Mohon tunggu...
Davin Permana
Davin Permana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Eritroblastosis Fetalis! Hati-hati Dulu Sebelum Terlambat

24 November 2017   19:09 Diperbarui: 24 November 2017   19:18 833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo semua pembaca sekalian, selamat datang kembali di artikel saya yang terbaru ini. Dalam artikel ini, saya akan melakukan pembahasan mendalam tentang suatu penyakit yang jarang kita dengar. "Eritroblastosis fetalis" adalah nama dari penyakit satu ini. 

Penyakit ini telah menghantui sebagian besar pasangan yang ada. Eritroblastosis fetalis ini dapat mengancam anak dari suatu pasangan. Perbedaan rhesus antara ayah dan ibu dapat memunculkan suatu kekhawatiran.

APA ITU ERITROBLASTOSIS FETALIS?

Eritroblastosis fetalis adalah suatu kelainan atau penyakit yang berkaitan dengan kelainan darah yang dapat mengancam nyawa seorang janin yang baru saja lahir. Penyebab utama dari eritroblastosis fetalis ini adalah suatu proses yang dikenal dengan nama isoimunisasi. Isoimunisasi ini adalah suatu proses dimana terjadi pembentukan antibodi terhadap adanya antigen berbeda dari individu yang lain. 

Dalam kasus ini, di dalam tubuh ibu akan terjadi pembentukan antibodi sebagai reaksi dari adanya antigen asing yang berasal dari janin yang ada dalam tubuh ibu sendiri. Terjadinya pembentukan antibodi ini ada kaitannya dengan perbedaan golongan darah maupun perbedaan rhesus antara ibu dan janin yang dikandungnya. Untuk memperdalam pemahaman para pembaca, saya akan mengadakan pembahasan singkat mengenai sistem golongan darah ABO dan sistem rhesus.

Antigen dan antibodi dalam darah seseorang dapat ditentukan dari golongan darah orang itu.

Golongan darah A :    Mempunyai antigen A dan antibodi anti-B

Golongan darah B :    Mempunyai antigen B dan antibodi anti-A

Golongan darah AB : Mempunyai antigen A dan antigen B tetapi tidak mempunyai antibodi anti-A dan antibodi anti-B

Golongan darah O :    Tidak mempunyai antigen A dan antigen B tapi mempunyai antibodi anti-A dan antibodi anti-B

Pertemuan antara antigen A dengan antibodi anti-A dapat mengakibatkan suatu penggumpalan yang dikenal dengan sebutan agutinasi. Begitu pula dengan pertemuan antara antigen B dan antibodi anti-B juga dapat menyebabkan aglutinasi. Maka dari itu, penyesuaian golongan darah sangat berperan penting dalam proses transfusi atau pendonoran darah.

Sementara itu, berdasarkan system rhesus, penentuannya dilakukan berdasarkan ada tidaknya antigen-Rh.

Rh-positif (Rh+) :   Darahnya mengandung antigen-Rh

Rh-negatif (Rh-) :  Darahnya tidak mengandung antigen-Rh

Kelainan yang dialami oleh penderita eritroblastosis fetalis adalah berupa hemolisis. Hemolisis yang dialami oleh janin ini adalah suatu kejadian pecahnya membran eritrosit. Karena membran eritrosit pada janin pecah, maka hemoglobin dalam darah dapat bebas ke medium sekelilingnya. Efek dari hemolisis pada eritroblastosis fetalis ini dapat bermacam macam. 

Yang paling parah adalah terjadinya kematian pada janin. Tetapi jika janin dapat selamat dan dilahirkan, ada beberapa efek seperti gagal jantung, anemia, dan juga pembengkakan hati atau limpa.

Nah pertanyaan besar yang muncul di benak kita tentu saja tentang cara menyembuhkan penyakit yang satu ini. Dalam essay saya ini, saya akan mengajak para pembaca untuk mendalami tentang cara menyembuhkan maupun mengatasi eritroblastosis fetalis. Apakah eritroblastosis fetalis pada janin dapat disembuhkan? Perlu kita tahu bahwa kebanyakan janin korban dari eritroblastosis fetalis ini adalah biasanya anak yang kedua atau seterusnya. Anak pertama cenderung tidak terlalu beresiko terkena penyakit ini. 

Biasanya, eritroblastosis terjadi jika darah ibu mengandung rhesus negatif sedangkan si anak mengandung rhesus positif karena mewarisi sifat darah ayah yang juga mengandung rhesus positif. Dalam hal ini, ada alasan yang menyebabkan anak kedua dan seterusnya cenderung lebih memungkinkan terkena eritroblastosis fetalis. 

Saat ibu mengandung anak kedua, dalam tubuh ibu sudah terbentuk banyak antibodi terhadap darah rhesus positif. Pembentukan antibodi itu terjadi saat ibu mengandung anak yang pertama. Itu sebabnya mengapa anak pertama lebih jarang terancam eritroblastosis fetalis daripada anak kedua dan seterusnya.

PROSES TERJADINYA ERITROBLASTOSIS FETALIS 

 Jika kita pikirkan dengan logika kita, maka kita dapat mengira kira bagaimana dan apa penyebab dari terjadinya eritroblastosis fetalis. Bayangkan saja jika kita harus dihadapkan dengan sesuatu yang tidak kita kenal. Misalnya kita berkumpul dengan orang yang tidak kita kenal, tentu reaksi atau tingkah yang kita lakukan akan berbeda dengan jika kita dihadapkan dengan orang yang sudah kita kenal. 

Kita akan lebih berhati-hati dibandingkan jika kita berhadapan dengan orang yang sudah kita kenal dekat. Hal ini sama halnya dalam kasus rhesus darah ini. Bayangkan jika rhesus negatif bertemu dengan rhesus negatif, begitu juga jika rhesus positif bertemu dengan rhesus positif, itu akan sama kondisinya dengan kita bertemu orang yang kita kenal. 

Karena itu, bukan suatu masalah jika rhesus yang sejenis saling bertemu satu sama lain maka tidak akan terjadi apapun. Tetapi jika darah ibu yang memiliki rhesus negatif bertemu dengan darah janin yang berhesus positif, maka tubuh ibu akan melakukan suatu reaksi. Reaksi yang diadakan oleh tubuh ibu ini disebabkan karena tubuh ibu terpaksa bertemu dengan darah berjenis lain. 

Secara otomatis, tubuh ibu akan membentuk antibodi untuk melawan aglutinogen Rh-D dari darah janin. Antibodi yang terbentuk inilah yang akan berbahaya bagi darah janin dan dapat memicu terjadinya eritroblastosis fetalis.

Dengan analogi berpikir seperti tadi, kita dapat menarik kesimpulan penting bahwa eritroblastosis fetalis adalah suatu penyakit yang termasuk dalam penyakit genetika. Kita dapat menganggap bahwa eritroblastosis fetalis adalah suatu penyakit genetika karena penyakit ini disebabkan oleh perbedaan rhesus.

Perbedaan rhesus ini dapat terjadi karena faktor keturunan atau genetik dari ayah. Berdasarkan begitu banyaknya kasus penyakit genetika di seluruh dunia, bahkan hingga saat ini belum ada suatu obat yang dapat menyembuhkan penyakit genetika. Meskipun teknologi di bidang kedokteran telah banyak berkembang di jaman modern ini, cara menyembuhkan penyakit genetika masih merupakan suatu tanda Tanya yang besar dalam dunia kedokteran. 

Namun, meskipun belum ditemukan cara menyembuhkannya, ada cara cara yang dapat ditempuh untuk mengurangi, mencegah, dan meminimalisir dampak dari penyakit genetika. Maka jawaban sebenarnya dari topik essay saya kali ini adalah eritroblastosis fetalis merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan.

BAGAIMANA CARA MENGHADAPI ERITROBLASTOSIS FETALIS

Meskipun bagi penderita yang sudah terkena eritroblastosis fetalis tidak dapat dicari cara menyembuhkannya, tetapi cara untuk mencegah dari awal tetaplah ada. Bagi setiap pasangan yang cintanya dihalangi oleh perbedaan rhesus, tetap tidak perlu terlalu khawatir karena lebih baik mencegah penyakit ini dari awal daripada nantinya terlambat. 

Namun jika musibah tetap harus terjadi, memang penyakit eritroblastosis fetalis tetap tidak bisa disembuhkan namun tetap ada cara untuk mengurangi dan meminimalkan efek berbahaya dari penyakit ini. Beberapa efek samping dari eritroblastosis fetalis semacam anemia, hepatitis, gagal jantung, dan lainnya masih dapat diantisipasi. Beberapa cara efektif yang dapat ditempuh antara lain adalah cara normal yaitu membiasakan hidup secara sehat. Pola hidup sehat sangat berpengaruh dalam kesehatan seorang manusia. 

Membiasakan diri untuk makan makanan sehat seperti sayur-sayuran, buah-buahan, dan juga membiasakan diri untuk berolahraga secara teratur. Hal-hal sekecil seperti ini dapat sangat berpengaruh penting dalam hidup seseorang.

Ada suatu cara yang telah dikenal dalam upaya pencegahan eritroblastosis fetalis. Biasanya anak pertama dari suatu pasangan suami istri masih belum terkena penyakit eritroblastosis fetalis. 

Tetapi, biasanya pada anak kedua, peluang terjadinya eritroblastosis fetalis sudah cukup besar. Cara yang dianjurkan oleh para dokter biasanya adalah untuk dilakukan penyuntikan. Penyuntikan ini akan dilakukan dalam jangka waktu maksimal 72 jam setelah anak pertama telah berhasil dilahirkan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya eritroblastosis fetalis pada anak yang kedua nantinya.

Suntikan ini dikenal dengan nama suntik rhogam. Suntik rhogam ini sudah cukup populer bagi kalangan ibu yang memiliki darah dengan rhesus negative. Fungsi dari suntik rhogam adalah untuk mencegah terjadinya proses pembentukan antibody dalam tubuh ibu. Antibody inilah yang berbahaya bagi darah janin yang ada di dalam kandungan. 

Jumlah penyuntikan yang dilakukan juga bermacam-macam sesuai dengan penganjuran dokter masing-masing. Ada yang dianjurkan untuk disuntik sebanyak 1 atau 2 kali dan ada pula yang disuntik hingga 3 kali atau lebih. Perbedaan variasi jumlah penyuntikan ini disebabkan oleh perbedaan kondisi masing-masing ibu. Penyuntikan yang sampai 3 kali umumnya bertujuan untuk semakin meminimalkan kemungkinan terjadinya sel darah merah janin yang pecah.

Sebenarnya suntik rhogam itu tidak biasa di Indonesia. Untuk mendapatkan jatah suntik rhogam di berbagai rumah sakit harus menunggu untuk beberapa jarak waktu. Suntik Rhogam tidak familiar di Indonesia sehingga banyak rumah sakit yang tidak siap. Selain itu juga, harga untuk suntik rhogam juga tidak bisa dibilang murah. 

Satu kali suntik rhogam berdasarkan sumber yang saya baca dapat menghabiskan uang sebesar 4 juta rupiah. Masalah uang menjadi penghalang besar bagi banyak kalangan yang ingin melakukan suntik rhogam. Selain melalui penyuntikan rhogam, ada cara kedua untuk mencegah terjadinya eritroblastosis fetalis. Cara ini adalah dengan melakukan transfusi darah. 

Darah akan dimasukkan ke dalam sirkulasi peredaran darah janin melalui Rahim ibu. Ada juga cara untuk mencegah bahaya eritroblastosis fetalis dengan cara melakukan persalinan dini. Dengan demikian, janin harus dilahirkan secara premature yaitu sebelum janin genap dikandung selama 9 bulan. Melalui persalinan dini, ada juga banyak efek samping lainnya. 

Kita sendiri tahu bahwa janin yang lahir premature akan memiliki daya tahan tubuh yang lebih lemah, rentan terhadap banyak jenis penyakit lainnya. Dan cara terakhir yang juga cukup penting adalah dengan melakukan tes torch. Tes torch dapat berguna juga untuk berjaga-jaga bila secara tidak terduga ternyata ada virus dan penyakit yang menyerang si janin.

Dengan demikian, kita dapat menarik kesimpulan penting bahwa eritroblastosis fetalis adalah penyakit berbahaya yang TIDAK DAPAT disembuhkan. Eritroblastosis fetalis dapat juga berujung hingga kematian janin. 

Namun, tetap ada berbagai cara untuk mencegah terjadinyta penyakit mematikan ini. Transfusi darah, persalinan dini, dan suntik rhogam adalah cara cara pencegahan eritroblastosis fetalis. Sayangnya, biaya yang perlu kita keluarkan untuk melakukan tindak pencegahan juga tidaklah sedikit. Namun tetap lebih baik untuk waspada demi buah hati tercinta daripada kecewa di akhir. 

Sekian essay yang saya tulis kali ini. Saya berharap agar tulisan saya ini dapat berguna dan bermanfaat dalam kehidupan para pembaca semuanya. Terima kasih.

Referensi: 1, 2, 3, 4, 5  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun