Mungkin tidak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa kita akan mengalami suatu keadaan seperti saat ini. Sebagaimana kita ketahui
bersama, saat ini kita memasuki era, berlangsungnya pandemi COVID- 19 yang mampu membuat perubahan sangat besar diberbagai sektor kehidupan manusia.Â
Pandemi COVID-19 ini membuat kita bergantung kepada teknologi dan internet. Di negara kita, Indonesia pertama kali
terdeteksi di bulan Maret tahun 2020 dimana dilaporkan 2 orang terkonfirmasi tertular COVID-19 tertular setelah mengadakan
pertemuan dimana terdapat warga negara asing.Â
Dari situ kemudian menjadi awal bencana bagi negara kita dan juga seluruh dunia.Â
Dengan kasus yang sangat cepat menular dan tingkat kematian tinggi mengharuskan hampir seluruh negara mulai memberlakukan lockdown di daerahnya masing masing dan meruntuhkan roda perputaran ekonomi terutama di sektor pariwisata, transportasi, seni dan kuliner (makanan dan minuman).
Kita tidak bisa terus terpuruk dengan situasi yang tidak bisa diprediksi kapan berakhir, hingga mulai dicarilah berbagai solusi untuk
memulihkan ekonomi seperti melakukan pergeseran pola bisnis yang sebelumnya banyak dilakukan dengan melakukan lobbying pertemuan, makan bersama (dining in) kini mulai dikembangkan menjadi online dan dapat dilakukan tanpa harus bertemu langsung. Dan lama- kelamaan menjadi kebiasaan.
Seiring perkembangan kasus pasien COVID-19 yang mulai melandai, sehingga pemberlakuan kebijakan pemerintah yang menurunkan status lockdown didaerah berangsur menjadi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan mulai mengizinkan adanya pertemuan walau peserta terbatas dan berjarak, proses jual beli secara langsung dan peraturan bepergian antar kota dan propinsi juga mulai ada perubahan menjadi lebih mudah. Hal ini juga karena adanya pertimbangan dari bidang medis setelah 80% dari
masyarakat menerima vaksin baik dosis 1, 2 dan booster ke 3.
Memahami keadaan ini sudah seharusnya peran generasi muda dalam hal ini mahasiswa sebagai kaum intelektual muda yang
merupakan generasi penerus yang nantinya akan meneruskan estafet kepemimpinan di negara kita, sangatlah diperlukan dalam membantu memulihkan keadaan ekonomi utamanya sektor pariwisata, transportasi dan kuliner khususnya di Indonesia.
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk membantu meningkatkan kembali geliat perekonomian adalah dengan
melakukan survey untuk menentukan apa yang dibutuhkan saat ini oleh konsumen, bagaimana cara yang paling digemari konsumen untuk mendapatkan makanan/minuman atau kebutuhan sehari-hari.Â
Dari beberapa survey dapat dilaksanakan penelitian terkait pola usaha yang memungkinkan untuk diterapkan. Didukung dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat bisa menjadi perpaduan yang baik.
Selain dari teknik yang tersebut diatas, dalam menunjang perkembangan ekonomi, mahasiswa juga dapat terjun bersama
masyarakat untuk melihat perilaku dan keadaan yang terjadi, sehingga bisa menganalisis, mendapatkan ide untuk peningkatan produksi dan pendapatan.Â
Melakukan pembinaan dan memberikan pendampingan bagi UMKM di daerahnya masing masing agar dapat memiliki daya
jual yang tinggi dan bisa bersaing dengan produk dari bagian lain. Untuk menjawab persoalan ini tentunya mahasiswa memerlukan koordinasi dan saling menyatukan pemikiran dan idenya agar dapat menjadi sebuah gerakan yang mampu menggebrak dan tepat sasaran.
Universitas Airlangga merupakan salah satu universitas yang mendidik mahasiswanya agar mampu untuk terjun ke masyarakat dan
menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada. Sesuai dengan taglinenya yaitu " Excellence with Morality".Â
Agar dapat terarah tentu perlu adanya koordinasi dilingkup mahasiswa sendiri. BEM Universitas Airlangga mengakomodir hal itu dengan adanya Kementerian Ekonomi Kreatif.Â
Hadirnya Kementerian Ekonomi Kreatif BEM Universitas Airlangga diharapkan mampu untuk membawa pembaharuan dan pembekalan bagi mahasiswa Universitas Airlangga agar nantinya dapat berdaya mandiri dalam mengembangkan potensi dan bakatnya masing masing.Â
Hal ini selaras dengan kondisi saat ini dimana kita sedang berusaha untuk memulihkan kembali sektor ekonomi. Bahkan mungkin banyak dari mahasiswa yang terdampak oleh pandemi Covid-19 ini.
Selain itu penting juga untuk melakukan follow up atau pendampingan setelah melakukan pembekalan agar bisa monitoring dan melakukan evaluasi terhadap pembekalan yang akan dilaksanakan selanjutnya.
Jadi kesimpulan yang bisa diambil adalah Gerakan Mahasiswa tidak hanya dimaknai dengan melakukan advokasi maupun terjun langsung ke masyarakat, tetapi juga gerakan bersama-sama saling mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga mampu memberikan dampak positif yang membangun bagi masyarakat luas. Tidak dengan demo anarkis yang lebih banyak menimbulkan dampak negatif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H