Karena ‘prestasi' mereka yang luar biasa, tiga orang anggota DPR dikunjungi seorang jin. Jin tersebut menawarkan kepada ketiga orang itu masing-masing sebuah permintaan yang harus dinikmati selama satu tahun penuh tanpa henti.
"Aku minta makanan yang enak-enak," kata Sirakusa yang memang rakus itu. "Laksanakan," kata Jin. Dan, ‘jlebb' Sirakusa berada dalam sebuah ruangan penuh dengan makanan yang serba lezat. "Nikmatilah selama setahun penuh," kata Jin. "Aku minta komputer untuk internetan dan kemudahan mengakses situs-situs porno," kata Supornorawan. "Laksanakan," kata Jin. Mak ‘jlebb' Supornorawan berada dalam sebuah ruangan yang dilengkapi dengan seperangkat komputer dengan monitor 200 inch dan telah on line. "Nikmatilah selama setahun penuh," kata Jin. "Aku minta disediakan perempuan-perempuan cantik untuk saya test keperawanannya," kata Sontoloyo. "Laksanakan," kata Jin. Lalu tiba-tiba Sontoloyo berada di sebuah ruangan bersama perempuan-perempuan cantik, muda, dan seksi. "Nikmatilah selama setahun penuh," kata Jin. Setahun telah berlalu. Jin membuka pintu ruangan Sirakusa. "Kamu .... jin ..... keparrrrr .... aaaat ....." Sirakusa menghembuskan napas terakhir. Dia dibawa ke RSCM untuk diotopsi. Hasilnya: Sirakusa meninggal karena kolesterol, darah tinggi, asam urat, diabet, jantung, ginjal, empedu, kantung kemih, dan sesak napas. Jin membuka pintu ruangan Supornorawan. "Kamu ..... jin ..... keparrrr ..... aaaat ...." Supornorawan menghembuskan napas terakhir, matanya mendolo (menonjol keluar dari rongga mata). Dia diotopsi di RSCM, hasilnya: Supornorawan meninggal karena serangan jantung karena ‘ketegangan' selama setahun penuh. Jin membuka pintu ruangan Sontoloyo. "Kamu jin keparat!! Bego, goblok, bahlul, stupid, kadhal, ...." "Hei. Kenapa kamu memaki aku? Apakah perempuan-perempuan yang kusediakan kurang cantik?" "Mereka cantik-cantik." "Apakah jumlahnya kurang?" "Jumlah berlimpah-limpah." "Kalau begitu kenapa kamu marah-marah?" "Dasar Jin keparat! Kamu menyediakan perempuan-perempuan untuk aku test keperawanan mereka, tetapi kamu tidak menyediakan ‘alat' untuk mengetest mereka." Saran dan pesan moral: Anggota DPR yang bertugas untuk ngetest keperawanan haruslah mereka yang ‘alat'nya sudah mengalami disfungsi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H