Dan dampak positif lainnya adalah minimalisir risiko ekonomi dan politik terkait pembangunan koloni. Negara induk dapat memberikan perlindungan terhadap negara koloni baru dari persaingan denga produk luar negeri, memberikan kesempatan untuk negara koloni membangun industri dalam negeri tanpa bersaing dengan produk luar negeri yang memiliki harga murah ataupun lebih efektif.Â
Negara induk juga bertanggung jawab untuk menjaga keamanan dan stabilitas politik negara koloni dari ancaman internal maupun eksternal. Selain itu, negara induk memberikan dukungan politik kepada pemerintahan koloni baru untuk meningkatkan legitimasi dan otoritas pemerintahannya di mata orang dan negara lain.
Merkantilisme sendiri juga mampu memberikan dampak negatif. Dengan seringnya negara induk mengutamakan produksi dan ekspor barang mentah, hal tersebut dapat membatasi pembangunan industri demi menekan persaingan dengan barang impor. Hal ini menimbulkan kurangnya diversifikasi ekonomi dan ketergantungan yang tinggi pada industri ekspor tertentu.Â
Akibatnya, ekonomi menjadi sangat rentan terhadap perubahan harga pasar global dan permintaan internasional. Selain itu, pembatasan pada pertumbuhan industri dalam negeri dapat menghambat inovasi dan kemajuan teknologi karena kurangnya insentif untuk membangun sektor industri yang lebih maju dan berdaya saing.Â
Akibatnya, negara tersebut mungkin terperangkap dalam pola ekonomi yang kurang beragam, yang membuatnya lebih rentan terhadap perubahan dari luar, dan menghadapi kesulitan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
Meski merkantilisme memberikan kerangka kerja untuk pertumbuhan ekonomi dan keamanan nasional, merkantilisme juga memiliki efek negatif, seperti ketergantungan ekonomi yang tinggi dan pembatasan pasar lokal. Oleh karena itu, meskipun merkantilisme memiliki beberapa manfaat, penting untuk mempertimbangkan efeknya yang kompleks dan mengembangkan strategi ekonomi yang lebih luas dan fleksibel.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H