Mohon tunggu...
Dawam
Dawam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

membaca bukan hanya membuka jendela dunia tetapi dengan membaca dunia seakan milik kita

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Generasi Z dan Gaya Belajar: Apakah Adaptasi Harus Dilakukan

3 Februari 2025   00:42 Diperbarui: 3 Februari 2025   01:09 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

 

 

GENERASI Z

            Generasi Z biasanya disebut sebagai generasi internet yang lahir antara tahun 1997 dan 2012. Generasi ini lahir di zaman teknologi dan informasi yang lebih berkembang dan modern, kemajuan teknologi digital seperti smartphone canggih yang memungkinkan orang menggunakan internet dengan mudah dan cepat. Generation Z lahir dan berkembang di lingkungan dan era yang teknologinya sudah berkembang pesat. Oleh sebab itu, generasi Z seringkali disebut sebagai Generation Net (iGen atau Generasi Internet). Berkembang dan dibesarkan oleh kemajuan teknologi, Generasi Z mulai mengetahui jejaring sosial bersamaan dengan bertambahnya umur mereka. Generation Z ini sudah mengetahui jejaring sosial sejak kecil. Akibatnya, mereka itu mudah terpengaruh konten konten yang ada dimedia sosial. Generasi Z biasanya berurusan dengan internet. Dibandingkan generasi sebelumnya, mereka lebih mampu melakukan banyak hal sekaligus (multitasking) berkat kemajuan teknologi. Hal ini memengaruhi kepribadian dan sifat mereka secara tidak langsung.

 

            Karena mereka adalah generasi sosial pertama yang tumbuh dengan akses ke Internet dan teknologi digital portabel sejak usia muda, Gen Z telah disebut sebagai "digital native" atau orang-orang yang tumbuh bersamaan dengan reformasi digital. Selain itu, remaja merasakan dampak buruk menghabiskan waktu dengan layar lebih banyak daripada anak-anak yang lebih kecil.

KARAKTERISTIK GEN Z 

  • Figital

 

            Dalam konteks ini, figital yang dimaksud adalah Generasi Z tidak pernah membatasi kegiatan dan cakupan mereka antara dunia digital dan realita. Era Gen Z mengalami kemajuan teknologi yang cepat, yang merupakan hal yang wajar. Semuanya tersedia dengan mudah dan biasanya tersedia melalui berbagai aplikasi dan situs online. Generasi Z tampaknya tidak peduli dengan fakta bahwa dunia virtual dapat membatasi hubungan fisik. Salah satu alasan utamanya juga adalah efisiensi waktu. Selain itu, dunia digital dan teknologi adalah hal mustahil untuk dihilangkan dari kehidupan mereka. Semua kebutuhan Gen Z dapat dipenuhi dengan hanya klik, scroll, dan klik kembali.  

  • Hiper Kostumisasi

 

Dalam hal ini, Gen Z tidak ingin diberi nama atau gelar apa pun. Ini adalah hiperkustomisasi yang dimaksud. Generasi Z lebih suka menyesuaikan diri mereka sesuai denga napa yang mereka inginkan dikalangan  masyarakat. Mereka ingin menunjukkan kelebihan atau keunikan yang dimiliki sebagai identitas yang mereka gunakan, bukan berdasarkan kepercayaan, etnik, atau bangsa mereka. Setelah melihat hal-hal yang menonjol, kita mulai memikirkan seberapa unik kita dibandingkan dengan orang lain di lingkungan yang sama.

            Generasi Z tidak suka dimasukkan ke dalam kelompok tertentu. Seakan mereka suka menentang dan tidak patuh.Gen Z ini tidak ingin melakukan kebiasaan yang sama seperti orang lain. Banyak orang telah memiliki keinginan untuk menentukan tujuan dan cita-cita mereka sendiri, bahkan sejak remaja. Mereka juga ingin tahu apa yang harus mereka lakukan untuk mencapai tujuan tersebut. 

  • Realistis

 

            Akibat Gen Z dipengaruhi oleh orang tua mereka (generasi X) yang memiliki kecenderungan untuk memiliki perspektif negatif tentang masa depan karena kehidupan mereka yang tidak memenuhi harapan mereka. Ini tidak termasuk perspektif yang skeptis; sebaliknya, itu termasuk perspektif yang nyata. Oleh sebab itu, Generasi Z memprioritaskan pendidikan praktis daripada teoritis. Mereka lebih suka belajar bagaimana menjual barang atau menyelesaikan masalah nyata.

            Searah dengan kepribadian sebelumnya, Generasi Z siap untuk menyesuaikan diri dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depan mereka. Generasi Z terkesan seperti orang yang pesimis pada apa yang ingin digapai, tetapi perbuatan yang mereka ambil tampaknya lebih jelas dan pada akhirya mereka dapat memberikan perubahan yang baik pada lingkungan sekitarnya. 

  • Fear of Missing out (FOMO)

            Generasi Z, juga disebut sebagai generasi digital, mengumpulkan semua berita dari jejaring sosial yang mereka anggap sebagai hal yang fundamental dan berguna bagi pekerjaan mereka. Mereka tidak ingin tertinggal berita yang dapat menahan dan mengganggu kinerjanya Selain itu generasi Z sangat ingin tahu, yang membuat mereka gelisah jika mereka tidak menerima berita terbaru. Ini adalah alasan Generasi Z khawatir ketika mereka tertinggal dari orang lain. Selain itu, mereka ingin mengetahui dan mengambil pelajaran dari pekerjaan orang lain. Mungkin generasi Z memiliki kesempatan untuk menjadi lebih kompetitif. 

  • Mandiri

 

            Generasi Z adalah generasi digital yang mandiri, yang berarti mereka sudah tidak perlu ditemani untuk belajar sesuatu yang belum mereka ketahui. Semuanya terselesaikan dengan mencadiplatform separti tiktok dan YouTube. Bagi mereka, itu sangat sederhana. Sebaliknya, kecenderungan generasi Z untuk melakukan segalanya secara mandiri membuat mereka dianggap tidak memiliki kemampuan untuk bekerja sama dalam tim, mereka hanya ingin fokus pada pekerjaan yang dapat diselesaikan dan menyerahkan sisanya kepada rekan kerja mereka.

 

  • Terpacu

 

Memang benar bahwa Generasi Z adalah generasi yang realistis dan tidak memiliki impian besar, tetapi mereka ingin menggunakan teknologi yang mereka miliki saat ini untuk mengubah lingkungan. Mereka mungkin bersedia melakukan lebih banyak untuk membantu banyak orang yang mungkin membutuhkan bantuan mereka. Generasi Z memiliki semangat terpacu yang memungkinkan mereka untuk membangun dan memperkenalkan personal branding mereka ke seluruh dunia untuk rencana besar mereka di masa depan.

 

TANTANGAN PENDIDIKAN PADA GENERASI Z

Generasi Z menghadapi banyak masalah pendidikan, diantaranya:  

  • Generasi Z percaya bahwa mereka tidak perlu belajar karena mereka memiliki banyak informasi yang tersedia setiap saat. Namun, di era modern, mereka lebih suka belajar tentang bagaimana dan di mana mereka dapat memperoleh apa yang mereka perlukan.
  • Generasi Z lebih tanggap terhadap teknologi tinggi daripada guru, jadi teknologi dapat mengubah cara mereka menerima pelajaran.
  • Pendanaan untuk perangkat keras, perangkat lunak, infrastruktur, pegembangan profesional, dan dukungan teknis masih cukup tinggi untuk menerapkan sumber daya teknologi di institusi pendidikan.
  • Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, Generasi Z lebih percaya diri dan termotivasi untuk sukses.
  • Generasi Z biasanya tidak tertarik dengan pendidikan formal.
  • Generasi Z cepat bosan dengan cara guru berbicara.
  • Banyaknya informasi (information overload).

 

            Berdasarkan fenomena di atas, guru menghadapi tantangan yang signifikan, terutama karena perubahan pola pikir siswa yang disebabkan oleh kemajuan teknologi. Oleh karena itu, guru harus mahir menggunakan teknologi yang semakin berkembang seiring dengan penerapan nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran.

SOLUSI  

Dengan mempertimbangkan masalah-masalah yang disebutkan di atas, persyaratan utama yang harus dipenuhi adalah penyediaan kualifikasi dan kompetensi guru yang berkualitas.  

  • Memahami karakteristik generasi Z sehingga dapat menggunakan strategi, teknik, dan media pembelajaran yang sesuai dengan kecanggihan teknologi dan media informasi.
  • Dalam kasus ini, melek digital memiliki kemampuan untuk menggunakan alat digital dan kecakapan perilaku untuk menggunakan kecanggihan teknologi.
  • Selama proses pembelajaran, guru harus menggunakan perangkat elektronik yang dimiliki siswa sebagai sumber pembelajaran dan media untuk komunikasi dan konseling.
  • berupaya terus menerus untuk membuat pembelajaran bermakna dan menyenangkan sehingga siswa memiliki peran aktif yang bebas tekanan dan menyenangkan.
  • Untuk menghasilkan Generasi Z yang berkarakter dan cerdas sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, role model digunakan untuk siswa di semua aspek kehidupan.
  • Mampu   memberikan   sudut   pandang, alternatif bahkan solusi kepada generasi Z, disinilah peran guru yang tidak tergantikan oleh teknologi.
  • Wajib memiliki wawasan kebangsaan dan toleransi yang harus ditanamkan pada siswa.

  

 

KESIMPULAN  

            Generasi Z memiliki cara belajar yang berbeda dari generasi sebelumnya karena mereka tumbuh di era digital. Mereka lebih suka pendekatan pembelajaran berbasis teknologi, visual, dan fleksibel daripada pendekatan belajar konvensional yang kaku dan berbasis hafalan. Namun, sistem pendidikan saat ini masih menghadapi banyak masalah untuk memenuhi kebutuhan.

            Pendidikan harus berubah untuk tetap relevan dan efektif, menggunakan teknologi, menerapkan pendekatan pembelajaran yang lebih interaktif, dan memberikan fleksibilitas dalam evaluasi. Dunia pendidikan harus terus berubah dan menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman agar dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna bagi Generasi Z. Jika tidak ada perubahan, Generasi Z akan kehilangan minat dan motivasi mereka untuk belajar,yang berdampak pada kesiapan mereka untuk masa depan.

REFERENSI

 

Adelantado-Renau, M., Moliner-Urdiales, D., Cavero-Redondo, I., Beltran-Valls, M. R., Martnez-Vizcano, V., & lvarez-Bueno, C. (2019, Septamber 12). "Association Between Screen Media Use and Academic Performance Among Children and Adolescents: A Systematic Review and Meta-analysis. JAMA Pediatrics. American Medical Association, 1058. doi:10.1001/jamapediatrics.2019.3176

  • LinggaSekar Arum, A. Z. (2023). KARAKTERISTIK GENERASI Z DAN KESIAPANNYA DALAM MENGHADAPI BONUS DEMOGRAFI 2030. Accounting Student Research Journal, 2, 64-66. Retrieved Maret 2023
  • Lukum, A. (2019). PENDIDIKAN 4.0 DI ERA GENERASI Z: TANTANGAN DAN SOLUSINYA. Pros. Semnas KPK, 2(Vol. 2 No. Back Issue (2019)), 2.
  • Manjilatul Urba, A. R. (2024, januari). Generasi Z: Apa Gaya Belajar yang Ideal di Era Serba Digital? Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol.3, 50.
  • Turner, A. (2015). Generation Z: Technology and Social Interest. The Journal of Individual Psychology, 71, 103-113. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun