Mohon tunggu...
DAVID NEHEMIA
DAVID NEHEMIA Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi

mari saling berbagi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Partai Politik sebagai Pasar

18 Oktober 2024   10:50 Diperbarui: 18 Oktober 2024   10:51 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pemilihan DPR pada tingkat daerah pemilihan (dapil) dan calon yang akan dipilih oleh rakyat, kita bisa menganalisis sistem politik menggunakan analogi pasar yang lebih spesifik. Sistem ini mencerminkan bagaimana partai-partai dan calon legislatif bersaing di berbagai dapil untuk mendapatkan suara rakyat. Mari kita analisis bagaimana jenis pasar ini dapat diterapkan dalam konteks pemilihan dapil dan calon DPR.

 1. Pasar Monopolistik dalam Pemilihan Daerah Pemilihan (Dapil)

Pada pemilihan DPR, setiap dapil memiliki sejumlah kursi yang diperebutkan oleh berbagai partai politik dan calon. Dalam dapil ini, partai politik bersaing dengan platform kebijakan yang berbeda-beda. Berikut adalah karakteristik yang menunjukkan bahwa pemilihan dapil dan calon beroperasi seperti pasar monopolistik:

- Banyak Calon dan Partai yang Bersaing: Dalam setiap dapil, terdapat banyak calon dari berbagai partai yang bersaing untuk mendapatkan kursi. Setiap partai memiliki calon yang membawa visi, misi, dan kebijakan yang sedikit berbeda dari calon partai lain, menciptakan "diferensiasi" dalam persaingan.

- Diferensiasi Calon: Meskipun calon yang bertarung di dapil semuanya berupaya untuk melayani masyarakat, setiap calon memiliki karakteristik, pengalaman, atau kebijakan yang berbeda. Misalnya, seorang calon mungkin menekankan pembangunan infrastruktur, sementara calon lain lebih fokus pada kebijakan pendidikan atau ekonomi. Ini mirip dengan perusahaan yang menawarkan produk berbeda untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

- Persaingan Gaya Pasar Monopolistik: Dalam pemilihan dapil, banyak calon bersaing tetapi tidak ada satu calon pun yang benar-benar menguasai pasar suara secara mutlak. Mereka harus bersaing dengan cara menawarkan program yang menarik pemilih, mirip dengan perusahaan dalam pasar monopolistik yang menawarkan produk dengan fitur berbeda untuk menarik pelanggan.

Contohnya:

- Di dapil tertentu, mungkin ada calon yang lebih populer karena latar belakangnya sebagai tokoh lokal atau perannya dalam pengembangan wilayah, sementara calon lain menawarkan program nasional yang besar, tetapi kurang relevan dengan kebutuhan lokal.

- Pemilih di dapil ini memilih berdasarkan preferensi terhadap calon yang kebijakannya paling sesuai dengan kebutuhan mereka, dan calon yang berhasil membedakan dirinya dari pesaing akan lebih menarik bagi pemilih.

 2. Pasar Oligopoli dalam Pemilihan Daerah Pemilihan (Dapil)

Namun, dalam banyak kasus, pemilihan di dapil juga bisa mencerminkan pasar oligopoli. Ini terjadi ketika hanya ada beberapa partai atau calon yang memiliki kekuatan dominan di dapil tertentu. Hal ini dapat dilihat dalam beberapa konteks berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun