Peluh dan keringat menetes bercampur darah,
menahan cacian dan hinaan yang menyakitkan sukma.
Setiap cacian dan hinaan yang menurunkan harkat dan martabat,Â
dia terima dengan penuh sukacita.
Taat kepada Dia yang disana,
sampai akhir hayatnya.
Sebuah siksaan yang paling hina diterima olehNya.
Satu manusia yang menanggung dosa kita semua.
Tak terhitung kesalahan kita,Â
hingga ia harus menumpahkan darahNya yang sangat mahal untuk kita.
Luka yang ada disekujur tubuhnya adalah bukti dosa kita.
Lubang yang ada dilambungnya adalah sumur yang tidak akan pernah habis airnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H