Pemerintah mengklaim di tahun depan akan mengembangkan beasiswa yang lebih khusus, salah satunya adalah anak-anak yang ada di daerah 3T guna melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi. Serta, penyediaan rumah singgah dan asrama di daerah bawah untuk mereka.
Terkait penuntasan kasus buta aksara, belum ada percepatan akselerasi yang dilakukan. Pihaknya mengandalkan pembuatan filial seperti halnya tadi untuk memutus mata rantai tersebut.
"Pendidikan ini bukan hanya tanggungjawab pemerintah daerah, tetapi tanggungjawab semua. Pendidikan ini merupakan investasi, tidak bisa kita lakukan intervensinya hari ini maka besok langsung keliatan hasilnya," timpalnya.
Disisi lain pemerintah berharap kebertahapan ini menjadi suatu hal yang dapat dimaklumi.
"Yang penting progresnya ada, progresnya jalan," tuturnya.
Mimpi yang menggantung. Hingga kini, warga Mangga Jaya masih menantikan realisasi pemerataan pendidikan yang seakan masih menjadi sebuah misteri. Dari segi kebijakan dan kewenangan, Pemerintah lah yang punya singgasana untuk menentukan kemana pendidikan mangga jaya ini akan dibawa. Hanya menunggu keputusan di ujung tinta.
 Tulisan ini dipersembahkan buah dari catatan Ekspedisi Gotong-royong Pendidikan yang digagas Komunitas Akar Bukit 2-12 Agustus 2022 menyalurkan segala bentuk kepedulian masyarakat untuk pendidikan di Pegunungan Meratus, Dusun Mangga Jaya, HST.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI