Mohon tunggu...
Dayang RaeyaGusyartin
Dayang RaeyaGusyartin Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa Ekonomi Pembangunan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hakikat Manusia Serakah :Konsep Manusia Ekonomi dalam Pembangunan

4 Desember 2023   05:10 Diperbarui: 4 Desember 2023   06:10 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peran manusia dalam pembangunan ekonomi sangat penting dan kompleks. Manusia tidak hanya sebagai objek, tetapi juga sebagai subjek yang secara aktif terlibat dalam proses pembangunan. Manusia adalah sumber daya utama dalam produksi ekonomi. Produktivitas dan keterampilan tenaga kerja berkontribusi secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Investasi dalam pendidikan dan pelatihan manusia menjadi penting untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kerja. Manusia adalah sumber inovasi dan kreativitas yang tidak tergantikan. Kemampuan manusia untuk menciptakan solusi baru, mengembangkan teknologi, dan berpikir kritis adalah pendorong utama kemajuan ekonomi. Dukungan untuk riset dan pengembangan serta pendidikan tinggi dapat meningkatkan potensi inovasi manusia.

Perilaku konsumsi manusia memainkan peran penting dalam menentukan permintaan pasar. Keputusan konsumen, preferensi, dan keinginan mereka mempengaruhi alokasi sumber daya ekonomi. Peran ini memberikan sinyal penting bagi produsen dan pengambil kebijakan ekonomi.  Manusia sebagai pengusaha dan wirausaha juga menjadi kekuatan penting dalam pembangunan ekonomi. Kemampuan untuk memulai dan mengelola bisnis baru menciptakan lapangan kerja, merangsang pertumbuhan sektor swasta, dan menghasilkan inovasi ekonomi. Dalam masyarakat demokratis, peran manusia dalam pembangunan ekonomi mencakup partisipasi dalam pengambilan keputusan dan pembentukan kebijakan. Keterlibatan masyarakat dalam proses politik dan ekonomi menjadi kunci untuk mencapai pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

Manusia pada hakikatnya memiliki sifat serakah, rakus, egoistis, dan mementingkan diri sendiri yang sudah dikenal oleh pemikir-pemikir masa Yunani Kuno, seperti Plato dan Mandeville. Mandeville menganggap sikap rakus manusia ini memberikan dampak sosial-ekonomi negativ bagi masyarakat. Untuk menghindari dampak ini, Mandeville menganjurkan adanya campuran tangan pemerintah dalam perekonomian. Sebaliknya, Adam Smith tidak anti dengan sifat egoistis manusia, malahan menganggap sifat ini akan memacu pertumbuhan ekonomi dan pembangunan secara keseluruhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun