Mohon tunggu...
Davif Putra Sanjaya
Davif Putra Sanjaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ma'had Al-Jami'ah Lakukan Orientasi Kepesantrenan

4 Desember 2024   21:22 Diperbarui: 4 Desember 2024   22:03 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto masa orientasi kepesantrenan (Sumber : walisongo.ac.id)

UIN Walisongo Online, Semarang – Ma’had Al Jamiáh Walisongo menggelar kegiatan Orientasi Kepesantrenan Gelombang II bagi mahasiswa baru TA. 2024/2025 pada tahap II, yang berlangsung pada Sabtu (30/11/2024) di Aula Gedung Prof. Tgk. Ismail Yakub Kampus 3 UIN Walisongo. Acara ini diikuti oleh 1164 mahasiswa dari 1273 yang terdaftar dalam Walisiadik mahasiswa untuk gelombang II. Pada kegiatan Orientasi Kepesantrenan ini, hadir beberapa pimpinan UIN Walisongo, seperti Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama, Kepala Biro AAKK, serta Kabag Umum. 

Sebagai Wakil Rektor III Dr Hasan Asyári Ulamaí menyampaikan permohonan maaf karena Ma'had Al-Jami'ah UIN Walisongo belum bisa memberikan kapasitas yang cukup untuk mahasiswa baru.

"UIN Walisongo akan terus melakukan evaluasi untuk memastikan pelayanan terbaik dalam program pema'hadan ini,"ucapnya. 

"Program ma'had tahun ini mirip dengan konsep 'Mondok Kilat' karena hanya berlangsung selama empat bulan, terpotong oleh libur akademik dua minggu untuk para santri. Hal ini membuatnya serupa dengan program 'Pesantren Kilat' yang biasanya diadakan di sekolah-sekolah selama bulan Ramadan. Oleh karena itu, nikmatilah waktu di ma'had dengan penuh kesenangan dan rasa santai, karena empat bulan akan terasa begitu singkat," ujar Hasan. 

Mengapa kegiatan Orientasi Kepesantrenan ini perlu dilakukan? Dr. Ahmad Muthohar, M.Ag., selaku Kepala Pusat Ma’had Al Jami’ah Walisongo, menjelaskan bahwa orientasi ini memiliki peran penting dalam memberikan bekal kepada mahasantri mengenai etika santri dan standar kompetensi yang harus dikuasai setelah menyelesaikan masa nyantri. Kompetensi tersebut dirancang agar mendukung aktivitas akademik di kampus. Oleh karena itu, kegiatan ini menjadi sangat penting sebagai panduan awal bagi para mahasantri, ucap Ahmad Muthohar.

Narasumber dalam acara ini adalah KH. Ali Ma’ruf, S.H.I., M.H.I., yang memberikan motivasi kepada seluruh santri. Beliau mendorong para santri untuk menjalani kegiatan di ma’had dengan penuh semangat dan hati yang gembira, agar semua aktivitas yang ada tidak terasa sebagai beban.

Para santri diharapkan untuk mematuhi semua aturan dan tata tertib yang berlaku serta mengikuti seluruh kegiatan di ma’had. Dengan demikian, mereka dapat menyelesaikan program di ma’had dengan predikat “LULUS.” Jika seorang santri tidak berhasil lulus dari program ini, maka ia harus mengulang, karena sertifikat kelulusan dari ma’had menjadi syarat penting untuk mengikuti Walisiadik atau kegiatan akademik lainnya.

Sumber : http://walisongo.ac.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun