Mohon tunggu...
DAVID NEHEMIA
DAVID NEHEMIA Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi

mari saling berbagi

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Drama Cinta Pengusaha dan Pemerintah

25 September 2024   11:47 Diperbarui: 25 September 2024   11:51 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Memahami Motivasi Perusahaan di Balik Tindakan Mereka dalam Kebijakan Upah Minimum

Pemerintah saat ini tengah gencar mendorong peningkatan kesejahteraan karyawan dengan menaikkan upah minimum. Kebijakan ini diambil demi merespon tuntutan publik yang menginginkan perbaikan taraf hidup. Namun, keputusan pemerintah ini kerap menimbulkan gesekan dengan perusahaan, yang terkadang enggan mengikuti regulasi tersebut. Pemahaman akan motivasi perusahaan dalam merespon kebijakan ini penting untuk menilai lebih objektif situasi yang terjadi.

 Resistensi Perusahaan terhadap Kenaikan Upah Minimum

Bagi perusahaan, kenaikan upah minimum bukanlah hal yang sederhana. Mereka seringkali melihat kebijakan ini sebagai beban tambahan yang bisa mengganggu stabilitas finansial, terutama bagi perusahaan yang sedang merugi. Ketika perusahaan dalam situasi sulit, mereka merasa memiliki alasan kuat untuk menunda penerapan kenaikan upah minimum. Alasan yang kerap dikemukakan adalah:

1. Tekanan Finansial: Jika perusahaan tidak memiliki cukup laba atau bahkan mengalami kerugian, menambah beban operasional dengan menaikkan upah dianggap tidak realistis. Dalam konteks ini, perusahaan melihat diri mereka sebagai korban dari kebijakan yang dianggap hanya menguntungkan pihak pekerja tanpa mempertimbangkan kondisi keuangan perusahaan.

2. Daya Saing dan Produktivitas: Perusahaan khawatir bahwa peningkatan upah yang tidak diimbangi dengan peningkatan produktivitas dapat menurunkan daya saing mereka, terutama di pasar global yang kompetitif.

Pandangan Pemerintah: Menyeimbangkan Kepentingan Pekerja dan Perusahaan

Di sisi lain, pemerintah memandang kenaikan upah minimum sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama bagi kelompok pekerja berpenghasilan rendah. Kenaikan upah dianggap dapat meningkatkan daya beli, menggerakkan perekonomian, dan mengurangi ketimpangan sosial. Namun, kritik muncul bahwa kebijakan ini sering kali dianggap mengorbankan perusahaan.

Pemerintah memang berupaya melakukan penyesuaian berdasarkan kondisi finansial perusahaan. Perusahaan yang mencatatkan laba besar akan didorong untuk segera menaikkan upah sesuai ketentuan. Sebaliknya, perusahaan yang merugi memiliki peluang untuk menunda kenaikan ini. Namun, dinamika ini tidak selalu berjalan mulus, dan sering kali direspon dengan tindakan drastis oleh perusahaan.

PHK sebagai Sinyal Perusahaan terhadap Kebijakan Pemerintah

Salah satu respon umum dari perusahaan ketika merasa tidak mampu menanggung kenaikan upah adalah dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. Badai PHK yang terjadi di beberapa sektor dianggap sebagai sinyal dari perusahaan untuk menekan pemerintah agar lebih realistis dalam membuat kebijakan. PHK memberikan pesan bahwa jika kebijakan ini terus dipaksakan, dampaknya akan lebih buruk bagi pekerja dan ekonomi secara keseluruhan.

Sayangnya, efek dari PHK justru memperparah kondisi. Daya beli masyarakat turun, terutama bagi kelompok ekonomi menengah yang terkena dampak langsung dari ketidakpastian pekerjaan. Pada saat yang sama, kelompok ekonomi atas cenderung menunggu dan melihat, melepaskan tanggung jawab dengan harapan pemerintah dapat segera menyelesaikan masalah ini.

Lingkaran Setan Ekonomi: Siapa yang Paling Terkena Dampak?

Ketidakpastian ini menciptakan lingkaran setan dalam perekonomian. PHK membuat daya beli masyarakat turun, yang pada akhirnya memperlambat perekonomian secara keseluruhan. Perusahaan mungkin berhasil mengurangi biaya operasional, tetapi daya beli yang rendah pada akhirnya akan mempengaruhi pendapatan mereka juga. Di sisi lain, pekerja yang terkena PHK atau yang terancam kehilangan pekerjaan menjadi korban utama dari situasi ini.

Lingkaran ini terus berulang jika tidak ada intervensi yang tepat, baik dari pemerintah maupun perusahaan. Tanpa kesepakatan yang jelas dan kebijakan yang lebih menyeluruh, masyarakat yang berada di lapisan bawah dan menengah akan terus menjadi korban dari drama yang tidak kunjung berakhir ini.

Kesimpulan

Memahami motivasi perusahaan di balik tindakan mereka terhadap kebijakan kenaikan upah minimum memberikan gambaran yang lebih luas dari sekedar pertarungan antara perusahaan dan pemerintah. Baik perusahaan maupun pemerintah harus mencari jalan tengah untuk menyeimbangkan kepentingan pekerja dan kondisi ekonomi perusahaan agar dampak negatif, seperti PHK dan penurunan daya beli, dapat diminimalisir. Pada akhirnya, masyarakatlah yang paling dirugikan jika kebijakan yang ada tidak mampu menciptakan stabilitas dan kesejahteraan bagi semua pihak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun