Mohon tunggu...
DAVID NEHEMIA
DAVID NEHEMIA Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi

mari saling berbagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Barnabas dan Paulus

28 Oktober 2024   13:54 Diperbarui: 28 Oktober 2024   14:02 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Paulus dan Teman-Teman

Di tengah malam yang gelap, sebuah keajaiban terjadi. Di penjara, Petrus sedang ditahan, dan gereja berdoa dengan sungguh-sungguh agar Tuhan membebaskan dia. Melalui kekuatan doa, Tuhan mengutus seorang malaikat untuk membebaskan Petrus. Ketika Petrus keluar, dia pergi ke rumah Maria, ibu Yohanes Markus, di mana jemaat berkumpul untuk berdoa.

Sementara itu, Barnabas, seorang penginjil yang penuh semangat, berperan penting dalam membangun gereja awal. Setelah mengetahui tentang kebangkitan Petrus, Barnabas kembali ke Yerusalem dan terus mendukung para rasul dan jemaat. Namun, ada satu hal yang menarik perhatiannya: mantan penganiaya Kristen, Saulus, yang kini dikenal sebagai Paulus, ingin terlibat dalam pelayanan.

Ketika Paulus kembali ke Yerusalem setelah pertobatannya, banyak orang merasa takut dan ragu untuk mendekatinya. Mereka masih ingat tentang kekerasan yang pernah ia lakukan terhadap para pengikut Kristus. Namun, Barnabas, dengan kasih dan keyakinan, memutuskan untuk bertindak. Dia menemui Paulus dan mengenalkannya kepada para rasul, berbicara tentang perubahan besar yang terjadi dalam hidupnya dan bagaimana Tuhan telah memanggilnya untuk melayani.

Barnabas mengajak Paulus untuk bergabung dalam perjalanan misi mereka. Dalam Kisah Para Rasul 13, ketika mereka diutus oleh gereja di Antiokhia, Barnabas yang lebih senior dengan penuh kerendahan hati memilih untuk memberi kesempatan kepada Paulus untuk memimpin. Dia menyadari bahwa Tuhan telah mempersiapkan Paulus untuk tugas besar ini.

Dalam perjalanan mereka, Barnabas memperkenalkan Paulus kepada berbagai komunitas, membagikan Injil kepada banyak orang. Di satu kota, saat mereka sedang berkhotbah, Paulus berdiri dan menyampaikan pesan yang penuh kuasa. Khotbahnya menggerakkan hati banyak orang, dan hasilnya, banyak jiwa diselamatkan.

Namun, meskipun Barnabas adalah seorang pemimpin yang lebih senior, ia tidak merasa terancam oleh keberhasilan Paulus. Sebaliknya, ia dengan tulus mendukung dan mendorongnya, menyadari bahwa kepemimpinan Paulus akan menguntungkan misi mereka bersama.

Seiring perjalanan mereka, muncul teman-teman baru yang bergabung, seperti Yohanes Markus, yang juga ingin berkontribusi dalam pelayanan. Bersama-sama, mereka berkeliling, memberitakan Injil, dan menghadapi berbagai tantangan. Di satu titik, ketika mereka sampai di Paphos, mereka bertemu seorang penyihir bernama Elymas yang mencoba menggagalkan pekerjaan mereka. Dalam situasi ini, Paulus menunjukkan keberaniannya, menegur Elymas dengan tegas. Barnabas dan teman-teman mendukung setiap langkah yang diambil Paulus, menyadari bahwa keberanian dan kepemimpinannya sangat penting untuk misi mereka.

Dengan tekad dan semangat yang kuat, Paulus dan teman-temannya terus melangkah maju, menjelajahi kota-kota baru, menyebarkan pesan kasih dan keselamatan Yesus Kristus. Ketika tantangan muncul, mereka saling mendukung dan menguatkan satu sama lain, membangun ikatan persahabatan yang kokoh. Barnabas, meskipun sering berada di bayang-bayang, merasa bangga melihat pertumbuhan dan keberhasilan Paulus.

Cerita ini mengajarkan kita bahwa dalam perjalanan iman, kita membutuhkan teman-teman yang siap mendukung dan saling mendorong. Kebesaran hati dan kerendahan hati dalam kepemimpinan, seperti yang ditunjukkan oleh Barnabas, serta keberanian dan semangat Paulus, adalah kunci untuk menyelesaikan misi yang Tuhan percayakan kepada kita. Dalam perjalanan mereka, Paulus dan teman-temannya membuktikan bahwa kerja sama dan saling menghargai adalah bagian penting dari pelayanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun