PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH TONGKOL JAGUNG PEDAGANG REBUS DAN RUMAH TANGGA SEBAGAI ENERGI TERBARUKAN DENGAN KARBONISASI
Oleh : Davit miptahul rezki
D1C222060
Dalam menghadapi tantangan semakin menipisnya cadangan energi fosil, diperlukan solusi alternatif yang inovatif dan ramah lingkungan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan limbah pertanian, seperti tongkol jagung, yang selama ini kurang dimanfaatkan secara optimal. Kelompok 3 telah mengusulkan sebuah proyek pembuatan biobriket dari limbah tongkol jagung, yang diharapkan menjadi alternatif bahan bakar terbarukan dan berkelanjutan.
Latar Belakang
Cadangan energi fosil di Indonesia terus berkurang, sementara kebutuhan energi meningkat akibat pertumbuhan populasi dan aktivitas industri. Selain itu, pembakaran bahan bakar fosil menjadi salah satu penyebab utama pemanasan global dan kerusakan lingkungan. Melimpahnya limbah tongkol jagung dari aktivitas rumah tangga maupun pedagang jagung rebus membuka peluang besar untuk mengolahnya menjadi bahan bakar alternatif yang efektif.
Proses Pembuatan Biobriket
Untuk melaksanakan proyek pembuatan biobriket dari limbah tongkol jagung, diperlukan sejumlah sumber daya yang mendukung prosesnya. Pertama, bahan baku utama berupa limbah tongkol jagung dapat diperoleh dari pedagang jagung rebus, rumah tangga, atau hasil pertanian, yang kemudian akan diolah menjadi arang. Selain itu, bahan perekat seperti tanah liat, tepung kanji, dan lem kayu diperlukan untuk mencampur arang sehingga menghasilkan biobriket yang padat dan berkualitas.
Proyek ini juga membutuhkan peralatan khusus, seperti tungku atau drum karbonisasi untuk proses pembakaran tongkol jagung menjadi arang, alat pencampur bahan, dan cetakan briket untuk membentuk campuran menjadi biobriket. Selain itu, keterlibatan sumber daya manusia sangat penting, mulai dari tim pelaksana yang bertanggung jawab atas proses karbonisasi, pencampuran, hingga pengujian kualitas, hingga mitra seperti komunitas petani dan pedagang untuk memastikan pasokan bahan baku tetap tersedia.
Proyek ini menggunakan proses karbonisasi untuk mengubah limbah tongkol jagung menjadi arang. Arang yang dihasilkan kemudian dicampur dengan bahan perekat seperti tanah liat, tepung kanji, atau lem kayu, sebelum dicetak menjadi briket. Berbagai komposisi perekat diuji untuk menghasilkan biobriket dengan kualitas terbaik dalam hal nilai kalor, kadar air, dan kadar abu.
Karbonisasi adalah proses penting dalam pembuatan biobriket yang bertujuan mengubah limbah tongkol jagung menjadi arang melalui pembakaran pada suhu tinggi dengan minim pasokan oksigen. Proses ini dilakukan untuk menghilangkan kandungan zat organik seperti air dan senyawa volatil, sehingga menghasilkan bahan bakar yang memiliki nilai kalor tinggi dan efisien
Tujuan Proyek
      1.     Mengurangi Polusi Lingkungan
Dengan mengolah limbah tongkol jagung, proyek ini mengurangi polusi yang disebabkan oleh pembakaran langsung limbah.
      2.     Menciptakan Sumber Energi Alternatif
Menghasilkan bahan bakar terbarukan sebagai alternatif minyak tanah dan elpiji, terutama bagi masyarakat pedesaan.
      3.     Meningkatkan Nilai Ekonomi Limbah
Limbah pertanian yang tidak bernilai ekonomis diubah menjadi produk bernilai jual.
      4.     Uji Kualitas Produk
Biobriket diuji untuk memastikan efisiensi dan ramah lingkungan melalui pengukuran kadar air, kadar abu, dan nilai kalor.
Dampak yang Diharapkan
Proyek ini sejalan dengan beberapa target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam aspek:
      *      Energi Bersih dan Terjangkau (SDG 7): Menghadirkan alternatif energi yang terjangkau dan berkelanjutan.
      *      konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab (SDG 12): membantu mengurangi volume sampah organic yang dibuang oleh pedagang dan rumah tangga
* Â Â Â Â Â Tindakan Terhadap Perubahan Iklim (SDG 13): Mengurangi emisi karbon melalui bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.
AnggaranÂ
Dari segi anggaran, diperlukan dana untuk pengadaan alat dan bahan, biaya operasional seperti transportasi limbah, pembelian perekat, hingga pengujian kualitas produk. Energi juga menjadi sumber daya penting, baik untuk proses karbonisasi yang memerlukan bahan bakar maupun untuk penggunaan listrik jika melibatkan mesin modern. Terakhir, keberhasilan proyek ini juga memerlukan kolaborasi dengan mitra, seperti organisasi lokal atau institusi akademis, untuk mendukung keberlanjutan proyek serta memastikan kualitas biobriket yang dihasilkan sesuai dengan standar energi terbarukan. Berikut berupa anggaran pada proyek pembuatan biobriket:
- Biaya investasi awal
No
Barang/Jasa
Qty
Harga per unit
total
1
Mesin Pencetak Briket
1
2.000.000
2.000.000
2
Mesin Penggiling Tongkol
1
2.000.000
2.000.000
3
Tong Pembuat Arang
1
1.500.000
1.500.000
- Biaya Operasional
No
Barang/Jasa
Qty
Harga per unit
total
1
Limbah Tongkol
450Kg/bulan
5.000
2.250.000
2
Tepung Tapioka
1Kg
15.000
15.000
3
Air
1,5 liter
7.000
7.000
4
Bahan Bakar
1
100.000
100.000
5
Kemasan
-
50.000
50.000
Kesimpulan
Proyek pembuatan biobriket dari limbah tongkol jagung tidak hanya memberikan solusi atas permasalahan energi tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Dengan pengembangan lebih lanjut, biobriket dapat menjadi alternatif bahan bakar yang efisien, murah, dan ramah lingkungan untuk digunakan secara luas di masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H