Mohon tunggu...
David Safri Anggara
David Safri Anggara Mohon Tunggu... Penulis - Pemuda Desa

Seorang Pemuda Desa yang Menjadi Pembelajar Sawji Greget Sengguh Ora Mingkuh Gunungkidul, Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nasib Desa Saat Mudik Massal di Tengah Corona

30 Maret 2020   22:26 Diperbarui: 31 Maret 2020   06:47 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejatinya tujuan dari pulang kampung ditengah pandemik ini bukanlah untuk berlibur, tapi agar bisa hidup, berkumpul dengan keluarga menekan pengeluaran ditengah kemeresotan ekonomi. Karena faktanya memang hidup di desa atau kampung pengeluaran bisa diminimalisir dengan memanfaatkan sayuran disekitar pekarangan.

Sayangnya ketika pemudik itu sampai ke desa, mereka lantas berkeliling (srawung) mengikuti aktifitas dikerumunan sepeti jagong, rewang, arisan, kerja bakti, rapat dan lain sebagainya, tanpa mereka sadari bahwa mereka menjadi carrier dari virus. Pada akhirnya virus-pun menjadi merebak menjangkit masyarakat bahkan sulit untuk dilihat riwayat penyebaranya.

Melihat hal tersebut sangat sulit bagi pemerintah untuk serta merta mencegah masyarakat untuk pulang ke desanya. Jika memang ingin menerapkan larangan mudik, pemerintah wajib untuk memberikan jaminan sosial bagi para perantau setidaknya mencukupi kebutuhan primer mereka.

Jika pemerintah tidak mampu untuk memberikan jaminan sosial bagi para perantau maka sudah sepatutnya memberikan pengawasan ketat bagi mereka yang kembali dari kota besar yang terpapar virus. Upaya preventif ini juga tidak bisa hanya dilimpahkan oleh pemerintah saja, unsur unsur masyarakat juga perlu ambil bagian dengan melakukan tindakan.

Menarik kemudian ketika melihat desa desa di Jogjakarta saling bersinergi dengan pemerintah untuk mengatasi pandemik ini. Misalnya saja di daerah Sleman kita melihat bagaimana desa desa melakukan swadaya lockdown yakni dengan memberikan pemantauan ketat bagi mereka yang keluar masuk melalui satu pintu.

Kemudian di Bantul dan Kulon Progo pemuda desa saling bersinergi dengan Pukesmas memberikan sterlisasi dengan menyemprot diinsfektan ke rumah warga, tempat umum, dan warga yang keluar masuk desa. Daerah Gunungkidul juga beberapa desa mendukung gerakan #dirumahsaja dengan mengajak masyarakat untuk menjual hasil panennya ke lingkungan sekitar.

Dalam menghadapi wabah ini sudah selayaknya kita saling bersinergi bersama sama. Berhenti untuk saling menyalahkan, berhenti untuk menyebar berita kepanikan. Kita harus yakin, percaya dan mendukung solusi ilmiah yang sudah diikhitarkan pemerintah. Holobis Kuntul Baris, bersama-sama goyong royong, Seiya Sekata.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun