Mohon tunggu...
David Yalahe
David Yalahe Mohon Tunggu... Seniman - Pengarah Kreatif di Kutukata Indonesia

Penulis Kisah Fiksi | Produser Musik | Pegiat Seni Kentrung

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[CERPEN] Umar Kolam sang Pendobrak Kejanggalan

7 November 2024   20:01 Diperbarui: 7 November 2024   20:22 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap kali aku merasa jenuh atau kecewa, aku membayangkan diriku berdiri di dunia itu, dunia yang bebas dari "kisi-kisi" kehidupan yang membuat semua terasa palsu. Mungkin suatu hari nanti, aku akan menemukannya. Tapi, untuk sekarang, aku masih di sini, di bangku taman bersama Sony, di kolam kodok yang penuh dengan refleksi mimpi-mimpi yang belum tercapai.

"Jadi, kapan kita mulai petualangan ini, Mar?" Sony mengangkat alis, terlihat setengah bercanda namun juga serius.

"Segera," jawabku dengan percaya diri. "Kita akan mulai dari sini. Taman kolam kodok ini akan jadi saksi pertama."

Sejak obrolan di bangku taman itu, aku dan Sony semakin penasaran dengan sosok Pak Servo. Semua anak yang ikut les privatnya memang selalu dapat nilai fantastis, bahkan Baidowi si pemalas bisa menyamai si juara kelas. Ada yang mengatakan Pak Servo punya jurus maut dalam mengajar, tapi apa sebenarnya?

Rasa ingin tahu ini semakin memuncak hingga suatu hari, tanpa direncanakan, aku bertemu Pak Servo di kantin. Dia duduk sendiri sambil menyeruput kopi, tampak begitu tenang di tengah riuh anak-anak yang makan siang. Entah keberanian dari mana, aku mendekat.

"Pak Servo," sapaku pelan, setengah berharap beliau tidak mendengarnya. Tapi ternyata beliau menoleh dan tersenyum.

"Umar, kan? Ada yang bisa dibantu?" tanyanya, nada suaranya ramah tapi penuh wibawa.

"Iya, Pak," aku sedikit gugup, tapi ada pertanyaan yang sejak lama ingin kutanyakan. "Bapak... apa benar Bapak punya cara khusus buat bikin anak-anak yang ikut les privat jadi pintar mendadak?"

Pak Servo terkekeh pelan, dan isyaratkan agar aku duduk di depannya. "Kamu penasaran, ya? Sebenarnya, tidak ada jurus ajaib di sini. Yang ada hanya drill, latihan keras berulang-ulang sampai mereka hafal soal di luar kepala."

"Tapi, Pak... mereka katanya sampai ngos-ngosan. Mukanya kayak tempe penyet, tapi mereka terus berusaha demi nilai bagus."

Pak Servo mengangguk, sedikit senyum tersirat di wajahnya. "Benar sekali. Metode itu memang menguras tenaga, fisik, dan pikiran mereka. Saya minta mereka mengulang materi berkali-kali, latihan tanpa henti sampai tuntas. Karena kalau hanya diberi teori, mereka tidak akan tahan di depan soal ujian."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun