Mohon tunggu...
David Usman
David Usman Mohon Tunggu... -

Saya hanya orang biasa, tidak berpihak pada siapa-siapa. Karena cukup saya dan Tuhan saya saja. Saya melangkah juga tidak perlu siapa-siapa, karena ada saya dan Tuhan saya. Insya Allah...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hedonisme ala PKS dan Kader-kadernya

11 Mei 2013   19:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:44 1198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillahirrahmannirrahiim,

Semoga tulisan pertama saya di Kompasiana ini tidak menjadi tulisan "sakit hati" baik bagi PKS dan Kader-kadernya, juga buat para pembenci PKS. Karena barisan sakit hati sudah menjalar di beberapa kalangan. Seolah menjadi wabah di negeri ini. Efeknya, masyarakat kita mulai "brutal". Sedikit bara, akan menjadi letupan besar. Semoga kita bukan bara, apalagi api, apalagi bom.

Saya pernah menulis dan mengkritik juga tentang gaya Hedonistis ala PKS dan Kader-kader, terutama elit kader partai ini di sebuah blog (Baca DISINI). Dipikiran saya waktu menulis tentang hal itu adalah bagaimana bisa sebuah Partai yang dibesarkan oleh pengorbanan tiap tetes keringat kader dan simpatisannya mempertontonkan gaya hidup yang nggak PKS banget? Padahal, elit kader tersebut menjadi kaya dan terkenal karena setiap receh yang dikeluarkan setiap Liqo dalam tabungan yang namanya infaq partai. Selain pengorbanan-pengorbanan waktu, tenaga, fikiran yang memang gratis total! Mereka kampanye tanpa uang transport dan makan. Mereka beli bendera partai dan kaos partai. Mereka berjalan dari rumah ke rumah untuk direct selling mengenalkan PKS. Mereka juga teriak-teriak dan mereka menjadi barisan terdepan dalam Pemilu dan Pemilukada sebagai saksi tanpa dibayar sesenpun. Itulah PKS dulu kala dan ini adalah fakta, tanya saja beberapa kader PKS yang bekerja dari mulai berdirinya PK (jangan tanya saya karena saya bukan Kader PKS).

Jujur, waktu itu yang ada dipikiran saya dengan prinsip romantis (rokok makan di gratisin) ini PKS menjadi satu-satunya  partai dengan Kader yang Insya Allah bersih. Karena mereka tidak perlu mengeluarkan uang yang terlalu banyak untuk kampanye. Dan saya menjadi saksi menyedihkan seorang Caleg DPRD yang hanya bisa kampanye di hari terakhir setelah beberapa kader PKS patungan uang dan tenagauntuk membuat banner kecil yang dipasang di setiap pohon-pohon dan tiang-tiang listrik! (Anda mungkin mulai bertanya; bila saya bukan kader, kenapa saya bisa tahu? Karena saya memang tinggal dekat lingkungan kader-kader PKS, berteman baik dan membantu sebisa saya. Bahkan saya memang pernah menjadi saksi dari PKS untuk Pemilu dan Pilkada -yang juga tidak dibayar...).

Dan mulailah PKS dan para elitnya berubah haluan. Seingat saya, gebrakan PKS dengan gaya hedonistisnya dimulai dengan mengadakan MUNAS di Hotel Mewah. PKS yang biasa melakukan Munas mencari Gedung gratisan dan tempat seadanya, mengejutkan tidak hanya orang amah, tapi juga beberapa kader di bawahnya. Gebrakan ini bukan yang pertama, tapi diikuti  gebrakan-gebrakan selanjutnya. Dan masalahpun mulai bermunculan! PKS dianggap lari dari cita-cita partai. PKS dan elit-elitnya dianggap sudah lupa dengan prinsip dakwah dan tidak memikirkan kerja keras kader di bawah sebagai mesin partai yang  sampai detik ini masih banyak yang miskin! Terbukti, beberapa kader mulai memisahkan diri. Beberapa lagi mendirikan Forum Silaturrahim Kader Peduli (FSKP).

Tidak hanya itu, akhirnya Lembaga-lembaga Pendidikan, Bantuan Hukum, Perusahaan, Lembaga atau kader-kader profesi seperti Arsitek, Dokter, Tabib yang merupakan underbow atau kader-kader PKS mulai matre! Yang tadinya murah, biaya berapa saja bahkan kalau tidak ada bisa gratis kini semua ada tarifnya. Terpampang jelas, hingga kalau dari rumah kita sudah niat untuk minta gratis; silakan pulang!

Beberapa elit partai, bahkan dalam dakwah dan ceramahnya menyarankan hidup kaya! Bahkan beberapa perkataannya mencoba melambungkan impian-impian bila kita bisa hidup dengan kekayaan berlimpah. Bayangkan jika kita tidak kepanasan naik angkot atau motor, karena ada mobil yang full AC. Bayangkan kita memiliki rumah, yang tidak perlu memikirkan biaya bulanan dan dimarahi yang empunya rumah karena kita selalu telat bayar!

Salahkan perubahan gaya hidup itu? Salah, bagi saya waktu itu dan saya memang sempat lari dari simpatisan PKS. Saya tidak sendiri, banyak orang diluar sana dan kader-kader yang juga ikut lari. Tapi ada hikmah yang kita juga lupa!

Dengan melakukan profesionalisme di setiap Lembaga-lembaga Pendidikan, PKS dan Kadernya tidak lagi membayar seadanya atau malah gratis bagi guru-guru yang juga mencurahkan segenap tenaga dan fikirannnya. Dengan profesionalisme penghasilan kader-kader yang berjuang di Lembaga Bantuan Hukum juga meningkat. Dengan profesionalisme bisnis antar kader juga tidak lagi gratisan. Semua perlu membayar dan semua di bayar! Begitu pula saksi-saksi, peserta kampanye, direct selling, semua dibayar. Penghasilan diantara kaderpun meningkat.

Tidak sampai disitu, kader-kader mulai merambah bisnis-bisnis besar yang membuat banyak kader kaya mendadak. Beberapa bisnis MLM, frenchise, Obat-obatan, Kontraktor, Konsultan dirambah. Beberapa bisnis itu bahkan booming dan terkenal -sayang saja, tidak banyak yang tahu siapa dibelakang bisnis besar itu!

Dan dampaknya, PKS, elit Partai dan Kadernya memang banyak yang meranjak naik taraf kehidupannya. Dengan tingkat kehidupan yang semakin baik, mereka bisa berdakwah dengan lebih baik. Mereka bisa meng-infakan harta mereka untuk Islam, dunia Islam dan Partai dengan lebih besar. Begitu pula banyak kader yang masih miskin bisa mereka tolong dengan menjadi karyawan di perusahaan-perusahaan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun