Mohon tunggu...
David Pardamean
David Pardamean Mohon Tunggu... Dokter - David Pardamean

Dokter akupuntur

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tujuh Cara Mengatasi Kekakuan atau Spastisitas Otot Pasca Serangan Stroke

8 September 2021   22:05 Diperbarui: 8 September 2021   22:10 1378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kekakuan otot pasca stroke memang tak ayal menjadi momok yang sangat mengganggu pada penderita strokes seperti anda. Kekakuan otot ini terjadi akibat adanya kerusakan pada otak yang menyebabkan terganggunya sinyal antara otak dan otot akibat kerusakan pada otak pasca serangan stroke. Proses terjadinya spastisitas pasca stroke masih tidak terlalu dimengerti. 

Beberapa menduga dikarenakan putusnya hubungan impuls otak ke otot, maka medulla spinalis ( Saraf besar yang ada di tulang belakang) mengambil alih kontrol tonus otot yang menyebabkan spastisitas. Ada beberapa cara mengatasi kekakuan/spastisitas otot pasca stroke yang dapat anda coba.

Sampai saat ini tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan spastisitas/kekakuan otot pasca stroke, namun ada beberapa cara yang dapat membantu anda dalam mengurangi kekakuan pasca stroke.

Berikut adalah 7 cara yang dapat anda coba dalam mengatasi kekakuan/spastisitas otot pasca stroke:

  1. Mulailah melatih menghubungkan kembali otak dan otot anda

Kerusakan otak pasca stroke menyebabkan terjadinya putus/terganggunya impuls otak ke otot. Namun anda dapat melakukan “rewiring”, atau semacam menghubungkan ulang impuls otak dan otot berkat adanya sifat “neuroplastisitas dari otak manusia. Neuroplastisitas membentuk jembatan baru impuls/sinyal antara otak dan otot. Hal ini dapat dilakukan dengan berlatih.

2. Aktifkan neuroplastisitas dengan melakukan latihan repetisi/pengulangan

Cara terbaik mengaktifkan neuroplastisitas adalah dengan melakukan gerakan/latihan berulang secara terus menerus, misalkan berlatih mengetik, menulis, dan hal lainnya. Saat anda melakukan repetisi, anda sedang mengaktifkan neuron/sel saraf tertentu dalam otak yang membentuk jembatan antar saraf untuk mengirim sinyal spesifik yang anda latih. 

Semakin sering anda melakukan repetisi, maka semakin kuat jembatan antar neuron yang terbentuk, maka semakin baik sinyal antar saraf dapat berjalan, sehingga hubungan sinyal antara otak dan otot akan semakin sinkron. Hal inilah yang menjelaskan mengapa kebiasaan yang anda lakukan akhirnya menjadi “otomatis” dapat anda lakukan tanpa perlu berpikir keras, misalkan menyetir.

3. Lakukan Latihan Pasif Apabila Anda tidak dapat menggerakkan Lengan Anda Sama Sekali

Hal ini anda lakukan dengan menggunakan lengan yang sehat untuk menggerakkan/melatih lengan lengan yang kaku dengan gerakan gerakan latihan. Dengan cara seperti ini maka perlahan anda juga sedang mengaktifkan neuroplastisitas, walaupun akan membutuhkan waktu yang lama. Segera setelah lengan anda yang kaku memiliki pergerakan, lakukanlah tanpa bantuan lengan yang sehat.

4. Suntikan Botox (bukan solusi jangka panjang)

Suntikan botox untuk pasien spastisitas/kekakuan pasca stroke hanya boleh dilakukan untuk meredakan kekakuan sementara. Sebab botox hanya menyebabkan otot menjadi rlex sementara, namun begitu botox mulai hilang efeknya, maka kekakuan otot akan muncul kembali, karena akar masalahnya (otak) sama sekali tidak diterapi. 

Botox juga menyebabkan anda akan semakin sulit berlatih dikarenakan botox menyebabkan kelumpuhan sementara pada otot, sehingga justru menyebabkan neuroplastisitas tidak terjadi.

botox hanya bertahan 2-4 minggu dan setelah itu kekakuan otot akan muncul kembali, kecuali anda melakukan suntikan botox kembali.

5.Obat Muscle Relaxant

Obat muscle relaxant seperti diazepam dan phenytoine dapat membantu mengurangi spastisitas/kekakuan otot, namun sama seperti botox, terapi ini tidaklah dapat diandalkan untuk terapi jangka panjang, dan kurang bermanfaat apabila terus dilakukan. 

Hal ini disebabkan obat-obat muscle relaxant merilekskan seluruh otot tubuh sehingga walaupun kekakuan/spastisitas otot berkurang, namun anda akan merasa tidak bertenaga dan menyebabkan anda merasa malas untuk berlatih. Dampak jangka panjangnya anda akan mengalami perkembangan yang nihil/kurang signifikan akibat tidak adanya latihan repetisi/pengulangan.

6. Menggunakan Electro stimulator

Dalam beberapa riset ditemukan bahwa electric stimulasi pada lengan yang mengalami spastisitas/kekakuan pasca stroke akan membantu mengurangi kekakuan tersebut dan membantu mempercepat terbentuknya sinaps/jembatan antar saraf otak pada proses neuroplastisitas pada otak, sehingga dapat membantu memperbaiki neuroplastisitas pasca stroke.

Di klinik saya menggunakan akupuntur yang dikombinasi dengan electro stimulator, sehingga selain menstimulasi titik akupuntur, stimulasi elektrik juga akan membantu anda untuk terjadinya proses neuroplastisitas tersebut, yang tentu meningkatkan efektifitas terapi  kepada anda.

7. Zhu scalp akupuntur untuk menangani stroke

Setelah banyak riset yang membuktikan besarnya efek akupuntur pada pemulihan stroke, maka semakin banyak pusat rehabilitasi stroke di dunia menerapkan akupuntur sebagai metode terapi mereka. 

Profesor Ming Qing Zhu berhasil menemukan metode akupuntur di kepala yang sangat efektif dalam menangani berbagai masalah stroke, termasuk spastisitas/kekakuan pasca stroke. Sejak tahun 1970 sampai sekarang sudah lebih dari 48 tahun, beliau telah menggunakan scalp akupuntur dalam menangani stroke, dan mendapati hasil yang luar biasa.

Pada praktek saya sendiri, saya merasakan sekali bagaimana Zhu’s scalp akupuntur memiliki dampak yang besar dalam efektifitas terapi. Hal ini dikarenakan pasien terbanyak saya adalah penderita stroke, seperti anda misalnya. Sekarang saya merasakan betapa efektifnya Zhu’s Scalp akupuntur dalam mengangani gangguan neurologis pasca stroke.

Sejak mei 2018 sampai saya membuat tulisan ini, belum pernah saya menemukan pasien stroke yang saya terapi dengan Zhu’s scalp akupuntur yang tidak mengalami perubahan sama sekali, yang mana sering sekali saya alami sebelum saya mendalami Zhu’s Scalp Akupuntur.

Salam,

dr David Pardamean Sihotang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun