Mohon tunggu...
Kabar Kalimantan
Kabar Kalimantan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Agah kampong

Agah kampong adalah media sosial Informasi layanan publik merupakan situs berita independen terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, lingkungan, sosial dan budaya secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Asal Usul Perkembangan Sub Suku dayak bakati kalimantan

26 Juli 2021   18:19 Diperbarui: 17 Januari 2023   17:36 3467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suku dayak bakati (dokpri)

DAYAK #BAKATI'
Sub-suku ini dari kalangan Dayak dinamakan orang BAKATI' dikarenakan dari segi bahasa. Istilah Bakati' terdiri dari dua kata, yaitu"ba", sebuah awalan yang sepadan "ber-" yang berarti "mempunyai", dan "kati", sebuah kata dasar yang berarti "tidak". Dalam ucapan sehari-hari, perkataan "kati" sering muncul, sehingga dipakai untuk menyebut identitas penutur bahasa tersebut.
Dayak BAKATI', tersebar berada di wilayah kabupaten Sambas dan Kabupaten Bengkayang- provinsi Kalimantan Barat, hingga sampai ke wilayah Lundu-Sarawak.

Dayak Bakati, memiliki beberapa sub suku, seperti dialek atau logat berbahasa yang bervariasi ,diantaranya ada 16 variasi logat/dialek tersebut diantaranya:
1).  Bakati." Tambang Laut (Sambas)
2).  Bakati." rara
3).  Bakati." Kuma/ Sengayan,
4).  Bakati." Kanayatn Satango,
6).  Bakati." Subah/ Lampahuk,
7).  Bakati." Sebiha',
8).  Bakati." Palayo/ Ba-Inyam,
9).  Bakati."Sango
10).Bakati."Taria',
11).Bakati." Lape,
12).Bakati." Payutn,
13).Bakati."Lumar
14).Bakati." Sara
15).Bakati." Riok,
16).Bakati." sinayukng

Kamus Sederhana bahasa BAKATI' , ambil contoh dari BAKATI'- benua sara segonde des pisak kcm tujuh belas kab bengkayang kalbar, berikut adalah :
Rumah = Ramin
Komplek Rumah = Ramin Bantang
Kampung = Kampong
Atap = Aro
Dinding = Torot
Lantai = Lante
Ruang Tamu = Sami
Gelas =sangker
Piring = Pingen't
Sendok = Sudo'k
Air = Pait
Beras = Naas
Bak Air = Tong Pait
Sayur = nengkayu
Lauk = baok /laok
Meja = Meje
Kursi = bangku
Masak = Nanuk
Makan = Uman
Minum Air = uman Pait
Tempat Tidur = Pangkeng
Keranjang Kecil = Raga
Keranjang Besar = Ulo
Takin = ransang
Lemari = Lamari
Selimut = kuluk
Asap = Asup
Tumpah = Bara
Tempat Masak = Abu
Pakaian = Pangiak / pangakas
Celana = Salawar
Celana Dalam= Salawar Katok
Topi = Songko
Gelang = Galangk
Parang = Bae
Cangkul = Sangkut
Gergaji = Rereng
Pisau = lading/Sunda
Belakang Rumah = abak buis
Minyak= menyak
Tanah = Tana
Mencari = ngayo
Minyak Goreng = menyak uman
Minyak Tanah = menyak Tana
Rebus / merebus = sap
Masak = nanek
Garam = Sia
Merah = Bajara
Putih = balangk
Hitam = Singut
Malam = Ngarum
Pagi = ngakep
Siang = tuda ano
Sore = ngarame
Panas = Pares
Dingin = Panut
Kedinginan = kosot
Hujan = ujont
Hujan panas = ujont jarah
Merokok = Ngodot
Rokok = Odot
Tikar = bido/Bide
Jemur = Ngando
Diam = Sup Sup
Jangan Ribut = kayak nawa / kayak bariak
Jangan = Ka'a
Ribut = Riak
Pikul = mah'a
Tempat Jemur Pakaian = pangasai
Terasi = Dilent
Cabai = Lade
Lada/Sahang= Saangk
Jahe = Ria
Jalan = Gale
Tutup = Ngabut
Hari = Ando
Sekarang = Tolodiah
Belakang = Bontot
Berkumpul = bekubu / takubu
Rapat / musyawarah = pedereng
Serentak = serajah
Ikut = nganang
Mengikut = sekanang
Duluan = uru
Depan = Tura
Telur = Turah
Tali = Tari
Enak = Bait
Manis = Mamis
Pahit = Pe'et
Asam = Asum
Hambar = Bebe
Sakit = Anemp
Demam = sangoh
Baik = Bait
Rasakan = Tampia
Rasa = Rase
Bapak = Sama
Ibu = Sindo
Paman = Tu'a
Bibi/om = Wa'k
Pria = Are
Wanita = maau / Mahung
Anak = Kangot
Cucu = Sungkunt
Kakak = Saka
Kakek / Nenek = subuk
Pulang = ure
Pergi = Ano /noo
Keponakan = Sanggon
Saudara = Parage/ age
Bahan Bangunan = Parangkat
Batang = Batangk
Benda = Tarut
Seperti = Banse
Jatuh = Jantu / maneh
Roboh = Roro
Bocor = pasu / meret
Tumbang = ruot /Tumak
Naik = Maka
Turun = muun / Sosor
Jalan = bajalent/Bajalat
Pakai = ige/ Miak
Pinjam = nginyem'p / Nyambe
Utang = ngutank
Bayar = Mayer
Berladang= bauma
Padi = Pade
Panen = ngutu'mp

Keterangan ; bahasa BAKATI ada 16 dialek/ logat ,setiap wilayah punya dialek/ logat bahasa tersendiri, ada yang berbeda cara menuturkanya, namun ada  Sama penyebutan."

Peladang tradisional (Dokpri)
Peladang tradisional (Dokpri)

Kehidupan sehari-hari orang Dayak Bakati ' dalam bertahan hidup, adalah dalam pola pertanian berladang, serta melakukan perburuan binatang ke hutan. Selain itu mereka juga menangkap ikan di sungai untuk menambah sumber makanan dan penghasilan. Orang Bakati' di Kabupaten Bengkayang, sebagian di Sambas dan Lundu-Serawak (Malaysia), berasal dari kawasan Bukit Bawakng (Gunung Bawang). Bukit Bawakng ini terletak di perbatasan antara Kecamatan Samalantan dan Kecamatan Sungai Betung -- Bengkayang. Bukit Bawakng ini disebut tanah asal-usul orang BAKATI'.

Rumah Panjang (ramin bantang) sudah jarang lagi ditemukan dalam masyarakat adat Dayak Bakati, yang menjadi kebanggaan dan ciri khas Dayak Bakati serta menjadi gambaran keadaan sebuah kampung. Saat ini masyarakat Dayak Bakati tinggal di perkampungan yang terdiri dari rumah-rumah panggung, bahkan rumah berdinding semen, jendela kaca, bahkan sudah berhiaskan parabola. Perkampungan masyarakat suku Dayak Bakati', sepertinya telah menjalani proses gaya hidup modern.

Tradisi nyobeng / nyabangk


Pada masa lalu Dayak Bakati' juga terkenal dengan tradisi "kayau" atau "mengayau". Nenek moyang mereka berasal dari Pemagent (pemberani). "SANTAK MAK BATANG,  (panglima pemenggal kepala) yang hidup beranak pinak di Suingk.' yang sekarang menjadi tiga pecahan kampung yaitu (segonde) karawit/(Segiring) dan (dawar ). "keturunan Nenek moyang mereka ini yang memperanakkan Supai Mak Upi, Sadani Mak Ngaji. Konon, dari keluarga inilah, selanjutnya yang menjadi cikal bakal orang Dayak Bakati yang ada di benua sara desa pisak kcm tujuh belas sampai sekarang'.

Tradisi Adat Dayak Bakati
Ritual yang populer dalam masyarakat Dayak Bakati' adalah ritual Nyabangk, /nyobeng , yakni ritual upacara adat menutup siklus tahun perladangan yang lama dan membuka tahun perladangan yang baru. Bagi masyarakat adat Dayak Bakati'  padi dan beras bukanlah semata-mata komoditas semata, melainkan berkat Jebata (Tuhan Sang Pencipta) yang harus disyukuri.
Padi dan beras adalah sumber kehidupan masyarakat Dayak Bakati'. Seluruh proses produksi padi berada dalam campur tangan Jebata / tuhan allah, yang harus dipandang sebagai rangkaian perjalanan hidup.

Berladang merupakan tradisi adat dan budaya kearifan lokal terutama
"Bagi suku dayak bakati benua "sara.
desa pisak kecamatan tujuh belas kabupaten bengkayang kalimantan barat."

saat mau membuka ladang harus mempunyai urutan dan tahap tahap rangkaian aturan adat tradisi yang harus dilaksanakan."
"Tak bisa dipungkiri bahwa perladangan berpindah memang upaya pertanian tradisional di wilayah adat, namun pembakaran dilakukan dengan tata cara disertai hukum adat untuk warga yang melanggar aturan. Pembukaan lahan dan perladangan di kampung adat luasnya sangat terbatas dan terkendali, karena mengikuti aturan turun temurun. Para peladang tradisional sudah mahir menerapkan teknik membakar yang aman mengikuti kearifan nenek moyang yang tersirat dalam hukum adat.

Bagi Suku Dayak bakati benua sara terutama dusun segonde desa pisak kecamatan tujuh belas kabupaten bengkayang kalimantan barat misalnya."

"berladang bukan sekedar bercocok tanam saja melainkan ada unsur ritual yang sakral didalamnya." Orang Dayak asli dalam adat-istiadatnya, mengenal sistem berladang yang biasa disebut "bauma / nuan (berladang membuka hutan)" berladang satu kali panen dalam setahun. Pada saat proses perladangan dimulai, Suku Dayak bakati melaksanakan beberapa tahapan acara adat-istiadat.
Orang Dayak saat melakukan perladangan tidak sendiri-sendiri, tetapi membentuk kelompok-kelompok yang disebut "pangari, (gotong royong)

Urutan Adat dan tradisi kearifan lokal."
Berikut ini deretan Peribahasa lokal." seperti
"Matok / patok." membuat tanda atau batas artinya meminta izin kepada leluhur ingin mengerjakan hutan atau tanah baru untuk berladang
"Nguma : membersihkan belukar di area ladang yang mau digarap
"Nabut : menebang pohon
"Najak : memotong cabang pohon yang tumbang dijadikan hamparan ranting ranting
"Ngerais : dalam bahasa lokal dayak bakati adalah sekat bakar, membuat batas api atau jalan di sekeliling ladang agar tidak merembes ke hutan lain ketika dibakar

Pembuatan sekat bakar dilakukan sebelum tahap pembakaran dilakukan, dengan cara membersihkan sekeliling ladang dari semak, Hal ini dilakukan agar tidak terjadi perembetan api ke ladang yang bersebelahan dengan ladang yang akan dibakar. Untuk mencegah agar api tidak menjalar ke daerah yang tidak diingini atau yang mereka lindungi.

Pembakaran biasanya melibatkan orang lain yang memiliki pengetahuan khusus untuk membalikkan arah angin saat api tidak terkendali. Angin yang berhembus dengan kencang memang mempermudah pembakaran. Akan tetapi jika angin kencang dan berhembus tidak ke arah yang tak diinginkan tentu akan merepotkan peladang. Pada umumnya pembakaran dilakukan pada siang hari saat matahari terik dan sebelum pulang si petani memastikan api sudah padam.

"Nyau adalah bakar / membakar

"Natak : mengumpulkan sisa kayu atau ranting ranting yang tidak habis terbakar oleh api untuk dibakar kembali

"Nuruk : artinya nuggal / menuggal
"Mudu'k : artinya merumput.

"Tradisi ritual adat ngabiongk
Adat Ngabiongk #ngabiongk adalah ritual adat untuk menempatkan atau memangil semangat padi agar padi tumbuh subur serta tidak diganggu oleh hama atau binatang dan meminta doa kepada petara/ jubata atau tuhan agar bisa mendapatkan panen yang berlimpah

adat sebelum memanen padi juga biasa di adakan ritual adat bunuh anjing." yang biasa di sebut adat bunuh anjing pelangkah. Yang di persembahkan di panyugu / baneen yang berada di tengah2 kampung."

"Ngutump : artinya memanen / memetik".
"Padi adalah "pade
"Ngiik / adalah mengirik  merontokan padi dari tangkai/tandan".
"Nigga'k : nigga'k iyalah mengipas padi dengan alat nyiru dalam bahasa lokal bakati artinya "utoo'r. pungsinya agar padi terpisah dari yang berkualitas yang berisi dengan yang tidak berisi.
"Nyiok adalah nampik padi, membersihkan/membuang padi yang tidak berisi (kosong).
"Padi yang tidak berisi / kosong dalam bahasa bakati artinya adalah "Ampa'k.

"ada beberapa pantang "petuah petuah atau nasihat yang tidak boleh di terapkan atau di lakukan saat aktivitas mengerjakan ladang berlangsung. "konon petuah petuah itu harus dilestarikan dalam adat tradisi membuka ladang agar tidak menimbulkan masalah atau musibah, "karena jika kita melanggar akan terjadi kepada diri kita atau keluarga kita.
"Seperti" sulit mendapatkan rezeki padi atau ladang selalu diserang oleh hama penyakit atau binatang perusak. "Dan bahkan bisa terjadi kepada kita sendiri seperti ke tidak seimbang unsur tubuh seperti demam atau sakit.

redaksi @ www.kompasiana.com/dayakborneo7139

Editor# stepanus murdani @kalimantan_net.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun