[caption id="attachment_353264" align="aligncenter" width="294" caption="thecairopost.com"][/caption]
Malam benderang bukan pancaran indahnya lampu kota
Cahayanya bergerak, warnanya memerah merobek gulita malam
Pertanda apa? Siapa yang tahu?
Malam yang mustinya damai, hening, gelap saat mata tertutup
Berubah pecah, gaduh, teriak dari mulut-mulut yang bergetar tak berdosa
Hujan besi bukan dari gumpalan awan hitam
Darah tumpah menyiram bumi
Dinding-dinding beratap berdiri tegap berubah rata sejajar tanah
Air mata tak terbendung seiring jiwa-jiwa yang melayang
Entah apa yang membawa mereka, memaksa mereka untuk ditindas
Tapi mereka sabar, mereka kuat, mereka lebih yakin kasih-Nya lebih besar
Adidaya yang begitu lantang menyeru tentang HAM
Sosok pelindung,pemuja kedamaian dunia yang dihormati
Diam tak berkutik atau hanya pura-pura diam?
Adidaya yang angkuh itu terpasung, entah apa yang memasungnya
Tak bisa bergerak mau kemana, hanya mulutnya yang bisa di gerakkan
Hanya bisa mengecam bahkan mengutuk yang menindas tanpa menghentikannya
mengalihkan mata dunia atas simpati yang dilontarkan, siapapun bisa begitu
Mencoba empati untuk yang berduka meski simpul dusta tanpa perbuatan nyata
Para Adidaya pengecut, engkau lemah dengan gayamu yang kuat dan angkuh
Yang ditintas lebih kuat, lebih sabar, lebih dekat dan yakin dengan kasih Tuhannya
Gaza.. besabarlah
Begitu kejam para zionis menyerangmu
Semangatmu tak pernah padam dan terus membara
Doa kami untukmu tetap ada, tak pernah hilang dan tak lekang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI