Mengobati rasa penasaran sekaligus menyambut HUT RI ke-76, hari  minggu 15 Agustus 2021 lalu,  saya bersama beberapa anggota kompal yakni Ayah,Bunda,Om Yayan,Om koh Deddy,dan Aunty Grant sengaja play like tourist alias pura-pura jadi turis di kota sendiri. Berwisata kuliner, berburu telok abang di jalan merdeka Palembang.Â
Mulanya kami berjanji titik kumpul di monpera atau monumen penderitaan rakyan yang berlokasi di seberang masjid Sultan Mahmud Badarudin.  Stt..kalian tahu gak sih kalo  titik 0 kilometer Palembang berada di pagar masjid ini?Â
Karena monpera tengah tengah perbaikan, Â jadi titik kumpul kami berpindah ke kantor pos pusat Palembang. Kami berjalan kaki untuk ke tempat penjuak telok abang.
Makanan Lain selain Telok Abang
Disana tidak hanya menjual telok abang beserta mainannya saja. Ada juga dijual ketan sepit, telok pindang, telok ukan,dan bongkol.
Ketan sepit maksudnya adalah ketan jepit, yang  terdiri dari dua buah ketan yang dibungkus dengan daun pisang dan dijepit dengan bambu. Aroma harum keluar dari daun yang dipanggang.  Makanan ini menyerupai lemper namun dipanggang. Â
Harganyya cukup murah untuk makanan di Palembang. Untuk satu buah yang terdiri dari dua buah ketan harganya 5000. Ketan sepit ini rasanya gurih. Terbuat dari beras ketan yang pulen dan diberi santan. Di tengahnya berisi abon sapi yang gurih. Rasanya begitu nikmat, perpaduan antar pulennya ketan, gurihnya santan yang disempurnakan dengan abon sapi yang umami.
Ketan sepit sebenanya tidak dinikmati sendiri, tetapi dipadukan dengan lauk berupa telok. Ada dua jenis telur yang bisa dinikmati dengan ketan sepit yakni telok ukan dan telok pindang. Keduanya berbahan baku telok bebek.
Telok ukan ciri khas di atas cangkang telur terdapat gabus penutup. Karena pembuatannya dengan cara mengeluarkan isinya saat masih mentah. Dengan memecahkan cangkangnya sedikit di bagian atasnya. Telur yang dikeluarkan kemudian dicampur bumbu- bumbu, air pandan, sedikit garam dan sedikit air kapur.Â