Mohon tunggu...
Brigitta d Avriella
Brigitta d Avriella Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Fisika Teknik, Institut Teknologi Bandung

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ada Apa dengan Telinga?

17 Maret 2018   20:04 Diperbarui: 17 Maret 2018   20:18 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita, manusia, adalah ciptaan Tuhan yang paling luar biasa. Di antara semua ciptaan-Nya, hanya kita yang diberikan yang terbaik yang Tuhan miliki. Salah satu hal terbaik yang Tuhan berikan pada kita adalah telinga kita.

Ketika kita mendengar kata 'telinga', mungkin sebagian dari kita langsung memegang dua 'daun' di sisi kanan dan kiri kepala kita. Padahal, ternyata, telinga jauh lebih rumit dibandingkan kedua 'daun' tersebut.

Nah, di sini, saya ingin mencoba menjelaskan lebih detail lagi tentang telinga. Karena saya yakin, ketika semakin banyak kita tahu, semakin kita akan takjub dengan pekerjaan Tuhan!

Serumit Apa Sebenarnya Telinga Kita?

Saya yakin kita semua tahu bahwa telinga berfungsi sebagai organ pendengaran. Jika ingin lebih rumit, secara ilmiah, telinga mendeteksi dan menganalisa suara melalui transduksi. Transduksi berarti telinga mengubah suara yang berbentuk gelombang menjadi sebuah impuls elektrokimia. Impuls ini yang akan membuat otak mengerti kalau kita sedang mendengarkan sebuah suara.

 Tapi, ternyata, telinga tidak hanya sekedar berfungsi sebagai organ pendengaran. Telinga juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan kita. Wah, ternyata tugas telinga tidak sesederhana itu loh! Untuk memenuhi kedua tugasnya, telinga diperlengkapi dengan berbagai bagian. Bagian-bagian ini biasa dikelompokkan menjadi tiga: telinga bagian luar, tengah, dan dalam.

Seperti yang kita lihat di gambar, telinga bagian luar (outer ear) terdiri atas daun telinga (auricle) dan saluran telinga luar (external auditory canal). Daun telinga, bagian telinga yang terlihat, berfungsi untuk mengumpulkan gelombang suara sehingga gelombang itu bisa masuk ke dalam telinga kita melalui saluran telinga luar. Di saluran ini lah terdapat kelenjar yang akan menghasilkan cairan telinga yang umumnya sering kita bersihkan dengan cotton bud.

Telinga bagian tengah merupakan rongga udara di sisi tulang tengkorak kita. Bagian ini terdiri atas gendang telinga (tympanic membrane), tulang pendengaran (auditory ossicles), dan saluran Eustachius (Eustachian tube). Gendang telinga berfungsi menerima gelombang suara dari saluran telinga. 

Tulang pendengaransendiri sebenarnya terdiri dari rangkaian tiga tulang: tulang maleus, inkus, dan stapes. Rangkaian ini tergantung pada ligament sehingga dapat mengirim gelombang dari gendang telinga ke tingkap oval(oval window) yang tertutup oleh tulang stapes. Selain tingkap oval, terdapat juga tingkap bulat(round window) yang tertutup oleh gendang telinga. Pada telinga bagian tengah, juga terdapat saluran Eustachius. Saluran ini menyambungkan antara telinga bagian tengah dengan bagian belakang tenggorokan sebagai ventilasi telinga. Dengan adanya saluran ini, tekanan udara di kedua sisi gendang telinga akan terjaga tetap sama.

Telinga bagian dalam terdiri atas sensor-sensor untuk melaksanakan kedua fungsi telinga. Bagian ini terdiri atas perangkat vestibular (vestibular apparatus) dan koklea (cochlea).Perangkat vestibular sendiriterdiri atas vestibule dan saluran setengah lingkaran. Kedua perangkat inilah yang memiliki sensor keseimbangan bagi tubuh kita. Sedangkan, kokleamemiliki sensor pendengaran. Pada koklea terdapat membran basilar. Membran ini akan bergetar akibat adanya getaran fluida pada koklea. Selain itu, pada koklea juga terdapat organ Korti.

Lalu, Bagaimana Kita Bisa Mendengar?

Sebagian besar dari kita sudah tahu bahwa untuk mendengar perlu adanya benda yang bergetar sebagai sumber suara, media penghantar yang biasanya adalah air, dan kita atau penerima suara lainnya. Benda yang bergetar akan menyebabkan getaran pada molekul udara sebagai media penghantar. Getaran ini lah yang kemudian biasa dikenal sebagai gelombang suara.

89decibeles
89decibeles
Gelombang suara akan dikumpulkan oleh daun telinga dan dikirimkan ke gendang telinga melalui saluran pendengaran. Di gendang telinga, getaran udara ini akan diubah menjadi getaran gendang telinga. Kemudian, getaran ini akan diubah kembali menjadi getaran fluida dalam koklea. 

Getaran fluida ini akan membentuk gelombang berdiri sepanjang membran basilar dan merangsang sel organ Korti. Sel ini lah yang berfungsi untuk mengubah gelombang menjadi impuls yang akan dikirimkan ke otak melalui saraf pendengaran.

Dengan semua tahap pendengaran tersebut, terus gimana caranya kita bisa membedakan suara yang tinggi dan rendah? Gimana caranya kita bisa membedakan suara yang keras dan pelan?

Rendah, tinggi, pelan, dan kerasnya suara tergantung pada karakteristik gelombang suara yang diterima. Tinggi rendahnya suara, atau yang biasa kita sebut nada, dapat dibedakan melalui frekuensi gelombang (berapa banyak gelombang yang terbentuk dalam satu satuan waktu). 

Sedangkan keras pelannya suara dapat dibedakan melalui intensitas atau amplitudo gelombang. Semakin tinggi frekuensi gelombang, semakin tinggi suara yang kita dengar. Begitu juga dengan amplitudo. Semakin besar amplitudo gelombang, semakin keras suara yang kita dengar.

Pada telinga, besarnya amplitudo akan memengaruhi seberapa 'jauh' gendang telinga akan bergetar. Semakin besar amplitudo, semakin jauh gendang telinga akan bergetar. Sedangkan frekuensi hanya akan memengaruhi kecepatan getaran gendang telinga. Semakin tinggi frekuensi suara, semakin cepat gendang telinga akan bergetar.

Terus Gimana Kalau Telinga Kita Rusak?

Semakin banyak suara yang kita dengar, semakin 'rusak' lah telinga kita. Rusak yang saya maksud di sini adalah telinga kita mulai semakin tidak sensitif terhadap suara. Kerusakan ini dapat dikelompokkan menjadi tiga: conductive hearing loss, sensorineural hearing loss (SNHL), dan mixed hearing loss.

audicus.com
audicus.com
Conductive hearing loss biasanya disebabkan oleh tertutupnya saluran pendengaran atau adanya kesalahan bentuk pada struktur telinga bagian tengah. Kerusakan ini umumnya ditangani dengan operasi.

Sensorineural hearing loss (SNHL)dapat dibagi menjadi dua kasus. Kasus pertama disebabkan oleh 'trauma akustik'. Trauma ini disebabkan oleh terlalu seringnya mendengar suara yang keras. Suara-suara yang keras ini akan menyebabkan kerusakan pada sel organ Korti. Untuk menyembuhkannya, perlu dilakukan terapi agar sel organ Korti kembali seperti semula. Kasus yang kedua disebabkan oleh adanya kebocoran fluida koklea yang dapat menjadi 'racun' bagi telinga bagian dalam. Kasus ini umumnya disembuhkan dengan operasi.

Mixed hearing loss merupakan gabungan dari conductive hearing lossdan SNHL. Untuk menyembuhkannya, sangat disarankan untuk memperhatikan terlebih dahulu conductiver hearing lossyang dimiliki.

 Nah, ternyata telinga kita itu sangat rumit kan! Oleh karena itu, seharusnya kita bersyukur ketika kita masih memiliki telinga yang berfungsi dengan baik. Yuk, perlakukan telinga kita dengan baik!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun