Mohon tunggu...
Healthy

Untuk yang Suka Begadang

25 November 2017   22:26 Diperbarui: 25 November 2017   23:57 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Setelah banyak membaca sumber-sumber ilmiah mengenai eritrosit, ternyata eritrosit inilah penyebab mengapa tubuh kita sering menjadi lemas atau lelah. Apakah sistem kerja dan aktivitas manusia jaman purba sama dengan sistem dan aktivitas manusia jaman milenial ini? Tentu saja tidak. Semakin dewasa ini, aktivitas semakin banyak, energi semakin terkuras, dan manusia semakin membutuhkan energi. 

Nah, darimana sumber energi itu berasal? Eritrosit. Seperti yang sudah saya tulis sebelumnya, eritrosit adalah penyuplai oksigen terbesar dalam tubuh manusia. Dapat disimpulkan pula bahwa jika manusia semakin banyak mengeluarkan energi untuk beraktifitas, disitulah eritrosit bekerja keras untuk manusia. Namun, jika kita ibaratkan eritrosit ini adalah sebuah mesin, semakin sering mesin digunakan atau semakin sering bekerja, maka mesin akan mengalami penurunan fungsi. Sama halnya eritrosit semakin sering kita memforsir diri dalam beraktifitas, eritrosit juga akan mengalami penurunan dan berpengaruh terhadap usia eritrosit.

Usia eritrosit tidak selamanya 120 hari. Tergantung pada manusianya, apakah manusia tersebut memiliki gaya hidup yang sehat atau gaya hidup yang salah? Ada beberapa faktor-faktor yang memengaruhi usia dari eritrosit. Pertama, usia manusia. Semakin bertambahnya usia manusia, maka organ-organ di dalam tubuh manusia juga akan mengalami penurunan fungsi. Salah satunya sumsum tulang merah.

 Seperti yang kita tahu bahwa sumsum tulang merah inilah yang memproduksi eritrosit. Apabila semakin sedikit tingkat produktivitasnya, tentu eritrosit juga akan semakin bekerja keras dalam menjalankan tugasnya, walaupun "pasukannya" terbilang semakin sedikit dari waktu ke waktu. Kedua, lingkungan manusia saat ini. Salah satu hal yang saya benci di dunia ini adalah asap rokok, mengapa? Hal inilah yang membuat eritrosit saya semakin pendek usianya. Radikal bebas yang berlebihan semakin membuat pertahanan tubuh manusia semakin sulit menetralisir. Radikal bebas ini memengaruhi elasitisitas membran sel darah merah, akibatnya eritrosit menjadi hancur saat melewati bagian-bagian sempit. Ketiga adalah pola hidup kita. 

Pertama mengenai istirahat yang cukup. Manusia-manusia zaman sekarang mungkin lebih mementingkan karir dan uang daripada kesehatan. Lebih suka memforsir diri sendiri dengan tidur terlalu larut atau begadang untuk mengerjakan tugas atau proyek yang sebenarnya masih bisa dikerjakan jauh-jauh hari, dan manusia tidak perlu tidur larut. 

Berdasarkan artikel yang telah saya baca, semakin manusia suka untuk tidur larut maka asupan oksigen akan semakin sedikit. Kedua, manusia terlalu suka mengonsumsi garam secara berlebihan. Hal ini yang membuat larutan darah menjadi hipetonis, dan membuat sel darah merah mengalami krenasi atau pengerutan, dan tentunya akan berpengaruh terhadap usia sel darah merah. Lalu pola hidup yang sering salah adalah mengenai asupan nutrisi yang manusia konsumsi. 

Pentingkah? Sangat penting. Apabila manusia salah dalam memberikan asupan gizi, maka akan semakin banyak penyakit yang mendatangi. Salah satunya adalah gagal ginjal. Seperti yang kita tahu bahwa hormon eritropoitein yang menjadi stimulan bagi diproduksinya eritrosit dihasilkan di ginjal. Juga salah satu penyebab gagal ginjal adalah obat-obatan kimia. Obat kimia memang sangat penting bagi manusia, namun ada efek samping penggunaan obat kimia.

 Apabila ginjal kita rusak, maka eritrosit pun tidak diproduksi lagi dan tentunya berpengaruh bagi eritrosit yang masih hidup. Selain itu, bahan kimia juga dapat menyebabkan hemolisis atau terjadinya kehancuran sel akibat gangguan pada membran sel darah merah yang menyebabkan pelepasan hemoglobin.

Lalu faktor lain yang memengaruhi jumlah eritrosit. Salah satunya adalah lokasi tempat manusia tinggal. Manusia yang tinggal di dataran tinggi dengan manusia yang tinggal di dataran rendah tentu akan beda jumlah eritrositnya. Mengapa? Dikarenakan orang yang tinggal di dataran tinggi membutuhkan eritrosit yang lebih banyak untuk menyerap oksigen karena kadar oksigen di dataran tinggi lebih rendah, dibandingkan di dataran rendah.

Apakah masih ada faktor lain? Saya akan membahas lebih dalam mengenai apa yang saya bahas di awal mengenai energi. Manusia membutuhkan energi, dan energi itu berasal dari asupan makanan dan oksigen yang diedarkan eritrosit. Apabila manusia semakin sering bekerja dan mengeluarkan energi tentunya eritrosit harus terus bekerja bekerja dan lama kelamaan akan mati, dan tubuh juga harus cepat-cepat mengambil tindakan salah satunya adalah regenerasi sel. 

Apabila tubuh manusia semakin tua proses regenerasi ini tentu semakin lambat dan membuat sel darah merah yang diproduksi akan menjadi semakin berkurang dan menyebabkan terjadinya anemia. Anemia adalah suatu penyakit dimana jumlah sel darah merah dan sahabatnya,hemoglobin yang berfungsi mengedarkan oksigen ini berada dalam keadaan dibawah rata-rata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun