia
c)BP Migas harus benar-benar mengontrol berapa jumlah biaya yang dikeluarkan untuk cost recovery dan berapa jumlah aktual perolehan minyak pada perusahaan.
d)Mendesak BP Migas agar lebih banyak “orang lapangan” yang mengerti kondisi lapangan saat ini
a) Lebih mengontrol tentang kerjasama dengan SPBU-SPBU asing yang akan semakin menjamur seiring dengan pengurangan subsidi pada bahan bakar minyak berjenis Premium.
Ditulis Oleh:
1.Daymas Arangga Radiandra (Mahasiswa Jurusan Teknik Perminyakan, Universitas Trisakti)
2.Daymas Ryan Dipo (Mahasiswa School of Bussiness Management, ITB)
Sumber:
1.http://www.tempo.co/read/kolom/2012/02/29/541/Memangkas-Inferioritas-Migas-
2.http://www.reforminer.com/media-coverage/tahun-2012/1196-antisipasi-dampak-penaikan-harga-bbm
5.http://www.kaskus.us/showthread.php?t=13681192
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H