Upacara Mapag Sri adalah produk sosial dari kehidupan masyarakat yang mengangkat nilai-nilai kemanusiaan. Nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam upacara Mapag Sri dapat menjadi pedoman dan pembelajaran bagi masyarakat, terutama anak muda, untuk mengamalkan ajaran baik dari upacara tersebut. Berikut ini merupakan nilai-nilai filosofis dari upacara Mapag Sri.
1)Mengakui hak setiap orang
Upacara Mapag Sri dilakukan oleh setiap masyarakat Sumedang tanpa memandang posisi dan kedudukannya di masyarakat. Upacara ini juga mengangkat penghormatan terhadap peran perempuan di masyarakat.
2)Menghormati keyakinan umat beragama
Upacara Mapag Sri yang sakral dan sarat akan unsur budaya masih terintegrasi dengan nilai-nilai keagamaan. Hal ini ditunjukkan dari prosesi doa bersama dan konsep berbagi dalam kegiatannya (Alfarisi dan Saepuloh, 2023).
Peran, fungsi, dan nilai-nilai upacara Mapag Sri menjadi landasan urgensi pelestarian budaya upacara Mapag Sri di daerah Jawa Barat, terutama Sumedang. Upacara Mapag Sri sebagai warisan budaya perlu diperkenalkan di kancah nasional dan internasional sebagai warisan budaya Indonesia. Komunikasi upacara Mapag Sri merupakan ungkapan rasa syukur dan penghormatan terhadap berkah panen masyarakat Sumedang, Jawa Barat, secara filosofis. Upacara ini menggabungkan berbagai konsep kearifan lokal, keagamaan, sosial, ekonomi, dan budaya.Â
Perlu adanya peran pemerintah daerah untuk memperkenalkan warisan budaya Jawa Barat ke kancah nasional dan internasional. Media sosial dan media massa dapat menjadi media alternatif untuk menyiarkan kegiatan ini ke khalayak. Masyarakat dapat mengadopsi pelaksanaan upacara daerah Kota Solo dengan Kirab Budaya yang dilaksanakan setiap malam Satu Suro. Kegiatan tersebut diliput dan dihadiri oleh masyarakat umum.
Pada akhirnya, pelestarian warisan budaya bukan hanya peran pemerintah atau pemimpin adat, tetapi seluruh masyarakat umum lintas generasi. Upacara Mapag Sri sebagai ritual adat yang sakral akan makna merupakan kegiatan yang perlu dilestarikan. Upacara Mapag Sri merupakan bentuk komunikasi antarbudaya masyarakat Jawa Barat. Dalam hal ini, perlu peran proaktif dari pemerintah daerah, pemimpin adat, dan masyarakat umum untuk melestarikan budaya Mapag Sri.
sumber :Â
Rifki, M. (2021, juli). Kebudayaan yang Memudar di Era Digital. kompasiana.com.
Marbun, Yahzeel Togap Christiano (2020) Aktivitas Komunikasi Dalam Upacara Pemakaman Adat Batak Toba Sarimatua. Other thesis, Universitas Komputer Indonesia.
Lifiani, E. R., & Sukendro, G. G. (2021). Makna Ritual Perayaan Mapag Sri bagi Warga Desa Segeran Kidul Indramayu. Koneksi, 5(1), 54-58.
Indramayukab. 2016. Mapag Sri. Diakses pada tanggal 11 November 2023. Â https://indramayukab.go.id/mapag-sri/
Rohmana, J. A. (2014). Perempuan dan kearifan lokal: Performativitas perempuan dalam ritual adat Sunda. Jurnal Muswa, 13(2), 151-165.
Alfarisi, F., & Saepuloh, A. (2023). Nilai-nilai Toleransi dalam Tradisi Upacara Mapag Sri di Desa Slangit, Cirebon. Jurnal Iman dan Spiritualitas, 3(1), 143-148.