Mohon tunggu...
Kabar Kalimantan
Kabar Kalimantan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Agah kampong

Agah kampong adalah media sosial Informasi layanan publik merupakan situs berita independen terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, lingkungan, sosial dan budaya secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah Perkembangan Sub Suku Dayak Bakati di Kalimantan Barat

3 Maret 2021   21:50 Diperbarui: 3 Maret 2021   22:14 2854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gunung bawang / bawangk peak / wisato.id

VI. Semula Jadi, Adamnya Orang Dayak Bakati’

Proses penciptaan manusia pertama dalam masyarakat Dayak Bakati memiliki
kemiripan dengan teologi kristiani, yaitu berasal dari tanah. Dan yang pertam kali diciptakan
adalah laki-laki, yang kemudian ditempatkan di sebuah taman dan lengkap dengan segal
isinya. Masyarakat Dayak Bakati’ meyakini bahwa Semula Jadi adalah nama yang diberikan
kepada manusia pertama yang diciptakan. Dan dari Semula Jadi inilah keturunan orang
Dayak Bakati’.
Ketika berbenturan dengan teologi kristiani (khususnya dalam penciptaan manusia),
maka Semula Jadi bisa disebut sebagai Adamnya Orang Dayak Bakati’. Dayak Bakati’ juga
(sama dengan teologi kristiani) mengimani bahwa adanya pencipta manusia pertama ini,
hanya penyebutannya berbeda dengan iman kristiani yang menyebut penciptanya adalah
Tuhan.

VII.

Koherensi Pandangan Suku Dayak Bakati’ dan Gereja Katolik Tentang
Penciptaan
Pertama, baik dalam teologi penciptaan kristiani maupun orang Dayak Bakati’
memiliki satu keercayaan bahwa ada yang menciptakan dunia ini beserta isinya. Segalah
yang ada ini tidak ada dengan sendirinya tanpa penciptaan. Bagi teologi kristiani, penciptaan
dibuat oleh Allah, dan bagi orang Dayak Bakati adalah Nyabata. Diyakini bahwa, kedua
pencipta ini lah yang merupakan sebab dan akibat segala yang terjadi terhadap ciptaan.
Kedua, sebagai Sang Pencipta yang harus dipuji dan disembah. Ciptaan harus
menaruh hormat terhadap penciptanya ini, terlebih dalam berelasi. Apabila tidak adanya
relasi yang harmoni (hidup dalam kedosaan) antara pencipta dan ciptaan, maka malapetaka
akan terjadi terhadap ciptaan, sehingga orang harus hidup di dunia ini harus selalu
menciptakan kehidupan yang harmoni baik dengan penciptanya maupun dengan sesamanya.
Rasa hormat ciptaan terhadap pencipta ini nampak jelas dalam ucapan-ucapan syukur yang
selalu mengarah pada sang pencipta.

Sumber # Anonimous

Editor # Stepanus murdani (leman tariu)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun