Manusia dianugerahkan untuk hidup di bumi tercinta ini. Sudah seharusnya bagi kita untuk merawat lingkungan di sekitar kita. Terkadang, kita lalai dalam menjaga lingkungan kita. Akibat keegoisan manusia, lingkungan alam menjadi korbannya.
Pernahkah kita memberikan perhatian lebih kepada lingkungan kita? Ada berapa banyak orang yang tahu tentang limbah domestik? Aku rasa masih banyak orang yang tidak peduli akan hal itu. Melalui artikel ini, aku ingin mengajak kita semua untuk ikut berpartisipasi dalam menjaga lingkungan dari limbah domestik.
Limbah domestik itu sendiri merupakan sisa atau bahan buangan yang berasal dari kegiatan manusia sehari-hari. Jika dilihat dari wujudnya, maka limbah domestik dibagi menjadi dua jenis, yaitu limbah domestik cair dan limbah domestik padat. Limbah domestik padat kemudian dibagi lagi menjadi limbah organik dan limbah anorganik.
Beberapa contoh dari limbah cair adalah sabun mandi, minyak, detergen, dan juga pembersih lantai. Tanpa kita sadari, kita menggunakan hal-hal yang mencemari lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita menggunakan hal-hal tersebut secara terus-menerus, bayangkan dampaknya di tahun-tahun berikutnya.
Aku sendiri sadar akan hal ini. Ketika mengetahui akan dampak kedepannya, aku pun berpikir dan berusaha untuk menemukan solusinya. Solusi untuk bisa mengurangi produksi limbah tersebut. Akhirnya, aku memulai langkahku menjaga lingkungan dari limbah domestik. Caraku adalah dengan memakai barang-barang yang ramah lingkungan (eco-friendly).
Dari pengalaman pribadiku, aku seringkali menemukan sungai yang dipenuhi oleh banyak sekali sampah plastik. Masih banyak manusia yang dengan sengaja membuang sampah sembarangan dan akhirnya mencemari lingkungan. Aku pun menyadari harus ada perubahan gaya hidup dari masyarakat sekitar supaya lingkungan dapat tetap bersih.
Seperti yang sudah aku sebutkan sebelumnya, sampai saat ini aku masih menggunakan barang-barang eco-friendly. Aku mengurangi penggunaan barang sekali pakai. Seperti mengganti sedotan plastik dengan sedotan stainless steel, mengganti plastik kresek dengan totebag saat berbelanja, mengganti botol plastik dengan botol minum/tumbler, dan memakai kotak makan untuk bekal di sekolah.
Tidak hanya itu, aku juga belajar mengurangi penggunaan energi listrik di rumah. Hal ini juga mengurangi limbah domestik dari barang elektronik. Aku menghemat listrik dengan mematikan lampu saat siang hari, karena kita masih dapat memanfaatkan cahaya matahari. Lalu, menggunakan AC (pendingin ruangan) dengan bijaksana, tidak berlebihan.
Menurutku sendiri, untuk memulai langkah-langkah tersebut aku akui memang tidak mudah. Tetapi, aku juga ingin menjaga lingkungan ini dengan baik. Sebagai seorang remaja, menggunakan AC dengan bijaksana itu sebuah tantangan. Berada di ruangan dingin dan sejuk itu nyaman sekali. Tetapi, sayangnya penggunaan AC secara berlebihan juga mencemari lingkungan.
Lalu, untuk memakai sedotan stainless steel bagi aku juga merupakan tantangan. Karena tidak setiap kali aku ingat untuk membawanya kemana-mana, dan berujung memakai sedotan plastik lagi. Namun, semakin lama aku semakin terbiasa dengan semuanya. Terutama, menggunakan totebag sebagai pengganti plastik kresek saat berbelanja.
Aku menyadari bahwa jika aku mempunyai niat untuk melakukan hal positif, semuanya dapat berjalan dengan baik. Kita harus membiasakan diri dengan gaya hidup baru. Gaya hidup yang tentunya membuat lingkungan lebih baik lagi. Semua itu memang diawali dengan niat yang dilanjuti dengan tindakan nyata.