Mohon tunggu...
Davina OcbetaniePutri
Davina OcbetaniePutri Mohon Tunggu... Psikolog - Mahasiswi

Saya memiliki hobi membaca buku novel.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bahaya Merokok pada Individu yang Denial

14 November 2023   17:37 Diperbarui: 14 November 2023   17:46 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada laporan resmi World of Statistics per 20 Agustus 2023 menyebut Indonesia ternyata menjadi negara dengan jumlah penghisap rokok terbanyak di dunia. Dalam laporan tersebut, jumlah perokok di Indonesia mencapai 70,5 persen.

Pada 2020, kata Dante, WHO melaporkan penggunaan tembakau membunuh lebih dari 8 juta orang setiap tahun yang terdiri dari 7 juta orang pengguna aktif tembakau, sedangkan 1,2 juta orang merupakan perokok pasif. Selain itu, kerugian ekonomi akibat rokok juga besar berdasarkan data dari 152 negara tahun 2018 menunjukkan setiap tahun total kegiatan ekonomi atau pengeluaran kesehatan dan kerugian produktivitas adalah sebesar 1.436 miliar dolar atau sebesar Rp20,638 triliun. (Sumber : News Republika)

Padahal di beberapa wilayah Indonesia telah diadakan sosialisasi mengenai Upaya Berhenti Merokok (UBM) tetapi terdapat beberapa individu yang masih menjadi perokok aktif karena kesenjangan antara pengetahuan tentang risiko kesehatan dan keinginan untuk terus merokok serta mereka belum terkena dampak buruk akibat merokok seperti "Aku seorang perokok tetapi masih sehat aja kok."-kata seorang perokok aktif.  Mereka menolak mempertimbangkan konsekuensi negatif jangka panjang. Gagasan tersebutlah yang membuat angka kematian atau penyakit yang disebabkan oleh rokok kian melambung karena mereka menolak kenyataan bahwa rokok itu membunuhmu serta mengabaikan fakta fakta yang muncul di sekitar bahwa terdapat beberapa jiwa mengalami penyakit disebabkan karena menjadi perokok aktif dan pasif.

Hal tersebut seperti teori yang dikemukakan oleh Sigmud Freud salah satu tokoh psikologi pendiri aliran psikoanalisis mengenai mekanisme pertahanan seperti denial atau bisa dikatakan menolak kenyataan. Dalam kasus ini, individu yang menggunakan mekanisme denial cenderung menolak atau mengabaikan fakta dengan keadaan sadar bahwa rokok sangat berbahaya pada kesehatan manusia bahkan himbauan pada kemasan rokok serta iklan rokok tertulis bahwa merokok dapat menyebabkan beberapa penyakit sangat tidak berpengaruh kepada para perokok.

Sumber Gambar : Google Badan Sehat
Sumber Gambar : Google Badan Sehat

Hal ini termasuk pada bagaimana mekanisme pertahanan seperti denial berperan dalam mempertahankan kebiasaan merokok individu, meskipun telah menyadari risikonya.

Individu  yang menggunakan mekanisme denial cenderung menolak atau mengabaikan aspek aspek kenyataan yang sulit dan tidak menyenangkan. Freud percaya bahwa mekanisme ini dapat membantu individu melindungi diri dari konflik emosional yang sulit atau tidak dapat diterima dalam pikiran mereka.

Oleh karena itu, dengan tingginya angka kematian yang disebabkan karena merokok. Sudah saatnya kita berkomitmen untuk tidak merokok dan menerapkan pola kehidupan yang sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun