Mohon tunggu...
DAVID NEHEMIA
DAVID NEHEMIA Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi

mari saling berbagi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Yesus Juga Mengasihi Ahli Farisi

18 Oktober 2024   11:58 Diperbarui: 18 Oktober 2024   12:07 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Semua karena Anugerah-Nya

Yesus Kristus adalah pribadi yang penuh kasih dan kebenaran, dan sepanjang hidup-Nya, Ia menunjukkan sifat yang konsisten dalam berhubungan dengan manusia. Yang menarik, Yesus tidak pernah terlibat dalam perdebatan dengan agama lain. Ia tidak datang untuk menciptakan perpecahan, tetapi untuk membawa kabar baik, kasih, dan keselamatan bagi semua orang. Namun, ada satu kelompok yang sering menjadi perhatian khusus dari Yesus, yakni ahli Taurat dan orang Farisi. Bukan karena perbedaan agama, tetapi karena sikap mereka yang lebih mengutamakan aturan dan penampilan luar daripada hati yang murni di hadapan Tuhan.

Yesus sangat tegas terhadap ahli Taurat dan orang Farisi karena mereka menyesatkan banyak orang dengan ajaran yang hanya mengedepankan ritual tanpa makna sejati. Mereka sering kali dianggap suci di hadapan manusia, tetapi hati mereka jauh dari Tuhan. Mereka terjebak dalam keinginan untuk dipuji dan dihormati, bukannya mencari kehendak Allah yang sejati. Sepanjang pelayanan-Nya, Yesus tidak pernah suka bekerja sama dengan kelompok ini, sebab mereka menghambat kebenaran yang ingin Yesus bawa kepada dunia.

Namun, di tengah banyaknya ahli Taurat dan Farisi yang keras hati, ada dua tokoh yang mendapatkan anugerah dari Tuhan. Yang pertama adalah Nikodemus, seorang ahli Taurat yang datang kepada Yesus di malam hari. Dia mencari kebenaran yang lebih dalam, dan akhirnya mengenal Yesus sebagai Mesias. Nikodemus memiliki kerinduan untuk memahami lebih jauh, dan Tuhan menghargai kerendahan hatinya untuk belajar. Anugerah itu nyata dalam hidup Nikodemus ketika ia menunjukkan keberanian untuk membela Yesus setelah penyaliban-Nya.

Tokoh kedua, yang menerima anugerah terbesar, adalah Paulus. Dahulu, Paulus adalah seorang Farisi yang sangat gigih melawan para pengikut Yesus. Ia percaya bahwa dengan mengejar dan menindas mereka, ia sedang membela iman yang benar. Tetapi, dalam anugerah-Nya yang besar, Yesus berkenan menemui Paulus dalam perjalanan menuju Damaskus. Di sana, Paulus mengalami perjumpaan ilahi yang mengubah hidupnya selamanya. Dari seorang yang menjadi penganiaya, Paulus diubah menjadi rasul yang paling berpengaruh dalam menyebarkan Injil Kristus ke bangsa-bangsa bukan Yahudi.

Paulus tidak hanya menerima anugerah keselamatan, tetapi juga anugerah luar biasa untuk menulis banyak kitab dalam Perjanjian Baru. Melalui surat-suratnya, yang kini menjadi bagian penting dari Alkitab, Paulus terus membawa pengajaran yang membimbing umat Kristiani sepanjang zaman. Dengan kuasa Roh Kudus, ia membawa kabar Injil melampaui batasan bangsa dan agama, menjangkau orang-orang non-Yahudi, dan memperkenalkan mereka kepada kasih dan keselamatan Yesus Kristus.

Semua ini adalah bukti bahwa anugerah Tuhan bekerja dalam hidup siapa saja yang mau merendahkan diri dan membuka hati kepada-Nya. Nikodemus dan Paulus, meski berasal dari kelompok yang sama dengan orang-orang yang paling ditentang Yesus, pada akhirnya menerima anugerah untuk mengenal kebenaran. Kehidupan mereka diubah karena anugerah-Nya, dan hingga saat ini, dampaknya masih terasa dalam sejarah gereja dan kehidupan umat Kristiani di seluruh dunia.

Pada akhirnya, keselamatan dan karya yang kita terima bukanlah karena usaha manusia, tetapi semua karena anugerah-Nya. Hanya kasih karunia Tuhan yang bisa mengubah hati yang paling keras, memberikan pengampunan yang sejati, dan mempercayakan pelayanan besar kepada orang yang dianggap tidak layak oleh dunia. Seperti Paulus, kita pun dipanggil untuk bersaksi tentang kasih Yesus, membawa nama-Nya kepada siapa saja yang mau menerima anugerah yang sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun