Mohon tunggu...
Aileen Daun
Aileen Daun Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - -

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sistem Imun dan Vaksin HPV

21 April 2022   00:24 Diperbarui: 21 April 2022   00:29 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sistem imun merupakan sistem yang berfungsi untuk melindungi dan mencegah terjadinya kerusakan tubuh atau timbulnya penyakit. Sistem imun terdiri dari organ khusus, sel dan bahan kimia yang melawan infeksi (mikroba). Bagian utama dari sistem imun adalah sel darah putih, antibodi, sistem komplemen, sistem limfatik, limpa, timus, dan sum-sum tulang. Fungsi utama dari sistem imun adalah untuk mempertahankan tubuh dari patogen, yang merupakan organisme penyebab penyakit seperti virus dan bakteri. Jaringan, sel, dan protein dalam sistem kekebalan bekerja sama untuk mencapai fungsi ini. Tubuh manusia mengembangkan mekanisme yang kompleks untuk menghadapi patogen yang memiliki kemampuan untuk masuk kedalam tubuh dan mengganggu keseimbangan tubuh (Subowo, 1993).

Respon imun manusia sangat bergantung pada kemampuan sistem imun untuk mengenal molekul asing atau antigen yang terdapat pada permukaan unsur patogen dan kemampuannya dalam memberikan reaksi yang tepat untuk mengenal, menetralkan, metabolisme dan menyingkirkan tanpa menimbulkan kerusakan pada jaringan sendiri. Mekanisme reaksi tersebut ditentukan oleh komponen sistem imun yang terorganisasi dalam bentuk sel-sel dan jaringan limfoid. Sistem imun dapat merespon antigen melalui imunitas sel perantara dan imunitas humoral (Baratawidjaja K, 2009).

Imunisasi adalah suatu upaya untuk meningkatkan kekebalan tubuh seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpapar dengan penyakit tersebut, orang itu tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Tujuan imunisasi adalah agar mendapatkan imunitas atau kekebalan anak secara individu dan eradikasi atau pembasmian sesuatu penyakit dari penduduk sesuatu daerah atau negeri. Sedikitnya 70% dari penduduk suatu daerah atau negeri harus mendapatkan imunisasi (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016). Vaksinasi selama masa kanak-kanak sangat penting karena membantu memberikan kekebalan sebelum anak-anak terpapar penyakit yang berpotensi mengancam jiwa. Vaksin diuji untuk memastikan bahwa mereka aman dan efektif untuk diterima anak-anak pada usia yang direkomendasikan.

Bagaimana vaksin/imunisasi bekerja? Vaksin bekerja dengan menghasilkan respon imun dalam tubuh tanpa menyebabkan penyakit. Vaksin menggunakan virus mati atau yang dilemahkan untuk mengelabui tubuh kita agar berpikir bahwa kita telah mengidap penyakit tersebut. Ketika seseorang mendapatkan vaksin, sistem imunnya merespons 'penyerbu' yang melemah ini dan menciptakan antibodi untuk melindungi dari infeksi di masa depan. Sistem imun memiliki sel 'memori' khusus yang mengingat dan mengenali kuman atau virus tertentu. Vaksin memperkuat sistem imun dengan melatihnya untuk mengenali dan melawan kuman tertentu. Jika terkena virus itu, sistem imun dengan cepat menghasilkan antibodi untuk menghancurkannya.

Vaksinasi selama masa kanak-kanak sangat penting karena membantu memberikan kekebalan sebelum anak-anak terpapar penyakit yang berpotensi mengancam jiwa. Vaksin diuji untuk memastikan bahwa mereka aman dan efektif untuk diterima anak-anak pada usia yang direkomendasikan. Berikut jenis-jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah:

1. Polio

Vaksin polio adalah vaksin yang diberikan untuk mencegah penyakit poliomyelitis atau polio. Virus polio ini menyerang sistem saraf pusat dan merusak system saraf motorik. Hal tersebut bisa mengakibatkan kelumpuhan pada otot.

2. BCG

Vaksin BCG ini berfungsi untuk mencegah penyakit tuberkulosis.

3. DPT-HB-HIB

Vaksin DPT adalah vaksin yang diberikan untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, dan tetanus.

4. Hepatitis B

Hepatitis adalah vaksin untuk mencegah infeksi virus hepatitis B.

5. Campak Rubella

Imunisasi yang diberikan untuk mencegah penyakit campak dan rubella yang mudah menular.

Vaksin tambahan:

1. Tifoid

Vaksin tifoid adalah vaksin yang digunakan untuk mencegah penyakit tifus atau tipes. Tifus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi.

2. MMR

Vaksin yang digunakan untuk melindungi tubuh dari penyakit campak, gondongan, dan rubella.

3. Influenza

Vaksin yang dapat melindungi dari penyakit flu.

4. Varisela

Vaksin untuk mencegah cacar air atau chickenpox.

Salah satu vaksin yang sudah saya dapatkan adalah vaksin serviks. Vaksin serviks dapat mencegah terkena penyakit kanker serviks. Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Umumnya, kanker ini disebabkan oleh human papillomavirus (HPV) yang penularannya bisa terjadi melalui hubungan seksual, terutama hubungan seks beresiko. Pada wanita, virus ini bisa menyebabkan kanker leher rahim, kanker vagina, kanker vulva, kutil kelamin, dan anus. Sementara pada pria, virus HPV bisa menyebabkan penyakit kutil kelamin, kanker anus serta kanker penis.

Sampai saat ini, kanker serviks masih merupakan masalah kesehatan perempuan Indonesia. Kanker serviks menempati posisi kedua dengan kasus kanker terbanyak setelah kanker payudara di seluruh dunia termasuk Indonesia. Berdasarkan (International Agency for Research on Cancer, 2019) setiap tahun lebih dari 310.000 wanita meninggal karena kanker serviks. Angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi hampir 460.000 kematian per tahun pada tahun 2040 kecuali tindakan pencegahan dilaksanakan segera. Di Indonesia, penyakit kanker servik menempati peringkat pertama prevalensi kanker tertinggi pada tahun 2013 sebesar 0.5%.

Sistem kekebalan kita dirancang untuk mengingat, memanfaatkan infeksi pertama untuk meletakkan dasar bagi pengenalan patogen yang lebih baik dan respons yang lebih cepat saat virus datang. Jaringan kompleks sel-sel kekebalan "terlatih" dan protein khusus bekerja sama untuk memberikan kekebalan begitu infeksi terjadi. Vaksin dirancang untuk menciptakan kembali proses ini dan menghasilkan memori imunitas tanpa adanya infeksi yang sebenarnya.

Dr. Denise Galloway dan penulis pertama Dr. Erin Scherer (Scherer, et al., 2016) bertujuan untuk mengklarifikasi hasil dari infeksi HPV alami dan juga menemukan apa efek dari dosis tunggal vaksin HPV. Mereka berfokus pada sel B, jenis sel imun yang menghasilkan antibodi, protein yang beredar melalui sistem kita dan bertindak sebagai penghalang alami untuk masuknya virus ke dalam sel target. Sel memori B muncul setelah infeksi dan mampu memberikan respons yang lebih cepat dan lebih kuat terhadap pertemuan kedua dengan patogen --- dapat diidentifikasi dengan perubahan ciri khas pada DNA mereka dan spektrum protein yang berbeda pada permukaannya. Ketika sel B memori menghadapi patogen yang telah mereka latih untuk dikenali, mereka berlomba untuk merespons, bertambah jumlahnya dan mengarah ke peningkatan besar dalam jumlah antibodi anti-patogen. (Richards, 2016)

Scherer memeriksa antibodi dan sel B memori yang mengenali HPV16, salah satu jenis HPV penyebab kanker utama yang disertakan dalam semua vaksin HPV yang disetujui. Dalam sebuah studi percontohan, dia melihat sampel darah dari 10 wanita berusia antara 27 dan 45 tahun yang memiliki tingkat antibodi yang terdeteksi terhadap HPV16 -- tanda infeksi sebelumnya. Lima dari perempuan diberi satu dosis vaksin HPV quadrivalent dan lima tetap tidak divaksinasi. Sampel darah diambil sebelum vaksinasi, satu minggu setelahnya, dan kemudian satu bulan dan enam bulan setelahnya.

Para peneliti menemukan bahwa pada kebanyakan individu, vaksinasi meningkatkan kuantitas dan kualitas kekebalan HPV. Tingkat antibodi terhadap HPV16 pada empat individu yang divaksinasi meningkat, rata-rata 77 kali lipat. "Dengan satu dosis vaksin, ada peningkatan besar dalam jumlah antibodi dan peningkatan besar dalam jumlah sel B memori," kata Galloway.

Vaksinasi juga meningkatkan kemampuan antibodi untuk memblokir infeksi sel target oleh HPV -- kualitas kritis yang dikenal sebagai netralisasi. Selama infeksi, sel B menjalani proses untuk memperbaiki kemampuan antibodi mereka untuk mengikat dan menetralisir patogen target. Untuk memeriksa seberapa baik vaksin HPV mendorong sel B untuk memperbaiki antibodi mereka, Scherer dan Galloway menciptakan kembali antibodi menggunakan gen dari sel B memori anti-HPV.

Mereka menemukan bahwa antibodi yang terjadi pada infeksi alami tidak dapat dinetralkan dengan baik. Kurang dari 10 persen bisa menetralisir HPV, "dan yang melakukannya tidak bagus," kata Galloway. Sebaliknya, semua antibodi anti-HPV16 yang ditemukan para ilmuwan "setelah satu dosis vaksin cukup ampuh menetralkan," katanya. Selain itu, vaksinasi meningkatkan frekuensi sel B memori yang mengenali HPV16 hingga 26 kali.

Hasilnya menunjukkan bahwa vaksinasi dapat meningkatkan beberapa komponen kunci dari kekebalan pelindung bahkan pada individu yang sebelumnya telah terinfeksi dari HPV.

Seperti diketahui, kanker serviks merupakan salah satu penyakit yang mematikan termasuk di Indonesia. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa vaksin kanker serviks akan menjadi salah satu vaksin wajib di Indonesia dan diberikan secara gratis mulai tahun ini. Menkes menjelaskan, penambahan jenis vaksin dalam imunisasi rutin tersebut merupakan bagian dari upaya peningkatan layanan promotif dan preventif pada penerapan Kebutuhan Dasar Kesehatan (Kompas.com, 2022). Budi pun mengatakan, dengan melakukan tindakan promotif dan preventif tersebut, pengeluaran negara juga menjadi lebih hemat karena memberi vaksinasi anti kanker serviks lebih murah ketimbang merawat ibu atau wanita yang sudah terkena kanker serviks nanti sesudah tahapnya lanjut.

Kita harus bersyukur Tuhan sudah memberikan kita sistem imun di tubuh kita dan juga alternatif agar tidak terpapar penyakit. Dengan tubuh ini kita juga perlu memuliakan Tuhan salah satu caranya adalah dengan menjaga dan merawat tubuh sendiri dengan baik. Kita bisa melakukan hal ini dengan melakukan vaksinasi yang sudah disediakan pemerintah. Bahkan vaksin HPV juga direncanakan akan menjadi vaksin gratis. Maka dari itu, marilah vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks #cervicalcancerawareness

Sumber

Adrian, d. K. (2021, Juli 31). Ini Pentingnya Vaksin Kanker Serviks. Retrieved from Alodokter: https://www.alodokter.com/ini-pentingnya-vaksin-kanker-serviks

Australian Government Department of Health. (2022, March 24). About immunisation. Retrieved from Health Gov: https://www.health.gov.au/health-topics/immunisation/about-immunisation#:~:text=Vaccines%20use%20dead%20or%20weakened,protect%20you%20against%20future%20infection

Baratawidjaja K, I. R. (2009). Imunologi Dasar. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia.

Centers for Disease Control and Prevention. (2019, August 1). Vaccines for Your Children. Retrieved from CDC: https://www.cdc.gov/vaccines/parents/why-vaccinate/index.html

Fadli, d. R. (2020, April 7). Kapan Waktu Paling Tepat untuk Vaksin HPV agar Mencegah Kutil Kelamin? Retrieved from halodoc: https://www.halodoc.com/artikel/kapan-waktu-paling-tepat-untuk-vaksin-hpv-agar-mencegah-kutil-kelamin

International Agency for Research on Cancer. (2019, February 4). IARC: "HPV vaccination is safe, effective, and critical for eliminating cervical cancer". Retrieved from World Health Organization: https://www.iarc.who.int/news-events/hpv-vaccination-is-safe-effective-and-critical-for-eliminating-cervical-cancer/#:~:text=On%20World%20Cancer%20Day%202019,HPV)%20vaccination%2C%20confirming%20that%20HPV

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016, Agustus 29). Pentingnya Imunisasi. Retrieved from Kementerian Kesehatan: https://promkes.kemkes.go.id/?p=5422

Kompas.com. (2022, April 19). Menkes: Vaksinasi Kanker Serviks Gratis Mulai Tahun ini. Retrieved from Kompas.com: https://nasional.kompas.com/read/2022/04/19/13283821/menkes-vaksinasi-kanker-serviks-gratis-mulai-tahun-ini?page=all

Nareza, d. M. (2021, Agusuts 23). Kanker Serviks. Retrieved from Alodokter: https://www.alodokter.com/kanker-serviks

Richards, S. (2016, August 10). HPV vaccine boosts immune memory. Retrieved from Fred Hutch: https://www.fredhutch.org/en/news/center-news/2016/08/hpv-vaccine-boosts-immune-memory.html

Scherer, E. M., Smith, R. A., Gallego, D. F., Carter, J. J., Wipf, G. C., & Hoyos, M. (2016). A Single Human Papillomavirus Vaccine Dose Improves B Cell Memory in Previously Infected Subjects. EBioMedicine.

Shabrina, A. (2022, April 19). Vaksin HPV: Manfaat, Efek Samping, dan Jadwal Pemberiannya. Retrieved from hellosehat: https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/imunisasi/vaksin-hpv/

Subowo. (1993). Imonologi. Mataram: Angkasa.

Thompson, A. E. (2015). The Immune System. JAMA.

Yusuf, & Nurfadilah. (2016). Isolasi dan Identifikasi Bakteri Simbion Dari Larva Cossus cossus dan Uji Aktivitasnya Sebagai Antibakteri Terhadap Beberapa Bakteri Patogen. Gowa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun