Mohon tunggu...
Davina Alimashafa
Davina Alimashafa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Mahasiswa Program Studi D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Universitas Airlangga angkatan 2023 yang memiliki minat dan keinginan kuat untuk mengabdi dan terjun langsung ke masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etnosentrisme: Kacamata Budaya yang Buram, Menggelapkan Keindahan Keberagaman

20 Juni 2024   03:01 Diperbarui: 20 Juni 2024   03:53 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengertian Etnosentrisme

Menurut KBBI Jilid V Etnosentrisme adalah sikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan kebudayaan sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yang meremehkan masyarakat dan kebudayaan lain. Menurut Ahli, Etnosentrisme adalah kecenderungan seseorang yang menganggap kelompoknya lebih baik dibandingkan kelompok yang lain sehingga hal ini mendorong tindakan-tindakan yang tidak rasional, seperti melakukan kekerasan, peperangan, tawuran, dan lain sebagainya (Harris).

Apakah yang menyebabkan seseorang memiliki sifat etnosentrisme?

Berikut adalah beberapa alasan penyebab seseorang memiliki sifat etnosentrisme

A. Budaya politik

Merupakan faktor mendasar penyebab munculnya Etnosentrisme, budaya politik dari masyarakat cenderung tradisional dan tidak rasional. Budaya politik masyarakat yang demikian tergolong budaya politik yang subjektif ikatan emosional dan ikatan primordial yang cenderung menguasai masyarakat Indonesia. Masyarakat yang terlibat di politik sering mementingkan kepentingan mereka sendiri mulai dari suku, etnis, agama dan lain sebagainya.

B. Pluralitas Bangsa Indonesia

Bangsa Indonesia adalah bangsa dengan beragam suku, agama, ras dan golongan. Dengan adanya pluralitas tersebut banyak terjadi berbagai persoalan. Setiap suku, agama, ras dan golongan berusaha mendapatkan kekuasaan dan menguasai yang lain.

Contoh Etnosentrisme

Sebagai contoh sikap etnosentrisme yang dialami oleh penulis, yaitu mahasiswa yang berasal dari Surabaya, Jawa Timur mengatakan mereka orang yang kasar atau tegas karena bahasa Jawa yang mereka gunakan adalah bahasa kasar. Masyarakat Jabodetabek, akibat pengaruh orde baru, menganggap dirinya paling maju dari daerah lain, sehingga ketika berhubungan dengan orang luar Jabodetabek, maka stigma yang terbentuk adalah stigma negatif seperti malas, kasar, dan pemberontak. Mereka mempunyai asumsi masing-masing, seperti mahasiswa yang berasal dari Jawa tidak memperbolehkan mahasiswa jabodetabek ataupun daerah luar Jawa untuk berbicara menggunakan bahasanya dengan dalih "di mana bumi dipijak disitu langit dijunjung tinggi". 

Masalah apa yang timbul dari etnosentrisme yang berlebihan?

Lalu, apa yang terjadi jika seseorang memiliki sikap etnosentrisme yang berlebihan dan tidak mau memahami orang yang memiliki latar budaya berbeda?

Masalah jangka pendek, ingroup favoritism. Masalah jangka panjang, konflik antar kelompok.

1.  Ingroup favoritism.

In-group favoritism adalah salah satu kecenderungan seseorang untuk menilai hal hal yang berasal dari kelompok seseorang berada lebih baik daripada hal hal yang berasal dari luar kelompok mereka. Seseorang menjadi cenderung menilai sesuatu secara bias, dengan menganggap bahwa semua yang berasal dari kelompoknya bagus sedangkan segala hal yang berasal dari luar kelompok mereka itu buruk. Hal ini tentu menjadi tidak baik dan dapat berpotensi untuk menuntun pada permasalahan lain, yakni munculnya prasangka terhadap kelompok lain yang akan menuntun pada konflik horizontal antar kelompok masyarakat.

2. Konflik Horizontal antar Kelompok Masyarakat.
Bayangkan jika katakanlah Budi menganggap bahwa budaya Jawa, budaya yang melekat di dirinya, adalah budaya yang terbaik. Lalu datanglah Harahap, yang berasal dari suku Batak, juga beranggapan bahwa budaya Batak adalah budaya yang terbaik. Mereka kemudian bertemu dan saling memberikan judgement terhadap budaya satu sama lain menggunakan standar nilai budaya yang masing masing mereka anut. Kira kira, apa yang akan terjadi? Kemungkinan terbesar yang akan terjadi adalah konflik horizontal.

Mengapa etnosentrisme harus dihindari?
Jawabannya adalah untuk menjaga rasa saling menghormati setiap orang yang berbeda suku/budaya dengan kita. Di Indonesia sendiri, mengapa hal ini diperlukan, untuk menjaga kesatuan dari NKRI yang kaya akan keberagaman suku, kebudayaan dan agama.
Setiap kebudayaan tidak memerlukan nilai pembanding dari kebudayaan lain. Kebudayaan membawa identitasnya masing-masing, dan itu yang merupakan pembeda budaya yang satu dengan budaya lain, sehingga membawa keunikannya masing-masing, yang dinikmati penganutnya, namun tidak untuk menuntut orang lain mengakui kebenaran tiap nilai-nilai kebudayaan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun