Lalu, apa yang terjadi jika seseorang memiliki sikap etnosentrisme yang berlebihan dan tidak mau memahami orang yang memiliki latar budaya berbeda?
Masalah jangka pendek, ingroup favoritism. Masalah jangka panjang, konflik antar kelompok.
1. Â Ingroup favoritism.
In-group favoritism adalah salah satu kecenderungan seseorang untuk menilai hal hal yang berasal dari kelompok seseorang berada lebih baik daripada hal hal yang berasal dari luar kelompok mereka. Seseorang menjadi cenderung menilai sesuatu secara bias, dengan menganggap bahwa semua yang berasal dari kelompoknya bagus sedangkan segala hal yang berasal dari luar kelompok mereka itu buruk. Hal ini tentu menjadi tidak baik dan dapat berpotensi untuk menuntun pada permasalahan lain, yakni munculnya prasangka terhadap kelompok lain yang akan menuntun pada konflik horizontal antar kelompok masyarakat.
2. Konflik Horizontal antar Kelompok Masyarakat.
Bayangkan jika katakanlah Budi menganggap bahwa budaya Jawa, budaya yang melekat di dirinya, adalah budaya yang terbaik. Lalu datanglah Harahap, yang berasal dari suku Batak, juga beranggapan bahwa budaya Batak adalah budaya yang terbaik. Mereka kemudian bertemu dan saling memberikan judgement terhadap budaya satu sama lain menggunakan standar nilai budaya yang masing masing mereka anut. Kira kira, apa yang akan terjadi? Kemungkinan terbesar yang akan terjadi adalah konflik horizontal.
Mengapa etnosentrisme harus dihindari?
Jawabannya adalah untuk menjaga rasa saling menghormati setiap orang yang berbeda suku/budaya dengan kita. Di Indonesia sendiri, mengapa hal ini diperlukan, untuk menjaga kesatuan dari NKRI yang kaya akan keberagaman suku, kebudayaan dan agama.
Setiap kebudayaan tidak memerlukan nilai pembanding dari kebudayaan lain. Kebudayaan membawa identitasnya masing-masing, dan itu yang merupakan pembeda budaya yang satu dengan budaya lain, sehingga membawa keunikannya masing-masing, yang dinikmati penganutnya, namun tidak untuk menuntut orang lain mengakui kebenaran tiap nilai-nilai kebudayaan tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H